Statistisi

-279- Dibalik Perempuan BPS Menulis, #InspirasiMenulis 1 Bersama Pak Iswadi

Friday, February 02, 2018


Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah ya Allah akhirnya berkesempatan ngisi blog lagi. 😃

Dah pengeeen beud cerita banyak haal dan apa yang telah terjadi sejak beberapa kurun waktu terakhir, duileeh macam apa sajalah awak ini. :). 

Kangeeeen  ngeblog hura-hura saiyaaah, :D. Kamuuh -yang syuka mampir ke sini- kangen saya juga gaaak? :p, uhuk. Bilang aja kangen dah biar cepet kelar urusan, hohoho. :p

Hidup ini akan bermakna justru saat kita tahu bahwa kehidupan dunia ini tak abadi

Awal tahun ini akan saya buka dengan banyak kesyukuran. Pertama saya semakin sadar bahwa kebermaknaan akan sejalan dengan pemahaman saya yang mendalam tentang kehidupan yang tiada abadi. Jika tidak ada yang abadi, maka sejatinya manusia akan dengan ringan hati untuk senantiasa berbagi. Jika kehidupan ini tiada abadi, maka pasti akan ada batasnya. Saya semakin merasa, bahwa saya tidak akan lagi ingin menunda, hal-hal baik yang ingin saya lakukan. 

Banyak hal yang ingin saya lakukan, banyak hal yang ingin saya capai, saya mulai berpikir bahwa semua itu hanya dapat dimulai dengan, 
.
.
.
LAKUKAN. MULAI SAJA. TIDAK PERLU MENUNGGU NANTI. 
.
.
Karena manusia hanya mampu berikhtiar, dan tak pernah tahu kapan ajal menjemput. JANGAN TUNDA! demikian rumus sederhana yang saya mulai pikirkan dalam-dalam sejak saat ini. 

Daaan, saya akan memulainya, dengan salah satu hal yang sangat saya cintai dalam hidup, MENULIS. :) 


Awalnya, saya hanya berencana berbagi tentang bagaimana cara membuat blog. Saya cukup mendapat banyak pertanyaan tentang ini dari beberapa kawan. Dan jujur saja, saya belum berkesempatan melanjutkan tulisan mengenai sharing dunia perbloggingan selain beberapa artikel yang pernah saya buat.

Lalu, setelah mengikuti Workshop Menulis akhir tahun lalu, semakin banyak yang 'menagih' materi apa yang sudah saya dapatkan. Kemudian, lagi-lagi, saya belum berkesempatan menulis semua yang saya dapatkan sepanjang workshop. Termasuk bagian yang paling ingin saya tulis; belajar dengan Ahmad Fuadi. :)

Maka, anggap saja saya punya banyak hutang menulis, 😉 yang entah kapan-kapan bisa saya penuhi. 😂

Jadi, sebagai tebusan dan memudahkan saya berbagi, saya kumpulkan beberapa teman yang ingin belajar blog, yang ingin belajar menulis opini, yang ingin bisa menulis, dalam satu wadah kelompok grup whatssapp sederhana yang diberi nama Grup Menulis Asyik Dan Bahagia. :) Tak dinyana, terkumpullah 50 anggota di dalamnya. 



Mengapa "Menulis Asyik Dan Bahagia"? 

Mengambil semangat menulis BPS dengan hesteknya #MenulisAsyikBPS, sesederhana itu saja sesungguhnya. Kedua, terinspirasi dari judul materi yang saya bawakan pada saat diminta mengisi  Workshop Menulis BPS Kabupaten Tana Tidung dan Workshop Menulis KSK BPS Provinsi Kaltim. (Pengalaman yang ini juga belum saya tuliskan ternyataaaah, oh no! betapa banyaknya hutang menulis 😆)

Karena bagi saya, menulis itu tidak hanya mengasyikkan tapi juga harus membahagiakan. :) Menulis itu salah satu jalan memperoleh kebahagiaan, dan inshaAllah keberkahan dalam hidup jika tujuannya bersih ikhlas lillah. 

Grup ini berjalan sejak Januari 2018. Jangaaan tanyaaa, apa saya sudah punya rancangan program di kepala bagaimana cara menjalankan grup? dan proses berbagi? NOL BESAR. Jujur kacang ijo! saya tak punya gambaran, qiqiqi. 

