Haji 2018

-322- Wisata Belanja: Di Mekah atau Madinah Ya Enaknya?

Monday, January 07, 2019


Bismillahirrahmanirrahim. 

Sudah lama banget Mbak Novi tuh ngajakin tema "belanja" ini di #collaborativeblogging kami, tapi saya selalu berusaha menangkisnya, *hap-hap* 😁, dengan sok ngasih tema yang lain, "eh gimana, kalau kita ngebahas ini dulu?". Gitu terus sampai beberapa pekan collabs. Terakhir ya, pekan lalu, waktu saya tanya Mbak Nov, "kita mau pakai tema apa nih besok?". 😄

Mbak Novi keukeuh dong yey teteup, "yuks belanja yuks" dan saya tak kuasa lagi menolak, karena tema saya pun dah habis sebenernya. 😅

Eniwei, waaay ai melakukan ini? errrr itu karena sesungguhnya saiyah *haduh maluh mengungkapkan fakta ini* gak hobi belanja-blenji. :p 😆. Bingung ih kalau temanya inih, saya kudu ngomong apa ya, mau ngasih tips trik juga keknya gak punya, mau ngasih rekomendasi tempat murah juga saya gak punya. 

La saya aja belanja semua oleh-oleh CUKUP DI HOTEL PENGINAPAN SAYA SAJA, enggak ke mana-mana, enggak keliling-keliling kayak teman-teman saya, yang sampai jalan naik taksi -entah ke pasar apa- buat wisata belanja. 🙈

Teman kamar saya sampai heran sama saya, mereka tuh hampir tiap keluar hotel entah ke Masjid atau ke mana, hampir bisa dipastikan bawa kresek belanjaan, ada aja yang dibeli, sementara saya, sunggu selowww, *kaaaaaaarna ku selooow sangat seloooow sungguh seloooow santaai santaaaai, oleh-oleh bisa dibeli entaran aja*. 😂

Prinsip saya, untuk urusan belanja, simpel: BELI YANG DIBUTUHKAN. 😉


Beberapa pertokoan bertuliskan bahasa Indonesia

Jadi, saya ke mana saja belanjanya? 

Saya baru mulai belanja, seusai pelaksanaan haji, di Mekah. Saya masuk kloter kedua, di mana perjalanan kami dimulai dari Mekah dulu baru Madinah. Nah, seusai semua prosesi pelaksanaan ibadah haji selesai, saya belanja oleh-oleh semua barang (non makanan) di Mekah. Itu pun gak ke mana-mana kok, saya cuma belanja di toko hotel tempat saya menginap. Biar apa? 

BIAR PRAKTIS. BAWANYA GAK BERAT. 

Kebayang kalau belanjanya di Mal sekitaran Masjidil Haram, udahlah salat jadi gak tenang, gak khusyu', kalau harus belanja di jadwal menunggu waktu salat. Mau setelah salat belanjanya, saya biasanya pulang setelah Isya', udah kemaleman, mana laper belum makan, kagak konsen juga belanjanya. 

Selain itu, ntar nenteng-nentengnya lumayan, kan dari Masjid ke terminal udah hampir sekilo aja tuh, belum lagi pas turun dari bus, itu gak langsung ngepas di depan hotel, jalan lagi. 

Yang terpenting dari itu semua, niat kita ke tanah suci kan untuk ibadah, saya dan suami memang penginnya fokus saja, kalau ke Masjid ya sudah banyakin ibadah dan berniat untuk i'tikaf. Gak main-main, masa tunggunya lama, bisa jadi inilah masa yang tidak bisa terulang kembali, kami hanya gak mau fokus kami terpecah ke mana-mana untuk urusan sesederhana; cari oleh-oleh. 



Nah jadi ceritanya, kebetulan di lobi hotel ada toko yang menjual semua jenis oleh-oleh, lengkap-kap. Mulai dari pakaian, sajadah, peralatan salat, dan lain-lain. Semua ada. Sama yang diluaran, yang dijual sama saja, ya gitu-gitu juga. 

Jadilah saya belanja di situ, sebagian oleh-oleh seperti pakaian, sajadah, jilbab, pacar, cilak, dan lain-lainnya. Nah karena saya belanjanya di masa-masa akhir seusai haji, udah banyak jemaah yang pulang, kondisi Mekah lagi dalam masa (((sesunyi-sunyinya))) jemaah *sunyinya Mekah ya tetap rame ya*. Itu hampir semua toko memberi diskon besar-besaran, kayak sengaja buat ngabisin stok gitu. Ada yang bahkan hampir setengah harga, *dengan barang yang sama yang pernah dibeli teman saya, saya bisa dapat harga yang lebih murah karena belanjanya di masa itu*. 

Alhamdulillah, saya jadi bersyukur juga. 😊

Selain di toko hotel, saya juga berbelanja oleh-oleh *lagi-lagi non makanan* di toko serba lima riyal di sekitaran Masjidil Haram, yang gak berat-berat amat, seperti ganci (gantungan kunci) dan beberapa oleh-oleh lainnya. 

Untuk yang makanan? saya belinya di Madinah, kenapa? biar lebih seger aja, gak kelamaan. Karena saya rutenya Mekah dulu baru Madinah. Jadi saya baru beli kurma-kacang dan sejenisnya di hari-hari terakhir menuju kepulangan. 



Jadi sarannya gimana, belanjanya enakan di Mekah atau Madinah? lebih murah mana? 

Tergantung!. Di sini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. 

  • Harga Barang di Arab Saudi dan di Indonesia Beti


Serius ini mah, saya tuh, tiap mau belanja oleh-oleh, selalu cek harga di toko online Indonesia dulu. Selisih harganya berapa. Eh ternyata Beti lo ... alias beda tipis. Beberapa teman di hotel, ada yang mengirimkan oleh-olehnya melalui jasa pengiriman saking banyaknya belanjaan, karena udah over bagasi. Nah menurut saran saya, tinimbang seperti ini, makan waktu kan, ya kan kita harus nyisihkan waktu khusus untuk belanja, ngepak dan urusan segala macem. Sementara, tujuan kita ke sana sebenarnya adalah beribadah. 

Tak mengapa, kalau sebelum kita pergi ibadah umrah atau haji, kita sudah mulai nyicil oleh-oleh duluan di Indonesia. Apalagi kalau umrah kan kita gak bisa bawa barang sebanyak haji, bagasinya jauh lebih mungil. Sungguh, ini gak mengurangi esensi ibadah dan esensi sedekah oleh-oleh kita, insyaallah. 😊

Nah, yang memang gak banyak di Indonesia saja yang kita beli. Seperti emas atau sesuatu yang khas dari Arab Saudi lainnya, eh tapi, barang-barang yang dijual di sana, rasa-rasanya semua kebanyakan made-in luar, paling banyak teuteplah Made-in China, luar biasa memang negara satu ini. 

Atau yang kita pengin beli yang segernya, misalkan seperti kurma muda. Nah, ini emang enak beli langsung di sana.


  • Lebih Baik Berbelanja di Persinggahan Terakhir


Kalau rutenya, Mekah-Madinah, enaknya belanja di Madinah saja. Kalau rutenya Madinah-Mekah, enaknya belanja di Mekah saja. Supaya apa? supaya tentengan gak berat. 

Namun, bisa juga belanjanya di Madinah saja. Mau apapun rutenya. Karena fokus pelaksanaan Umrah dan Haji kan adanya di Mekah. Jadi, biar tenang, bisa juga, selesaikan soal belanja belenji di Madinah. 

Atau: cicil-cicil saja, ada yang disenengin pas kebetulan lewat ya langsung saja dibeli, gak perlu nunggu  nanti. 😊

Semua kembali ke pribadi masing-masing. Enaknya yang mana. Yang pasti, semuaaaaa ada di sana. Toko-toko buanyaaak banget gak ketulungan. Kiri-kanan dan sekitaran Masjid toko semua. Depan Masjidil Haram, mal malah. Barangnya meski agak mahalan dikit, lebih berkualitas. Jadi semuanya, pilihan selera dan pilihan budget


  • Jangan Mudah Percaya Kata "Murah"


Untuk diketahui, berdasarkan hasil ngobrol-ngobrol dengan penjaja di sekitaran Masjidil Haram, hampir semua pedagang di Mekah dan Madinah menguasai 15 bahasa. Yap! mereka semua fasih menggunakan pelbagai bahasa dari seluruh dunia. Jadi, Jangan begitu saja percaya dengan godaan harga "murah", tahan iman, tahan goda, apalagi kalau menuju Masjid, saking banyaknya penjual yang menggelar lapakan, ya kita harus banyak-banyak istighfar. 😊

  • Hati-hati Saat Berbelanja


Tetap waspada ya saat berbelanja!, terlebih untuk perempuan, kalau bisa jangan sendirian. Ada juga tingkah sebagian penjaga toko yang tidak menyenangkan, yang suka iseng jawil-jawil atau godain, yang bikin kita jadi risih. Kalau sudah begini, tinggalin aja, chaw!. 

Kemudian tetep awas sama barang bawaan dan uang kita. Bismillah dan jangan tinggalkan zikrullah di saat apapun selama kita berada di tanah suci. 


Suasana keramaian di halaman pusat perbelanjaan Masjidil Haram

  • Penggunaan Uang Rupiah


Mata uang rupiah juga masih berlaku lo selama berbelanja di Mekah dan Madinah. Tidak semua pecahan, tapi khusus pecahan lima puluh ribu dan seratus ribu. Untuk berjaga-jaga, ada baiknya kita punya simpanan uang rupiah dan riyal. Karena ada beberapa barang yang lebih murah jika dirupiahkan dan ada beberapa yang diriyalkan. 

Kalau kehabisan uang? tenang! di sana ada banyak atm dan tempat penukaran uang. :). 


Nah, barangkali itu, yang bisa saya kisahkan. 

Yang terpenting adalah, tetap luruskan niat, fokus pada nawaitu utama kita selama berada di tanah suci, yakni beribadah. Maksimalkan waktu-waktu dan tempat-tempat mustajab. Jangan sampai berbelanja menjadikan kita terlena atau terlupa tujuan utama kita. 

Omong-omong, Mbak Novi bakal cerita apa ya? 

Intip yuks intips 😉

Cerita Mbak Novi


You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



30 komentar

  1. Ngomong-ngomong soal belanja, kok gak afdal rasanya kalau gak keliling satu tempat perbelanjaanyah? ����

    ReplyDelete
  2. Saya setuju kalau belanja di persinggahan terakhir...soalnya pas awal kan masih bergerak ya, kalau udah nambah bawaan di tengah berat hehehe

    ReplyDelete
  3. Setuju mbak, belanja sesuai kebutuhan & utamakan ibadah. Keponakanku, pembimbing haji umroh & tinggal disana, kalau pas mudik nggak pernah bawa oleh2 dari sana karena di toko perlengkapan haji disini ada. Tapi seringkali yg diberi oleh2 merasa afdol jika dibawakan dari sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya bener Mbak, budaya masyarakat Indonesia gitu, jadi kita ngerasa gak enak sendiri kadang, :)

      Delete
  4. Meski belum tau kapan aku bisa ke Mekkah ataupun Madinah, namun tulisan ini sangat amat bermanfaat mba buatku. Makasih ya udah berbagi

    ReplyDelete
  5. Setuju dengan pesannya, yang utama luruskan niat, fokus ibadah. Maksimalkan waktu dan tempat mustajab untuk berdoa..jangan sampai terlena dengan belanja..
    Beneran kalau niatan belanja bisa enggak fokus ke ibadahnya kita ya...dan mending memang kalau ada yang dekat dibeli, biar enggak berat. Juga kalau ternyata beti ya mending beli di sini hihihi

    ReplyDelete
  6. Sepakat mbak. Niat kita ke sana kan untuk ibadah, tapi herannya di sana malah orang Indonesia yang terkenal tukang belanja.

