Bismillahirrahmanirrahim
Terima kasih buat semua yang udah menyemangati: Dek Emi, Bulek Nis, Neng Aad. :)
Kemarin dapat beberapa curhatan yang senasib, punya hutang puasa banyak karena hamil dan menyusui. Ya sama, saya juga awalnya enggak optimis bisa mengganti, ya gimana ya, ngelihat "keganasan" bocah-bocah dalam perkara menyusui. 😆 Mereka tuh tipe apapun aktivitasnya, yang penting nyusu. Mau makan nyusu, udah makan nyusu, habis mandi nyusu, tidur pun sambil nyusu. 😁
Baca juga: Cerita Kehamilan Si Kembar
Tapi saya kebayang, udah mau dekat Ramadan, hutang masih 30 saja. Takut pas nanti bulan puasa, nambah hutang 😢. Khawatir juga kelar menyusui, eh hamil lagi. 😂
Baca juga: Trik Menyusui Bayi Kembar Saat Traveling
Namanya hutang ya hutang, kudu dibayar. Temen kita ngutang ke kita gak bayar-bayar aja kita kezel, padahal dia udah bisa beli mobil, perhiasan dan rumah mewah. 😁 Gimana kita di hadapan Allah, padahal di mata Allah, kita ini waktu luangnya banyak, udah dikasih rezeki melimpah ruah tumpah-tumpah lagi. 😥
Trus ada yang nasihatin, "kalau Allah sudah perintahkan, pasti sudah diukur tubuhnya mampu." Waw dalem banget, ngena!. 😭
Belajar lagilah saya, baca-baca lagi kan saya. Ternyata manfaat puasa bagi bumil dan busui sama dengan orang yang tidak hamil dan menyusui. Tapi kan kalau puasa sembari menyusui bikin lemes? Iyaap beneeer.
Yakinlah, jika Allah sudah menyatakan ibu hamil dan menyusui wajib mengganti puasa Ramadan yang terlewati, berarti ada kandungan manfaat luar biasa di dalamnya. Kalau membawa mudarat, pasti sudah dilarang.
Faktanya, puasa tidak memengaruhi produksi ASI lo!. Iya sama, ini saya juga mikir, kok bisa ya? 😅 karena di hari tidak berpuasa, saya minumnya (((ranggas))) beut, bisa 4-5 liter sehari, haha. 😁 Dan ya kan kita tahu sama tahu, kalau bahan baku utama ASI itu ya AIR.
Makronutrien ibu masih terjaga, dia tetap baik-baik saja. Mikronutriennya terpengaruhi tapi dalam dosis yang sangaaaat kecil, tidak signifikan, begitu kata jurnal.
Trus pada minta saya ngereview rasanya puasa sembari menyusui dua bayi. Aw aw. 🙈
Jadi gimana rasanya berpuasa sembari menyusui dua bayi? 😆
Subhanallah, lemeeess shaay 😁, lemes dan pusingnya udah dari prosesi menyusui sesi pertama yang habis Subuh, haha 😂. Enam belas kali sesi menyusui selama puasa, ditambah WFO ngantor, rasanyaaa subhanallah 😁😆. Gak tanggung-tanggung ya pemirsa, 16 sesi. Itu belum sesi malam. :)
Sebenarnya dalam sehari itu bisa delapan kali sesi menyusui, satu sesi durasi 15-30 menit. Nah bocah-bocah sejak usia empat bulanan udah enggak demen nyusu tandem (barengan), jadilah saya menyusui satu-satu. Delapan kali dua bayi, enam belas kali. 😁
Terseru itu di jam menyusui malam. Satu sesi bisa 30 menit sampai satu jam. 🙀 Karena selama itu, nyaris enggak bisa berkutik, maraton menyusui gantian dua bayi kanan kiri sampaaaaai pagi. Makanya pagi itu suka kerasa lemes tak bertenaga. 🙈
Trus gimana pas lagi lemes-lemesnya puasa tadi? Dikuat-kuatin, eh alhamdulillah KUAT dong sampai bedug. 👏👏👏
Lemes di hari pertama karena ya biasa, tubuh kita adaptasi. Hari puasa berikutnya, udah sama aja kayak lemes-lemesnya puasa. Sudah enggak begitu kerasa, lebih lantjar lantjur alhamdulillah.
Setelah dirasai puasanya, oalah ternyata yo biasa saja, enggak sampai bikin pingsan juga, haha.
Mbayar puasa itu yang berat bukan puasanya, tetapi niat MEMULAINYA. Pikiran udah cemacem saja, anggaplah itu godaan dari syaithan yang terkutuk. 😅
Betul nasihat bulek saya ternyata, "Kalau Allah sudah perintahkan, pasti tubuhnya mampu."
Oh ya, ada beberapa hal terkait puasa sembari menyusui ini yang ingin saya garis bawahi:
- Menyusui bayi kembar sama saja dengan menyusui dua anak yang berdekatan jaraknya.
- Perhatikan asupan gizi saat sahur dan berbuka. Saya rutin makan kurma, madu, minyak zaitun, air kelapa muda, sejak sebelum hamil.
- Saya mulai berpuasa saat usia bayi masuk MPASI. Pertimbangkan kembali jika usia bayi masih ASI Eksklusif karena bayi menyusuinya masih sangat kuat dan sangat bergantung pada ibunya .
- Puasa yang saya lakukan ialah puasa qadha. Berbeda dengan Ramadan yang tidak ada jeda, puasa qadha punya kele luasaan waktu. Saya berpuasa di hari Senin dan Kamis. Pertimbangkan kembali jika nanti kita ingin berpuasa saat Ramadan. Jika tidak kuat dan berpengaruh terhadap bayi, lebih baik ambil ruksoh berbuka, atau mencoba berpuasa dengan selingan hari berbuka (ikut berpuasa namun tidak berturut-turut).
- Ada yang berpendapat tunda dulu bayar puasanya sampai selesai masa menyusui. Ya namanya pendapat tidak ada salah-benar. Tapi dari saya pribadi, namanya hutang segeralah bayar, lekas ditunaikan, agar hidup kita tenteram. Percaya pada Allah, bayi tetap sehat baik-baik saja. 😊
Namun demikian, semua tergantung kondisi kesehatan ibu dan bayi. Pertimbangkan semuanya dengan baik dan bijak. Kuatkan tekad, kokohkan niat berpuasanya, insyaallah semuanya bisa sukses dilakukan.
Jadi, yuk nyicil puasa qadha bareng yuk. 😉