Bismillahirrahmanirrahim.
September, 2021.
Celoteh terakhir di blog ini (sebelum akhirnya hiatus hingga hampir satu tahun lamanya) pada postingan 'Berjeda' di mana saat itu saya berencana mengambil cuti kerja, berakhir dengan 'cuti yang tertunda' hingga saat melahirkan tiba. 😊
Sebelum rencana cuti itu terealisasi, saya mulai merasakan tidak enak badan. Rasanya seperti sedang merasakan haid tapi kenyataannya saya sedang tidak haid. 🥲
Nyeri diiringi tanda-tanda yang sudah saya hafal bertahun-tahun karena saya mengalami endometriosis akut plus adenomiosis.
Baca juga: Endometriosis dan Bagaimana Agar Kita Dapat Berdamai Dengannya
Saya, yang ketika itu baru saja mendapatkan haid bebas nyeri selama 5 bulan terakhir setelah prosesi hamil, melahirkan dan menyusui dua bayi kembar, sempat memiliki prasangka 'kurang baik' ke Allah. 😥
"Ya Allah, datang lagi? mengapa saya? padahal saya sudah jaga makan minum, pola hidup sehat, kenapa saya masih merasakan ini? kenapa yang lain yang makannya serampangan, malah baik-baik saja?"🙈 astaghfirullah, sedang agak kacau sepertinya pikiran saya saat itu, terpicu pengaruh hormon.
Namun saya juga mulai curiga, mengapa badan rasanya tidak enak, tapi haid tidak kunjung tiba.
Lantas saya memberanikan diri untuk melakukan tes urine (sebab waktu itu suami sudah merencanakan cuti kami). Saya sampaikan ke suami, "sebentar, tes dulu ya sebelum ngajuin cuti."
Masyaallah alhamdulillah, sesuatu di luar dugaan terjadi. Hasil testpacknya positif 😠(MahaBesar Allah dengan segala kuasaNya).
Untuk lebih meyakinkan, saya sempat melakukan tes beberapa kali di hari yang berbeda. Hasilnya semakin jelas dan terang. POSITIF.
"Kak, batalkan cutinya. Sepertinya aku hamil," bergetar bibir ini saat saya menyampaikan kabar ini ke suami.
(Cuti yang sekiranya akan kami gunakan untuk pulang berkunjung ke rumah orang tua dan mertua, kami batalkan mengingat jauhnya perjalanan serta musim covid yang masih mewarnai. Pembatalan juga dilakukan dalam rangka menjaga kehamilan yang terhitung masih usia muda. Alhamdulillah, ibu mertua juga mendukung, dan meminta kami lebih banyak berdiam saja di rumah.)
Luar biasa kasih sayang Allah kepada kami, hamba-hamba yang dhoif ini. ðŸ˜
Lalu, perjalanan hamil dimulailah. ~
Diwarnai Indikasi Blighted Ovum
Kurang lebih dua bulan kehamilan awal, rasanya seperti tidak hamil. Saya masih tetap energik, tidak ada mual muntah, saya bahkan bisa makan dan minum dengan lahap, aktivitas juga seperti biasa. Sampai-sampai khadimat yang membantu mengasuh Duo Al terheran,
"Ibu hamilnya enak banget ya, enggak mabuk."
Jika mengenang kehamilan Si Kembar dengan riwayat Hiperemesis (mual muntah berlebihan), saya merasa bersyukur dengan kehamilan kali ini. Tapi ...
Baca juga: Menjalani Hiperemesis Dengan Bahagia
Sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi. Memasuki awal bulan ketiga, di pemeriksaan kedua, dokter mulai curiga pada hasil USG.
"Ibu, ini hanya kelihatan kantung janinnya saja, tidak ada apa-apa di dalamnya. Harusnya untuk usia sekarang, sudah terlihat janin di dalamnya."
Saya juga menyaksikan sendiri, benar-benar hanya kantung janin, tidak ada isi. Dokter waktu itu menganalisa kemungkinan saya hamil kosong (blighted ovum). Kami pun diberi waktu kurang lebih dua Minggu untuk melihat perkembangan janin, jika tetap kosong maka akan dilakukan kuretase.
Perih! Patah! Nangis jugalah pasti! Kemudian bangkit lagi. Haha 😆 demikianlah hidup ya kan! ðŸ¤.
Membangun kembali keyakinan pada Allah, menguatkan ikhtiar langit-bumi. Buka-baca-nonton (gugling) pengalaman mereka yang divonis BO namun atas izin Allah ternyata janin berkembang.
Beberapa saran saya ikuti, sembari terus mengencangkan doa. Biiznillah, janin berkembang. 🥺 Ajaib sekali! Kantung kehamilan yang waktu itu kosong, tiba-tiba ada isi, terlihat janin di dalamnya dengan kondisi sehat wal afiat. Allahu Akbar!.
Persis sebelum cek USG dan terlihat adanya janin, saya mulai merasakan mual muntah (emesis) selayaknya ibu hamil. Jadi entahlah kesimpulannya, emesis itu berkah 🙈. Saya ingat kata dokter waktu hamil Si Kembar, "justeru kalau ibu merasakan mual dan muntah, itu tandanya bayi ibu sehat, berkembang dengan baik".
Tapi ingat ya gais, mual muntah yang berlebihan itu tetap tidak baik dan tidak normal!. 😀
Juni, 2022
Masa-masa penantian kelahiran putri Salihah menjadi sebuah pengalaman mewah yang tidak akan terlupa. Alhamdulillah, biiznillah lahir dengan lembut sehat selamat pada 06 Juni 2022 melalui cara persalinan pervaginam (VBAC) di RS Hermina Balikpapan.
Kisah persalinan sudah saya tuliskan di postingan tersendiri di sini:
Terlahir Kembali
Jika ada hal yang ingin selalu diulang seperti perasaan rindu berulang pada baitullah, 🥺 buat saya, ialah merasakan proses hamil hingga persalinan, menyusui, dan segala yang berkaitan dengan hadirnya seorang anak.
Masyaallah, rasanya seperti TERLAHIR KEMBALI. Menjadi manusia dengan sosok yang baru.