    Saya waktu di Mekkah sempat ke Jafaria, itu pun karena semua pada pergi, ya gak enak aja tinggal sendiri.
    Selebihnya belanja pas ada yang dilewatin waktu pulang sholat atau di dalam hotel, seperti mbak Nurin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah fitrahnya sih Mbak belanja itu, apalagi pas di sana kan banyak banget yang jualan, dan kita emang gak sering-sering ke sana kan ya, jadi kayak gak mau ngelewatin kesempatan.

      Delete
  7. Hah? Beneran nggak suka belanja? Aku tuh senang belanja. Kalau nggak inget saldo tabungan, kali udah kalap aja tiap mampir ke pusat perbelanjaan, toko oleh2 atau pasar gitu. Tapi suka males bawa belanjaannya. Hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak terlalu suka Mbak, saya kalau belanja bener-bener barang yang dibutuhkan. Nah itu Mbak bawa belanjannya kudu ditemani suami :D

      Delete
  8. Aku dulu pilih belanja di Makkah, karena gelombang pertama. Dan itu pun kebanyakan beli tas isi sajadah untuk keluarga dekat. Oiya sama coklat, borong banyak karena selisihnya dengan di Semarang lumayan. Tapi untuk kurma semua aku beli di Semarang

    ReplyDelete
  9. Betul ya mba, ibadahnya dulu saja yang diperbanyak. Oleh-olehnya secukupnya. Tips membeli oleh2 di Madinah/Mekah sebaiknya di pas tujuan terakhir. Tidak ribet bawa barang.

    ReplyDelete
  10. wih aku mau share ini ke ummiku yang kebetulan lagi umroh
    semoga masih ada kesempatannya jalan2 wisata ngikutin postingan mu ini mbak heheehehueh
    itu lucu tuh yang hiasan quran emas itu

    ReplyDelete
  11. Halo mba. Memang setauku juga di sana banyak yang menerima uang rupiah juga. DIsana banyak barang barang yang harganya terjangkau dan murah murah :)

    ReplyDelete
  12. Wah well noted ini mbak. Bener banget, jgn sampai mengurangi esensi beribadahnya. Pengen kaya mbak juga deh nanti, selow aja gt. Siapa tau dpt kloter terakhir kan ya. Belanja pas uda diskon gede. Hahaha

    ReplyDelete
  13. Baik di Mekkah dan Madinah aku gak ada belanja, karena memang dananya pas-pas saja, hahaha...

    Buat sekedar oleh-oleh untuk keluarga dekat aku beli coklat yang nikmat itu.
    Yang penjualya suka bilang gini nih:

    "...1 halal, 2 halal, 3 halal, 4 haram!"

    Hahaha... aku jadi ikut tersenyum saat menulis ini karena angan membawaku ke suasana saat ada "sale" di tanah suci terutama usai sholat Subuh di pintu keluar mesjid Nabawi.

    Ahhh, jadi merindu Nabawi dan Masjidil Haram...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbaak, buanyak banget di pintu keluar, :) Amin amin... semoga kerinduannya terijabah, bisa bolak-balik Mekah-Madinah. :)

      Delete
  14. Wah tips belanja boleh juga ni mba. Pas di Madinah, begitu keluar dari masjid Nabawi, banyak gelaran dagangan jilbab, jadinya udh nyicil beli oleh2. Pas di Makkah belinya pas diantara waktu solat. Semoga dimudahkan ke sana lagi utk ibadah. Aaamiinn.

    ReplyDelete