Haji 2018

-300- Vaksin Meningitis dan Persiapan Kesehatan Haji Reguler Indonesia

Saturday, October 20, 2018


Bismillahirrahmanirrahim.

Pada tahun 2018 ini, ada beberapa kebijakan pemerintah yang baru diterapkan mengenai persiapan calon jemaah haji Indonesia, terutama sekali pada persiapan kesehatan calon jemaah.

Tes kesehatan wajib dijalani sebanyak tiga tahapan. Tahap pertama sekira 5 s.d 6 bulan sebelum keberangkatan, dilakukan sebagai prasyarat pelunasan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji). Besaran BPIH berbeda untuk setiap embarkasi. Ada 13 embarkasi yang ditetapkan pemerintah sebagai tempat keberangkatan jemaah haji reguler Indonesia. Untuk embarkasi Balikpapan pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 38.525.445.

BPIH jemaah haji reguler nantinya akan digunakan untuk biaya penerbangan haji, sebagian biaya pemondokan di Mekah dan biaya hidup (living cost). Kenapa hanya ini? ya, karena sebagian biaya haji reguler, mendapat subsidi dari pemerintah. Keseluruhan biaya haji reguler tahun 2018 sekitar 66 juta per jemaah*gak jauh beda sebenarnya ya dengan biaya yang dikeluarkan Mbak Novi :). 

Silakan baca cerita Mbak Novi, di sini:

Mengurus Vaksin Meningitis dan Influenza untuk Berhaji dari Jepang, Ribet Gak?




Tes kesehatan bagi calon jemaah haji reguler biayanya ditanggung sendiri oleh jemaah. Alhamdulillah, untuk jemaah calon haji Kabupaten Bulungan, semua biaya ditanggung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan dan difasilitasi. Semua calon jemaah dikumpulkan selama tiga hari untuk mengikuti manasik haji sekaligus penjadwalan tes kesehatan. Pelaksanaan persiapan fisik dan kesehatan semua calon jemaah haji berada di bawah Dinas Kesehatan setiap daerah.

Pada tes kesehatan pertama, ditujukan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon jemaah haji hingga mencapai kondisi istita'ah (penetapan layak kesehatan) jemaah haji. Nantinya, keadaan mampu secara kesehatan akan dibagi menjadi empat. Istita'ah dengan benar-benar mampu, istita'ah dengan pendamping, tidak istita'ah sementara dan tidak istita'ah. Jadi nantinya, tes kesehatan pertama ini akan menentukan apakah kita layak berangkat atau tidak pada tahun tersebut.

Pemeriksaan kesehatan tahap pertama. 
Pemeriksannya sendiri dilakukan secara lengkap, mulai dari cek urine, cek darah, jantung, rontgen. Dan ada juga, Tes Kebugaran. Pada tes kebugaran ini atau biasa dinamakan tes Rockport (Rockport Walking Test) seluruh calon jemaah haji akan diminta melintasi jarak tempuh sejauh 1,6 km (boleh berjalan atau berlari), akan dicatat waktu tempuh sesuai kemampuan fisik masing-masing.

Alhamdulillah, waktu tes kesehatan tahap pertama saya bisa mengikuti bersama rombongan calon jemaah Kabupaten Bulungan. Berikutnya, pada tes tahap kedua, sekitar 3-4 bulan sebelum keberangkatan, saya hanya mengirimkan hasil cek kesehatan (via lab Prodia) dan Rockpot yang saya lakukan secara pribadi. Biaya tes kesehatan sekitar Rp 300.000 s,d Rp 400.000; seingat saya. Karena waktu itu saya menjalani pemeriksaan sendiri, sehingga tentu saja saya tidak bisa mengklaim minta penggantian dari Pemda. :D, sebab Pemda memberikan fasilitas cek kesehatan secara serentak untuk seluruh calon jemaah haji dalam satu waktu. Oh ya, setiap calon jemaah haji perempuan juga menjalani tes kehamilan di setiap tahapan pemeriksaan kesehatan.

Jemaah Haji Indonesia mendapatkan Tas Haji 2018 seperti ini. Sumber. www.haji.kemenag.go.id
Proses pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji sedini mungkin ini juga nantinya membuat setiap calon jemaah memiliki kesiapan yang cukup panjang untuk mempersiapkan fisik dan kebugaran menjalani ibadah haji. Hasil tes kesehatan juga akan disampaikan kepada calon jemaah, berikut obat yang perlu rutin dikonsumsi (jika mengalami sakit yang perlu diobati). Tidak hanya itu, Pemda setempat juga memberikan fasilitas berupa pertemuan pekanan, yang isinya penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan, senam bersama dan lainnya.

Suasana Tes Kebugaran Calon Jemaah Haji.
Setiap calon jemaah juga diminta untuk memperbanyak latihan berjalan kaki setiap hari. Bahkan waktu itu, diberi saran untuk membiasakan diri berjalan kaki di tengah terik matahari, untuk beradaptasi dengan cuaca Arab Saudi yang berkisar 40-45 derajat celcius *tapi saya juga tidak sempat melakukan ini, dan memang kami tidak pernah ikut program persiapan bersama calon jemaah haji Bulungan 😆. Apalah kami ini, antara ada dan tiada, 😆 program yang sempat diikuti hanya manasik haji satu kali, dan tes tahap pertama. Selebihnya, wassalam. 🙈 Berangkat pun tidak bersama rombongan, karena gak mungkin, saya yang dari Bandung harus ke Bulungan dulu, lalu ke Balikpapan. Jadi, kami langsung datang ke asrama haji Balikpapan dan bertemu dengan teman satu rombongan di sana. 

Setiap pekannya, jikalau ada keluangan waktu, kami melakukan persiapan secara individu, berjalan kaki semampunya, minimal setara dengan jarak putaran tawaf. Latihan fisik ini menurut saya termasuk persiapan yang cukup penting, agar fisik kita mulai terbiasa dan tidak kaget saat berada di tanah suci. Ibadah haji, membutuhkan badan yang sehat dan prima. Dan ini, yang tampak benar-benar di jaga dan diperhatikan oleh pemerintah kepada calon jemaah haji reguler Indonesia.

Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji setibanya di asrama haji Balikpapan
Tes kesehatan tahap ketiga dilakukan di asrama haji. Setiba di embarkasi, calon jemaah haji langsung menjalani pemeriksaan kesehatan. Itu pengalaman pertama di mana saya begitu deg-degan ketika menjalani tes pemeriksaan kehamilan. Khawatir sangat, karena jika diketahui hamil, berpeluang besar untuk tidak jadi diberangkatkan, dan harus melakukan penundaan keberangkatan. 😆*Ya Rabb, mohon ampun. 🙏

Nah, keseluruhan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh setiap calon jemaah haji akan terekam dalam kartu kesehatan jemaah haji dan  terkomputerisasi dengan sistem haji terpadu bidang kesehatan.

Manasik Haji
Tidak cukup dengan penyuluhan dan manasik rutin sebelum keberangkatan. Selama pelaksanaan ibadah di Mekah dan Madinah, penyuluhan, pemeriksaan kesehatan serta  manasik juga tetap dilakukan oleh pemerintah melalui TPHI (Tim Penyelanggaraan Haji Indonesia). Sebelum berangkat, saat berada di asrama haji, setiap calon jemaah dibekali obat-obatan ringan, masker, dan botol semprotan. Kemudian setibanya di Mekah, diberi tambahan berupa kacamata, payung dan tas serut untuk tempat sandal dan barang bawaan saat ke masjid. *Top dah! alhamdulillah benar-benar berasa banyak banget faslitasnya.

Alat Pelindung Diri (APD) yang dibagikan pemerintah untuk calon jemaah haji Indonesia. Sumber: p2ptm.kemkes.go.id

APD ini selalu diwanti-wanti wajib dipakai saat keluar hotel. Masyaallah jika mengingat petugas Haji Indonesia, selalu terharu, 😭 mereka saya lihat alhamdulillah selalu dalam kondisi sehat dan prima (sepertinya Allah mengaruniakan mereka kesehatan, kesabaran, keikhlasan untuk dapat melayani jemaah haji Indonesia) 😭. Itu juga masih ada Tim Gerak Cepat (TGC) yang ditugaskan di titik-titik tertentu untuk membantu jemaah haji saat tersesat ataupun sakit. Saya merasa puas dengan pelayanan Jemaah Haji Reguler Indonesia. Tidak mudah mengurus jemaah dengan jumlah ratusan ribu dengan rapi dan terkoordinir. 👍👍👍👍

Silakan menonton video Kang Dodi Hidayatullah yang menggambarkan bagaimana Petugas Haji Indonesia. Kang Dodi ini adalah seorang Youtuber yang terpilih Kemenag tahun ini untuk berada dalam Tim Media Center. Tahun 2018 adalah tahun pertama Kemenag secara resmi membuat seleksi terbuka bagi youtuber/vloger Indonesia untuk dapat menjadi bagian dari Petugas Haji Indonesia. Bersiap sedia bagi youtuber Indonesia, tahun depan semoga dibuka kembali. *Saya menunggu kapan Kemenag mengundang bloger saja. 😆

Ada sekitar 50 lebih vlog yang sudah Kang Dodi buat tentang perjalanan #Haji2018, simak jika merindukan suasana baitullah. 😭 Untuk urusan video ke beliau saja yang memang sudah tugas utamanya, 🙈 *berat lo panas-panas cuaca nge-vlog, tapi ingat selalu, untuk urusan tulisan, pulanglah kembali ke blog saya 😝.





Vaksin Meningitis

Selain itu semua, sebelum keberangkatan, semua calon jemaah haji wajib menjalani Vaksin Meningitis. Biaya vaksin ini ditanggung juga oleh Pemda Kabupaten Bulungan, dan dilakukan di Puskesmas setempat, tapi -lagi-lagi- saya tidak ikutan. :D.

Saya melakukan Vaksin di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Tarakan. (Fyi, dari tempat saya menuju Tarakan ditempuh dalam waktu 2,5 jam menggunakan speedboat dengan biaya Rp. 200.000). Di awal tahun 2018 saya melaksanakan umrah, sehingga melakukannya terlebih dahulu. Biayanya sekitar Rp 300.000 an, mudah-mudahan benar. Prosesnya juga tidak lama. Sekitar satu jam selesai, jika sedang tidak banyak antrian. *Mungkin ini tidak berlaku bagi daerah perkotaan yang lebih metropolitan padat penduduk dibanding Tarakan ya. :D.

Saat saya datang, tepat saat jam istirahat, tapi saya tetap masuk saja, dan menyampaikan bahwa saya datang dari tempat yang jaaaaauuuuh terpelosok :p Kabupaten Tana Tidung dan harus kembali dengan cepat ke pelabuhan karena speedboat reguler paling terakhir adalah pukul 14.00 Wita. *Yah gimana dong, speedboat reguler paling cepat sampai pukul 11.30 Wita di Tarakan, naik ojek ke KKP, sampai sana tepat pukul 12.00 Wita, istirahatlah tuh. 😆 Alhamdulillah petugas KKP sangat welcome, baik, ramah hati dalam melayani. Terima kasih sudah sangat sepengertian itu. Mohon maaf jika waktu itu mengganggu jam istirahat Mbak-mbak KKP ya. 👍👍👍

Saat datang, kita akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran, petugas akan mengecek kelengkapan dokumen yang kita bawa. Fotokopi Paspor (1 lembar), Fotokopi KTP (2 lembar), pas foto 4x6 (2 lembar). Setelah diproses, kita akan diminta untuk tes urine terlebih dahulu. Setelah hasil diketahui (dan kita tidak sedang hamil), suntik vaksin segera dilakukan oleh petugas. Setelah itu kita diminta menunggu sebentar, dan taraaa... buku kuning vaksin jadi. :).

Vaksin Meningitis ini berlaku selama dua tahun. Saat melakukan vaksin juga tidak boleh mepet waktu, minimal dua pekan sebelum keberangkatan. Petugas KKP yang memberikan vaksin juga menjelaskan bahwa biasanya akan ada reaksi setelah disuntik satu atau dua hari, semisal panas-dingin, mual atau lainnya. Tapi alhamdulillah di saya tidak apa-apa.

Kemudian ada tambahan Vaksin Influenza juga yang diberikan oleh Pemda Kab Bulungan, tapi ini sifatnya tidak wajib sehingga saya tidak ikut mengambil vaksin ini.

-----------

Panjang juga ya ternyata, :D *Kebiasaan gak bisa ngerem. :p. 

Nah, demikianlah pengalaman Vaksin dan persiapan kesehatan sebelum pemberangkatan. Semoga bermanfaat untuk semua pembaca. :)

Jika teman-teman ingin membaca tulisan seri pengalaman haji 2018 ini, boleh langsung ke sini ya: 

Perjalanan Haji 2018


-salam-







You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar