Review

-4- Mengenal Imam 5 Madzhab

Thursday, September 08, 2011


“Alloh Robb-ku, aku tidak menginginkan selain-Nya
Apakah dalam wujud ini ada hakekat selain Dia
Burung Bertasbih kepada-Nya, sementara binatang liar mengagungkan-Nya
Ombak membesarkan-Nya, dan hiu bermunajat kepada-Nya
Semut di bawah karang yang bisu mensucikan-Nya
Sementara lebah mengucapkan tahmid di sarangnya
Sementara manusia bermaksiat kepada-Nya, tapi dia menutup (aib) mereka
Dan hamba lupa, namun Alloh tak pernah melupakan-nya.”
(syair Imam Syafii).



Inilah waktu utama. Emas terberat karatnya, tanaman yang paling unggul bibitnya, lahan yang paling subur tanahnya. Telah Alloh peruntukkan bagi mereka yang terjaga, dari buaian malam yang memikat. Waktu dimana malaikat berbondong2 turun dari langit untuk mengaminkan tangan2 menengadah, wajah tertunduk, dan pelupuh yang basah. Inilah waktu ketika Alloh meninggikan sebagian hambanya dikarenakan terangnya lilin himmah, himmatul aliyah menuju kesempurnaan pengetahuan. Maka subhanalloh, tiada lain….Subhanalloh, maha suci Alloh yang telah menciptakan dunia beserta isinya. Subhanalloh, maha suci Alloh yang telah menganugerahkan generasi-generasi mukhlisin sepanjang zaman, yang menghiasi hidupnya penuh waro’, bergelimang kezuhudan, berakhlak mulia, serta kemuliaan ilmu. Berabad-abad lalu Alloh menurunkan sebuah generasi terbaik agar menjadi pelajaran bagi umat di belakangnya, Maka subhanalloh, tiada lain…. Subhanalloh, tiada lain ucapan kekaguman selain menyebut Asma-Nya yang pantas untuk menyanjungnya, dalam kesima yang luar biasa hebatnya, dan dalam pengaruh perjalanannya yang adidaya, biarkan tinta-tinta ini terus mengalir agar terserabutlah semua akar kekaguman dari liangnya…


Demi Alloh,
Bukankah satu tetes tinta seharga darah syuhada?
Maka berbahagialah wahai jiwa yang tajam penanya
Sebab demikianlah Alloh menurunkannya Kepada kita
Lewat kata
Yang termaktub dalam keagungan Ayatnya yang terjaga…

Namanya Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit bin An-Nu’man bin Al-Marziban, beliau adalah pendahulu Imam Madzhab yang 4 yang kemudian hari dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Lisannya basah akan cahaya alquran, seorang perawi menyebutkan ia terbiasa menghatamkan Alquran 60 kali pada bulan romadhon, pioner penulis ilmu fikih, beliau secara sistematis membagi ilmu fiqh ke dalam bab-bab sehingga dapat dengan mudah dimengerti. Meski tidak ditulis langsung oleh beliau, beliau adalah salah satu ulama yang paling banyak hafalan haditsnya, dan sangat baik kualitas pemahaman dan wawasannya serta sangat ketat dalam meneliti hadits. Buku-buku karangannya adalah apa yang ditulis oleh murid-muridnya lalu mereka membacakannya di depan Abu Hanifah, kemudian beliau memberi catatan, koreksi hingga persetujuan.
“Kunjungilah orang yang datang mengunjungimu..”
Sepotong kalimat diatas adalah cuplikan dari wasiat emasnya untuk salah seorang muridnya yang bernama Yusuf ketika hendak kembali ke Basrah. Abu Hanifah juga dikenal akan kecerdasannya, karena itu kadangkala ada saja yang datang padanya untuk menguji kecerdasannya. Abu Hanifah berasal dari keluarga pedagang, maka tak heran jika di kemudian hari sang Imam ini juga pandai berdagang. Dalam keseharian bisnisnya, beliau begitu menjaga kejujuran dan kehalalan keuntungan yang diperoleh.

“sesungguhnya Alloh tidak mencabut ilmu dengan menariknya dari manusia, namun dengan cara mewafatkan ulama”

Sepeninggal Imam Abu Hanifah, Alloh yang maha pemurah menganugrahkan limpahan rohmatnya untuk sekalian manusia melalui Imam Malik bin Anas. Ia adalah salah satu murid syaikh Rabiah yang terkenal paling cepat dalam menghafal. Beliau juga merupakan murid dari Imam Abu Hanifah. Selain itu beliau juga rajin mencatat, sehingga ia pun berucap, “Disaat banyak hafalan orang telah lenyap, sementara tidak ada satu pengetahuanpun yang saya simpan lalu aku lupa”. Imam Malik termasuk Imam yang produktif menulis. Tak hanya pandai berceramah, beliau juga telah berhasil mengasah ketajaman penanya, hingga lahirlah ‘Al-Muwaththa’ yang sangat terkenal karena di dalamnya terkumpul hampir sepuluh ribu hadits yang terseleksi dan disetujui. Dalam buku ini, Imam Malik menghimpun berbagai hadits Rosululloh, perkataan sahabat serta tabi’in. Buku ini juga termasuk buku pertama dalam bidang fikih dan hadits, tersebar ke seluruh dunia islam dan dipelajari oleh umat islam generasi ke generasi. Buku yang sangat berharga ini akhirnya dinisbatkan sebagai buku yang paling valid setelah Alquran.

Tidak ada tempat bagi orang-orang cerdas dan beradab untuk beristirahat,
Maka tinggalkan kampung halaman dan merantaulah
Merantaulah! Engkau pasti akan mendapatkan ganti atas apa yang engkau tinggalkan
Dan gantilah pekerjaan dengan yang baru
Karena kelezatan hidup ada dalam pekerjaan baru
Aku melihat bahwa air yang menggenang itu akan merusak
Jika air itu mengalir maka akan baik
Sementara jika dia menggenang akan rusak
(syair Imam Syafii)


Sungguh, ia sangat pandai meliukkan penanya menjadi tarian syair nan indah di atas kertas. Begitu banyak syair yang telah dihafalnya menjadikannya seorang sastrawan yang piawai. Dalam lirik syair yang dituliskannya, betapa kita mafhum jika pemilik tangan puitis itu termasuk orang yang gemar berpetualang. Tentu bukan untuk suatu tujuan dunia yang amat fana, ia bahkan rela hidup dalam kefakiran dan menempuh perjalanan jauh untuk menggapai cita-citanya yang mulia, rindunya yang tertahan dalam hamparan padang, tiada lain satu tujuannya, mencari ilmu. Di usianya yang ke tujuh, ia telah berhasil menghafal Alquran, ia juga telah menghafal banyak syair-syait dan matan ilmu bahasa. Tingkat kemampuan menghafalnya luar biasa, hingga jika dia membuka buku dan ingin menghafal halaman perhalaman buku tersebut, ia berusaha menutupi halaman sebelahnya karena takut jika pandangannya tertuju pada halaman itu, lalu ikut terhafalkan. Azzamnya begitu kuat, asanya begitu tinggi, hingga di usianya yang ke lima belas ia telah diberi kehormatan untuk memberikan fatwa. Di usianya yang ke duapuluh, ia juga telah meriwayatkan hadits .

Ialah salah seorang murid Imam Malik yang bernama Muhammad As-Syafii, beliau adalah Imam ke 3 setelah Imam Malik. Peninggalannya yang sangat berharga adalah kitab-kitab ushul fikih pertama yang menjadi rujukan para pengikut madzhab lain yang mengambil ilmu. Imam Asy-Syafii menuliskan buku barunya dalam 20 jilid, ia mengajarkan madzhabnya di Masjid Amru bin Ash Rodhiyallohu Anhu. Kitabnya yang bernama Al-Umm telah diterbitkan beberapa kali, selain itu Asy Syafii juga memiliki buku yang menghimpun puisi yang cukup besar, yang telah di cetak beberapa kali.


Jika saya jatuh cinta pada Imam Syafii karena getaran syair-syairnya dan kesenangannya dalam berpetualang -siru fil ardh- untuk mencari ilmu, maka saya merasa sangat takzim pada sosok yang diberi sebaik2 kemuliaan karena telah banyak menyerap ilmu dari ketiga madzhab sebelumnya. Beliau juga termasuk sosok yang banyak terpengaruh oleh pendapat-pendapat Imam Asy-Syafii, penghormatannya kepada Imam Asy-Syafii sampai pada tahap bahwa beliau enggan untuk menuliskan fikih semua syaiknya dalam satu kitab kecuali fikih Asy-Syafii. Dialah Imam Ahmad bin Hambal. Imam ahmad dikenal sebagai sosok yang tawadhu hingga ia tidak pernah duduk di atas kursi ilmu untuk mengajarkan ilmunya kepada seseorang kecuali setelah dia mencapai usia empat puluh tahun. Beliau juga adalah salah seorang yang kagum terhadap Ibnu Mubarok, kagum akan kepribadian, kefakihan, keilmuan dan tindak tanduknya di masyarakat. Imam Ahmad adalah potret dari 3 Imam yang mana dalam majlis ilmunya adalah Al-Quran dan tafsirnya, As-Sunnah juga atsar para sahabat. Beliaulah juga yang melahirkan sosok-sosok besar Syaikhul Islam Ahmad bin Taimiyah, Ibnul Qayyim Al-jauziah, Muhammad bin Ali Asy-Syaukani. Meskipun beliau menganggap tidak perlu menulis buku dan melarang menuliskan ucapannya dan berbagai masalah yang di jawabnya, akan tetapi banyak karya2 yang di nukil dari beliau yang menjadi peninggalannya, kesemuanya mencapai lebih dari tiga ratus buku.

Dan diantara keempat madzhab yang telah biasa kita ketahui tersebut, terdapatlah 1 Madzhab yang baru saya ketahui di kemudian. Madzhab ini dibawa oleh Ibnu Hazm yang sangat zuhud terhadap segala sesuatu. Madzhab ini bernama madzhab Dzohiriah, yang mana memaknai alquran dan hadits sesuai dengan teksnya (dhohir). Beliau terkenal sebagai sosok alim yang menggabungkan berbagai ilmu. Beliau adalah seorang penulis juga sastrawan, karyanya berupa ensiklopedi fikih yang terkenal dalam khazanah fikih Zhohiriah bernama “Al-Muhalla”. Ilmu filsafat serta logikanya juga mendalam dan berani. Ibnu Hazm menyalahkan Aristoteles dalam logikanya dan dia pun mempunyai metode sendiri dalam logika yang berbeda dengan metodologi Aristoteles.

“Wahai yang disana! Pemilik hati yang bersedih, yang sedang tertawa, berapa banyak air mataku yang berjatuhan dan pipi yang membekas.
Semoga Alloh memaafkanku pada hari dimana aku pergi
dengan meninggalkan keluarga,
pergi dalam perut liang lahat.
Aku meninggalkan kebahagiaan yang sudah kurasakan. Aku akan bertemu dengan yang selalu memikatku di sepanjang hidupku.
Itulah tempat istirahatku jika bekalku diterima. Alangkah letih dan lelahnya aku, jika aku tidak memiliki bekal”
(perkataan Ibnu Hazm menjelang kematiannya,,)

*****
Tanjung Selor Kota Ibadah
Lewat tengah malam,
Saya ilustrasikan kembali berdasarkan sebuah buku “Sepuluh Imam Besar”

*semoga bermanfaat*

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar