Statistisi

-12- Sekali MERDEKA Tetap MERDEKA!!!

Thursday, September 29, 2011



Saoedara-saoedara,
Di dalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa ra’jat Indonesia di Soerabaja
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,
Pemoeda-pemoeda dari seluruh Soematera,
Pemoeda Atjeh, Pemoeda Tapanoeli & Seloeroeh Pemoeda Indonesia jang ada di Surabaja ini,
…………
Dan Oentoek kita, Saodara-saoedara, lebih baik kita hantjoer lebour daripada tidak merdeka
Sembojan kita tetap: MERDEKA ataoe MATI
……….
Allohu Akbar…! Allohu Akbar….! Allohu Akbar…..!
MERDEKA!!!
(Orasi Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 yang menjadi cikal bakal pertempuran 10 November di Surabaya melawan Penjajahan Inggris) 



             Ya, Dahulu, kita memiliki sosok pemimpin-pemimpin negeri gagah berani, pemberi motivasi, pembentuk karakter sekaligus pemersatu. Dahulu, hanya dengan mendengarkan teriakan-teriakan mereka melalui radio, tumbuhlah rasa nasionalisme di setiap jiwa rakyat, tumbuhlah sebuah keberanian, sekaligus mental pejuang. Dahulu, demi mendengar sebuah perkataan dari pemimpinnya, rakyat berbondong-bondong pergi, mendengarkan dengan seksama, tanpa melewatkan satu kalimatpun. Pemimpin kita di hari itu, telah menjadikan setiap rakyatnya menjadi rakyat yang penuh dengan harap dan impian akan masa depan. Pemimpin kita di hari itu, berani mati, mengorbankan segenap jiwa dan raga, darah dan air mata, demi kemerdekaan bagi rakyatnya, demi kemajuan bangsa dan negaranya.


       
              Setelah lebih dari setengah abad merdeka, kita mulai sedikit demi sedikit kehilangan sosok pemimpin untuk di teladani. Berapa banyak pemimpin negeri yang berbicara, sedang rakyatnya tertidur dengan lelap, berapa banyak pemimpin yang muncul ditelevisi, sedang rakyat segera mengganti chanel televisi dan lebih asyik menonton sinetron kesayangannya. Dahulu, pemimpin negeri banyak yang masuk bui karena membela rakyatnya, sekarang pemimpin kita banyak yang masuk bui karena menghianati kepercayaan rakyatnya. Pemimpin tidak lagi memimpin dengan hati, pemimpin berdiri dengan teriakan-teriakan lantang, janji-janji sebab rakus akan jabatan dan harta. Mental pejuang rakyat tergadaikan, rakyat kini bermental miskin.  Akuilah, jika kini mental sebagian besar rakyat kita mental miskin, tidak hanya bermakna miskin secara harta, tapi juga miskin jiwa, miskin nurani, miskin akhlak, dan semakin banyak rakyat yang bangga dan berbondong-bondong ingin dicatat dan diberi sebutan “rakyat miskin”.

            Setiap satu tahun sekali, kemerdekaan ini kita peringati, tapi tidak pernah kita ingat makna kemerdekaan secara hakikat. Kita memang telah MERDEKA, merdeka secara tempat. Tapi kita sejatinya telah banyak kehilangan. Kita kehilangan sosok pemimpin, kita kehilangan sosok pemuda taat, kita kehilangan rakyat yang bermental pejuang, kita kehilangan jati diri, dan kita terlampau bangga dengan mengikut budaya dan tabiat penjajah.

           Hari ini, kembali kita mengenangnya, 66 tahun Kemerdekaan, 68 tahun jika dihitung menggunakan kalender hijriah. Pada tanggal yang sama dengan tanggal awal mulanya, 17 Ramadhan, mengingatkan kita bahwa semua kemerdekaan dan kemenangan bukanlah kebetulan semata. Kita diberi MERDEKA di saat bulan penuh kebaikan, di saat doa diijabah, di saat pahala melimpah. Kita diberi MERDEKA di bulan diturunkannya tuntunan, pedoman, petunjuk yang nyata……jika kita ingin terus berjuang, berjuang demi KEMERDEKAAN hakiki negeri ini….jika kita ingin sekali MERDEKA tetap MERDEKA….

Iqro’….. bacalah……



Tanjung selor Kota Ibadah, 17 Ramadhan 1432 H
Bertepatan dengan 17 Agustus 2011, hari kemerdekaan.

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar