Endometriosis

-321- Endomestriosis dan Bagaimana Agar Kita Bisa Berdamai Dengannya (2)

Sunday, January 06, 2019


Bismillahirrahmanirrahim. 


Alhamdulillah bisa melanjutkan kisah ini lagi. *Tarik nafas dulu*. 


Saya nulis postingan pertama kemarin dengan linangan air mata, karena rasanya seperti membuka kembali luka-luka lama. :). Tidak mudah menuliskannya, karena selama ini saya menyimpannya, dan hanya kami berdua (saya dan suami) yang tahu bagaimana menjalani prosesnya. Setelah bertahun-tahun menjalani, saya baru tahu apa yang terjadi dengan saya. 

Video sangat singkat di bawah ini, bisa memberikan gambaran yang sangat baik bagaimana endometriosis dan perasaan penderita. Gejala sakitnya juga sebenarnya tidak hanya melulu tentang "nyeri haid" saja. Kebetulan yang saya alami adalah "nyeri hebat saat haid". Jadi yang saya ceritakan keseluruhan tentang endometriosis saya adalah berhubungan dengan siklus haid. 

Silakan di simak dulu ya videonya. :)


Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, saya tidak pernah menceritakan bagaimana sakitnya, karena saya merasa malu mengatakannya. Karena bagi semua orang (juga pada umumnya perempuan) sakit saat menstruasi itu normal, padahal TIDAK SELALU NORMAL. 

Pada postingan sebelum ini: (semoga teman-teman sudah membacanya ya, karena prakata tentang apa itu endometriosis dan sedikit apa yang terjadi pada saya, sudah saya ceritakan di sana :).)


Endometriosis dan Bagaimana Agar Kita Bisa Berdamai Dengannya (1)


Di sana saya menceritakan bahwa sampai saat ini, gejala, penyebab dari Endometriosis belum dapat diketahui secara pasti. Deteksi dini (skrining) juga tidak tersedia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mendeteksi bawaan gejalanya, yang terjadi pada saya, yakni sakit berlebihan saat menstruasi. Atau mengenali akibat yang paling tidak diinginkannya, yakni infertilitas. 

Bagaimana sakit berlebihan itu? ini yang berbeda kadarnya pada setiap perempuan. Sakitnya saya, mungkin akan berbeda dengan sakit pada pasien endometriosis lainnya. Mungkin saya dapat membantu mendefinisikannya dengan: jika sakit itu benar-benar mengganggu aktivitas dan nyeri hebatnya tidak tertahankan. Jika sudah merasakan hal seperti itu, segera periksakan diri, jangan ditunda. 

Karena, setiap kita, setiap perempuan, harus mau peduli. Tidak satupun, yang benar-benar bisa PEDULI pada diri kita, KECUALI DIRI KITA SENDIRI. Terutama untuk KESEHATAN REPRODUKSI. Jangan ragu! jika merasa ada sesuatu yang terjadi pada jadwal menstruasi, nyeri haid atau semacamnya, segera datang ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan diri. 

Kemudian, tidak selalu nyeri haid itu berarti endometriosis. Perlu penegakan diagnosis yang panjang. Pun, jenis endometriosis bermacam-macam. Kasusnya tidak selalu sama untuk setiap perempuan. Sebelum benar-benar ada diagnosa yang pasti bahwa itu endometriosis, masih ada kemungkinan penyembuhan untuk menuju sehat. :)

Jadi bagaimana, agar kita bisa berdamai, hidup dengan endometriosis? 

Ini, yang pelan-pelan pernah saya lakukan, akan saya lakukan dan sedang saya lakukan. Semoga bermanfaat bagi para perempuan Survivor Endometriosis semuanya. Kita tidak sendiri, mari saling merangkul dan menemani. :)


BERDAMAI DENGAN PENERIMAAN

Pada awalnya, ini pasti tidak mudah. Proses menerima dengan hati yang damai dan ikhlas membutuhkan waktu. Tetapi bismillah, pelan-pelan kita harus mau mengakui kalau kita punya sakitnya, dan tidak melakukan penyangkalan bahwa kita baik-baik saja. 

Terima sakitnya, terima setiap terapi pengobatannya, terima setiap tangisnya, sedihnya, pedihnya. Menangis saat memang kita perlu menangis. Tidak perlu berusaha mati-matian melawan perasaan. :)

Oh dear! perasaan sedih, pedih, takut adalah hal yang alamiah pada setiap manusia. 

Yakin, bahwa setiap takdir Allah itu baik, dan pasti membaikkan. :)

Keyakinan, keikhlasan, ini juga adalah proses. Proses ini akan terasa mudah, jika kita juga berupaya mendekat pada Allah. Setiap yang terjadi pada diri kita adalah atas kuasa Allah. 

Rasulullah  ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Terus mengadu, meratap, memohon ampunan Allah, Ingat sebuah firman indahnya yang berbunyi: "Allah yang memberikan sakit, Allah juga yang akan menyembuhkan" (Q.S Asy-Syuara: 80). 

Rasulullah ﷺ, juga pernah bersabda bahwasannya: 

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءُ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

 “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.”

Meskipun saat ini, dunia medis mengatakan endometriosis belum bisa disembuhkan secara total, kita masih punya Allah, dan kita percaya pada setiap janji-Nya. 

Perbanyak istighfar untuk menghadirkan jalan keluar, sebagaimana sabda nabi: "barang siapa yang terbiasa istighfar, Allah akan menjadikannya untuk jalan keluar dari setiap kesempitan dan kesusahannya, dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

Ikhtiar dan senantiasa berdoa. Dekatkan diri pada Allah Sang Maha Kuasa. 

MEMAAFKAN

Memaafkan, adalah hal yang harus kita lakukan bersama dengan proses penerimaan. Memaafkan semua masa lalu, semua hal menyakitkan, dendam, sakit hati dan lainnya. 

Hidup kita harus penuh dengan pemaafan, sehingga dapat melahirkan keikhlasan. Keikhlasan dalam hidup, meringankan kita untuk menjalaninya pada setiap langkah. Ampuni maafkan orang-orang yang pernah menyakiti kita. Ampuni maafkan masa lalu yang terasa menyakitkan untuk dikenang. Maafkan sakit hati atas cinta yang bertepuk sebelah tangan misalnya, maafkan sakit hati atas penolakan, maafkan takdir Tuhan yang tak menyatukan, maafkan kepahitan yang harus kita terima, maafkan, lepaskan semua hal yang membuat dada terasa sesak karena terlampau lama menanggungnya. 

Maafkan ... lapangkan ... ikhlaskan. 

MENGELOLA HIDUP

Kita tahu, bahwa endometriosis tidak pernah benar-benar bisa disembuhkan, yang bisa dilakukan adalah mengurangi rasa nyerinya. Namun sandaran kita tetaplah pada mukjizat dan kebesaran Allah. Maka, ikhtiar terbaik kita adalah dengan mengelola hidup kita. 

Tak apa, jika pilihan kita adalah dengan menyimpan rapat-rapat apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, tak apa. 

Tak apa, jika pilihan kita adalah dengan menceritakan ini kepada orang lain, agar mereka memahami diri kita, atau dengan niatan berbagi, tak apa. 

Yang pasti, kita harus mensyukuri satu hal bahwa, endometriosis bukan sakit yang membahayakan dan tidak ditularkan. Kita punya sakit yang terjadwal. Dan kita memiliki kemungkinan untuk mengurangi rasa sakitnya dengan pengelolaan pikiran yang sehat, badan yang sehat, ruhani yang sehat. 

Penting bagi survivor endometriosis untuk mau PEDULI PADA JADWAL HAID. Sehingga dapat mengatur segala urusan yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan, sekolah atau hubungannya dengan orang lain. Dengan 'aware' terhadap jadwal menstruasi, kita bisa tahu dan mengenali, kapan rasa sakit itu tiba, sehingga segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita, bisa kita selesaikan jauh sebelum hari itu tiba. 

Selain itu, kita juga bisa mulai menjaga jarak atau ritme interaksi sosial saat perubahan hormonal yang sifatnya kadang sangat mengganggu datang di hari-hari pra atau saat menstruasi tiba. Kita bisa meminimalisir atau meniadakan sama sekali, janji temu di hari 'sakit' itu tiba misalnya, atau menolak tambahan amanah pekerjaan atau yang lainnya. Hanya diri kita yang paling tahu cara mengatur dan mengelola ini. 

Upayakan saat hari-hari menstruasi tiba, kita dalam kondisi masih bisa beraktivitas, namun tidak dalam keadaan tertekan karena semua pekerjaan sudah diselesaikan, dan tidak ada tambahan pekerjaan yang kita ambil. Ini adalah upaya untuk membangun kualitas kehidupan kita dengan sekitar. 

BERGERAK DAN BERBUAT

Dalam satu bulan, kita akan punya masa sakit, dan masa sehat. Di masa sakit, kadang kita dalam kondisi yang amat terpuruk, tidak bisa berpikir, atau bahkan tidak bisa bergerak, butuh istirahat, karena hanya itu yang membuat kita merasa menjadi jauh lebih baik. 

Maka, di masa sehat, inilah waktu untuk kita, BERGERAK DAN BERBUAT. 

Lakukan apa yang ingin kita lakukan, rancang hal-hal bermanfaat yang membuat diri kita merasa berarti, istimewa. Lakukan banyak hal-hal baik, menyenangkan, menggembirakan di masa-masa sehat. Karena hanya di masa sehat inilah, diri kita berada pada titik terbaik untuk aktif, bergerak, berbuat dan berdaya. 

MENJAGA KESEHATAN

Menjaga kesehatan sangat penting untuk survivor endometriosis. Agar, waktu sehat kita tidak menjadi berkurang lagi dikarenakan adanya 'sakit tambahan'. 

Pola hidup sehat, diet berimbang, olahraga teratur, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup juga merupakan ikhtiar yang harus kita lakukan. Pola hidup sehat sangat bermanfaat dan membawa pengaruh pada berkurangnya rasa nyeri haid yang kita derita. 

HIDUP HANYA SEKALI

Hidup kita hanya sekali, buatlah agar hidup yang sekali ini demikian berarti. :)

Jadikan diri kita, seorang pribadi yang kehadirannya menentramkan, bicaranya menyejukkan, perbuatannya meneduhkan. Berbagilah, dan berkawanlah dengan banyak orang baik, agar energi baik mereka senantiasa melingkupi diri kita. Berupayalah untuk menjaga pandangan, pendengaran dengan hanya melihat yang baik-baik, mendengar yang baik-baik, sehingga hati kita pun penuh dengan hal-hal baik. 

Hati yang baik, akan membawa pengaruh yang baik pula pada pikiran dan tubuh. Emosi yang labil akan dapat dikalahkan oleh hati baik yang senantiasa zikrullah. Hati yang zikrullah bisa mengalahkan segala sakit yang dirasakan tubuh sebagaimana sahabat rasulullah yang tiada merasakan sakitnya di panah saat berdiri untuk salat. 

Perbanyak sujud dan tunduk kepada Allah, perbaiki hubungan dengan Allah, bangun hubungan baik dengan sesama, maka insyaallah, ikhlas akan tercipta di sana, dan hidup kita akan terasa ringan saja, apapun jenis ujian yang menerpa. :)

SUPPORT SYSTEM

Kita tidak pernah benar-benar sendiri. Orang-orang di sekeliling kita, insyaallah akan menjadi support system yang baik bagi survivor endometriosis. 

Ini juga saya tujukan kepada perempuan lain yang sehat, agar mau peduli dan memberikan support yang baik kepada perempuan-perempuan survivor endometriosis. Memahami saat mereka sedang sakit dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, itu saja sudah sangat luar biasa, apalagi jika ditambah empati dan limpahan semangat dan doa. :)

Kedua orang tua, suami, anak-anak, keluarga, sahabat, adalah lingkaran orang-orang yang kita butuhkan untuk memberikan dukungan kepada kita, di saat kita sedang terpuruk menjalani berbagai pengobatan dan tindakan. Senantiasa berterima kasih kepada Allah atas karunia orang-orang baik yang dihadirkan untuk kita, dan minta maaflah kepada mereka untuk setiap hal tidak menyenangkan yang barangkali kita lakukan di saat kita sakit ataupun sehat, disengaja atau tidak disengaja. Agar tidak ada sesuatu terpendam di hati-hati kita yang mungkin bisa memperburuk kondisi kesehatan emosional dan fisik kita. 

***
Untuk sahabat-sahabat di cyrcle life saya, di masa 2015-2017, di masa di mana hubungan kita sedang buruk-buruknya, dengan sepenuh hati, saya haturkan permohonan maaf. Siapa tahu, suatu waktu kalian kesasar dan membaca ini. Saya tahu, meski ucapan lisan di dunia nyata -kita sudah saling berangkulan dan bermaafan- tetap menyisakan luka. Saya tahu saya tidak bisa meng-undo semuanya, tapi saya tahu saya bisa berbuat yang lebih baik di masa akan datang, insyaallah. 

Saya tidak ingin ada perempuan lain yang mengalami hal serupa saya. 😊

***
Barangkali demikian yang dapat saya bagikan, berdasarkan apa yang saya alami. :)

Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi semua survivor endometriosis dan edukasi bagi lainnya. 

Insyaallah kita bisa dan insyaallah semua ada jalannya. :)




Semoga kalian selalu sehat ya man temans pembaca semua. ~~ 😊

Doakan, saya yang sedang berjuang!


🙏🙏🙏💗

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



33 komentar

  1. Mba,
    Izin share ya, mba...

    Aku pribadi berterimakasih banget, karena aku ingin sekali menjadi bagian dari orang yang aku kasihi itu menghadapi penyakit ini.
    Inilah, iya inilah salah satu caranya. Membaca dan membaginya di linimasa.
    Sekali lagi, terimakasih ku yang tak terkira ya, mba
    Peluk cium dariku, mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan Mbak, boleh di share. :)

      Saya juga masih dalam masa baca-baca dan mempelajari terus tentang ini Mbak, agar terus berpengetahuan dan berbagi. :)

      Delete
  2. Mba Nurin jujur aku baru tahu tentang Endomestriosis, dulu sebelum nikah aku juga sampe berlebihan banget sakitnya namun sejak nikah dan melahirkan sudah tidak lagi. Ya Alloh semoga banyak yang tahu tentang info ini :)
    semangat ya mb Nurin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah kalau sudah gak lagi Mbak.

      Ya Mbak, insyaallah selalu semangats 😘

      Delete
  3. Bener banget mbak, penyakit itu penggugur dosa. Dan Allah pasti sudah memilih orang yang tepat untuk diberikan ujian.

    Barakallah mbak Nurin.

    ReplyDelete
  4. Setelah baca blogposts ini aku jadi tahu tentang Endomestriosis. Ceritanya menginspirasi banget mbak dan benar" menambah pengetahuan aku.

    ReplyDelete
  5. Dari kemarin kalo baca kisah ini bikin merinding dan hati bergetar. Tak share ya Mbak, biar banyak yang tau

    ReplyDelete
  6. Perbanyak istighfar, insyaa Allah dimudahkan menjalani pengobatan. Semoga lancar dan sembuh nggak pakai sakit kalo menstruasi

    ReplyDelete
  7. Amin. Semangat terus mba, tapi ku mau nanya bisa lepaskah dari endometrisiosis? Btw teman ku juga ada mba kalau lagi sphp sampe pingsan gitu nahan sakit nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa Mbak,berkurang rasa sakitnya. Namun sampai saat ini, dari medis mengatakan belum bisa benar2 sembuh secara total. 🙏🙏

      Delete
    2. Oh ya Mbak, untuk kawannya, segera diminta periksa saja Mbak,

      Delete
  8. Semangat terus ya mbak, insya Allah selalu diberi kemudahan oleh Allah untuk sembuh. Jadi teringat waktu saya program kehamilan, saya mengatakan kepada dokter kalau siklus haid saya tidak lancar. Dan yang pertama ditanyakan apakah saat datang haid saya suka mengalami rasa sakit?

    Kebetulan saya setiap haid selalu sakit sekali, bahkan suka sampai dingin badannya. Ternyata setelah diperiksa pada tahun 2011 didalam rahim saya ada miomnya makanya saya selalu merasakan kesakitan disaat haid. Walaupun berbeda denganmu tapi aku ingin memelukmu karena tau yang dirasakan ini sakit sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak. Terima kasih dukungan dan doanya. Daku jadi terharuuh. 😉🙏

      Delete
  9. Mbak aku bacanya sambil berkaca-kaca. Lagi belajar memaafkan masa lalu nih mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, sungguh tidak mudah memang memaafkan masa lalu itu. 😄

      Namun pelan-pelan, insyaallah pasti bisa. 💪💪💪

      Delete
  10. Masya Allah ya, ini emang perlu banget memaafkan diri sendiri dan pentingnya dukungan orang terdekat ya, selamat ya Mbk ada suami dan ortu yang mendukung. Aku doakan Mbk bisa tetap beraktivitas dengan ceria.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Terima kasih Mbak untuk doa dan semangatnya. 😊🙏

      Delete
  11. Masyaallah, pasti sakit sekali ya rasanya. Aku pny beberapa teman yg mengalami ini. Payah sekali sampai ga bisa ngapa2in. Semoga setiap sakit menjadi penggugur dosa dan meningkatkan derajat di sisi-Nya

    ReplyDelete
  12. Mba, terimakasih sharingnya. Bikin saya pribadi lebih berhati hati dan peduli dengan kondisi fisik kita sendiri. Dirimu kuat Mak. Peluk dariku

    ReplyDelete
  13. Support system ini penting banget ya untuk segala aspek baik dukungan tentang karir maupun kesehatan seseorang. Saya juga mengalami nyeri saat haid, bahkan beberapa bulan terakhir nyerinya bukan cuma di hari pertama saja. Kadang sampai 3 hari. Mungkin saya harus memeriksakan diri juga nih. Thanks infonya, tetap semangat ya Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak. Segera diperiksakan. Semoga hanya nyeri saja ya Mbak, tidak ada hal yang mengkhawatirkan. 😉🙏

      Delete
  14. Menangis terharu bacanya, semoga Nurin selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan aamiin..

    ReplyDelete
  15. Terimakasih sharingnya mba nurin...poin pentingnya dan persis yg dialami temenku, kita merasa ini baik2 saja dan membiarkannya menjadi rutinitas yg biasa. Yg dialami perempuan manapun. Awalnya aku jg tmsk orang yg berpikir,”masak sih haid sesakit itu?” ��

    ReplyDelete
  16. Hallo Mbak... Mau share juga
    Saya juga punya endometriosis sejak SMA
    Yang pada akhirnya ditambah dengan kista lalu miom
    Untuk kistanya, setelah terapi obat hormon bisa hilang
    Setelah dinyatakan bersih, saya ga ada check up lagi
    Kalo saat dan setelah haid masih terasa sakit
    Malah jadi makin parah sakitnya
    Setelah saya cek lagi ternyata ada miom dan endometriosis masi betah di rahim saya
    Dokter menyarankan laparatomi tapi saya uda ketakutan duluan
    Status waktu tau ada miom itu saya uda menikah
    Jadi kosong 2 tahun
    Tapi alhamdulillah walau ada endometriosis dan miom saya masih diberi amanah untuk bisa hamil
    Walau sayangnya sewaktu laparatomi (caesar) miomnya gak bisa ikut diangkat
    Sekarang setelah 1 tahun pasca operasi saya masih berjibaku dengan rasa sakit yang entah dari miom atau endometriosisnya
    Mau operasi tapi gak tega ninggalin anak, karena masih menyusui
    Tapi saya pertimbangkan kalau sudah disapih mau operasi
    Walo kadang kayak mau nyerah juga pengen diangkat segera
    Total saya sehat wal a fiat dalam sebulan tuh cuma 2 minggu
    Sisanya saat haid dan setelah haid (seperti sekarang) setiap hari rajin konsumsi asam mefenamat
    Walo kadang gak ngefek juga obatnya
    Kalau udah gak ngefek obatnya gitu kaki tangan sampe dingin. Disusul dengan muntah-muntah
    Ini udah bulan ke 3 begini
    Masih berjuang sampai kira-kira 11 bulan lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak gimana kabarnya sekarang? Saya baru baca komennya Mbak yang ini. 🙏

      Delete