Bismillahirrohmanirrohim.
Seperti yang pernah saya tuliskan mengenai perjalanan Sepasang Sepatu yang Berkonspirasi. Kini, kami telah memutuskan untuk berhenti, sejenak.
Banyak yang bertanya, "Lho, kenapa berhenti?"
"Kami membutuhkan waktu untuk minum, menyusun strategi, beristirahat lalu melanjutkan perjalanan kembali. Selain itu, kami juga butuh waktu untuk setidaknya bersenang-senang, berjalan dengan perlahan, melihat pemandangan di sisi kiri dan kanan. Menghirup udara segar sampai kenyang, itu saja!"
Tepat satu tahun perjalanan Bintang Kelas, sebagaimana sebuah perjalanan yang harus terus maju ke depan. Di tahun ini, Bintang Kelas berikut mimpi-mimpi kami (saya dan Kak) telah terangkum dalam satu lembar Akta Notaris pendirian PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang kami beri nama "PKBM CERDAS". PKBM adalah sarana tempat belajar bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan belajar di lingkungan formal.
Kami juga mulai bersepakat, melalui proses yang cukup panjang tentunya, untuk tidak terlalu menggantungkan harapan terhadap bantuan manusia. Sepakat seperti mendengarkan
sebuah kalimat tegas Dik Doank pemilik Sekolah Kandang Jurank Doank yang
berkata, "Dulu saya masih berharap orang-orang akan menyumbangkan
pensil, buku atau apapun untuk sekolah ini. Tetapi setelah saya memutuskan untuk tidak lagi berharap, sekolah ini tetap dapat berkembang". Sebab, ketergantungan harapan yang terlampau hanya akan menyisakan kemalasan, ketakberdayaan dan kreativitas yang mati suri.
Ketakutan saya pada awal kelahiran mimpi ini ternyata juga sama sekali tidak terbukti. Saya membayangkan "kerugian" materi dan non materi yang akan kami terima, karena landasan berfikir saya yang mengacu pada bisnis semata. Tetapi, perlahan saya mulai beranjak yakin, demi melihat sinar kedua bola mata Kak yang begitu yakin. Saya menyaksikannya benar-benar serius mengerjakan mimpinya. Saya mulai tahu bahwa Ia tidak pernah bermain-main dengan 'mimpi'. Maka kamipun, dengan alamiahnya berkonspirasi. Ibarat rumah, Kak telah menjadikan dirinya sebagai fondasi yang kuat dan kokoh, dan di waktu yang sama, Ia juga telah membentuk saya menjadi sebuah teras yang cantik.
"Kita telah banyak belajar. Seperti balita yang sedang belajar makan sendiri. Nasi dan lauk yang terbuang, baju yang belepotan dan kotor, bukanlah sebuah kerugian. Nasi dan lauk memang harus terbuang, baju juga harus kotor agar kemampuan motorik tangan dan mulut bekerja secara sempurna, dan pada akhirnya sang balita dapat makan dengan sendirinya. Kerapian dan kebersihan sama sekali tidak diperlukan, itu bukanlah tujuan".
Ya... kami telah belajar banyak hal. Pada akhirnya kami belajar tentang metode pembelajaran. Kami belajar bagaimana menjadi pendidik, kami belajar tentang manajemen yang baik. Kami belajar bagaimana mengelola sebuah lembaga. Kami belajar bagaimana mengelola guru. Kami juga belajar bagaimana mengejawantahkan mimpi untuk dibagikan kepada orang-orang yang bersama kami. Dan yang paling menyenangkan serta berkesan adalah, kami belajar banyak hal dari anak-anak. Dan semua hasil pembelajaran yang kami dapatkan, yang sebagiannya kami kisahkan di blog ini, adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan mungkin akan terus kami bagikan (insyaalloh).
Maka, begitulah kisah yang mengawali kehadiran Bintang Kelas.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu Bintang Kelas. Kami mendapatkan banyak pembelajaran dari kalian.
Untuk rekan-rekan kami: Mely, Farida, Asra, Erma, Anita Rohmani, Wafy, Ismaji, Saefudin, Novi, Alya, Mardiana, Noor Hanifah, Sunita, Fera, Firman, Susi, Aswin.
Dan segenap rekan-rekan yang telah banyak membantu kami yang luput disebutkan namanya disini, terima kasih ya...^_^.
Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.
0 komentar