Alhamdulillah, Allah beri banyak kemudahan, di tengah prosesnya, Allah beri ide-ide yang tiba-tiba saja munculnya di tengah-tengah. Ok fix! sebut saja saya manusia hampa perencanaan, semuanya asal jalan, yang penting niat-lakukan terus pura-pura PEDE, padahal saya risau jugaaaaak, ini mau dibawa ke mana gimana arah tujuannya, hahahaha. :p

Lalu, tiba-tiba saja ide nyeleneh muncul kembali, "rasanya sayang kalau hanya bermanfaat untuk 50 orang saja" saya ingin kebermanfaatannya meluas dan berdampak untuk institusi. 

Kemudian lahirlah ide membuat komunitas #PerempuanBPSMenulis. 

Bagaimana mewujudkannya? muncul ide-niat-lakukan, tengok betapa sederhananya rumus hidup saya. Maafkeun. 

Saya penuh kekurangan dan saya masih ingin terus belajar. Dengan bersama-sama dalam sebuah komunitas yang berisi orang-orang yang sama ingin belajarnya dan sama-sama bersemangat untuk berbagi, tentu rasanya akan menjadi lebih mudah. 


Alhamdulillah, Allah memudahkan untuk mewujudkan itu. Allah hadirkan perempuan-perempuan tangguh yang berdedikasi dan bersemangat untuk berbagi. Ada Susanti, Irnanda, Mbak Nurul Kurniasih yang hampir setiap hari update blog, Kak Irna, dan semua teman-teman anggota grup #MenulisAsyikDanBahagia yang membantu terwujudnya seminar Inspirasi Menulis #1 bersama Pak Iswadi, sekaligus sebagai kegiatan launching komunitas #PerempuanBPSMenulis.  

Terimakasih juga tentu saja kepada narasumber, Pak Iswadi, saya pernah sedikit mengulas beliau di blog ini, sebelumnya pada:


Mengapa Statistisi Harus Menulis?

Sedikit berkisah tentang kegiatan Mengapa Statistisi Harus Menulis.
Berikut ini sedikit isi materi yang disampaikan oleh Pak Iswadi, S.Si, Mnat Res Econ, lahir di Kuningan, 9 Juni 1974 dan menjabat sebagai Kasubdit Analisis Statistik BPS RI. Lulusan The University of Quesland, Australia ini telah menulis sejumlah opini di media nasional dan sudah menerbitkan dua buah buku berjudul 'Gampang Cari Uang Dengan Menulis Opini' dan 'Cintaku Setengah Agama'. 

Saya paling suka dengan ungkapan kalimat Pak Iswadi bahwa: 

"Menulis opini tidak harus di media nasional. Di media mana pun tidak masalah. Yang penting adalah niat kita menulis. Selayaknya niat kita menulis adalah untuk niat yang  mulia yaitu menyampaikan informasi yang bisa jadi sangat penting bagi mereka yang membutuhkan. Jadi, dimanapun tulisan kita bisa ditemukan selama sampai pada yang membutuhkan, maka tulisan kita merupakan tulisan yang bermanfaat dan berakhir dengan takdir yang menguntungkan si penulisnya."💗💚💛




"Langsung ke "Mengapa Statistisi harus menulis". Seorang Statistisi adalah seseorang yang memiliki kemampuan melihat pola pola pada data. Pola tersebut bagi statistisi merupakan informasi yang bisa diolah menjadi sebuah rekomendasi kebijakan. Menulis merupakan sarana untuk seorang Statistisi mengkomunikasikan hasil pemikiran dan gagasan yang dilakukan nya untuk bisa dijadikan manfaat bagi yang memerlukannya."
          
"Nah, kalau seorang pejabat tinggi mungkin memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pengambil kebijakan. Tapi pada umumnya kita kita tidak memiliki akses tersebut. Menulis opini di media massa adalah kendaraan bagi statistisi untuk menitip gagasan dan pemikiran agar bisa sampai pada sekian juta orang, pada pembuat kebijakan seperti bupati gubernur menteri bahkan presiden. Di sisi lain tulisan bisa menjadi kredit fungsional. Dan saya selalu mengingatkan diri sendiri tentang tiga hal yg bisa di bawa mati. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Siapa tahu tulisan kita bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan bisa menjadi tabungan kita di akhirat kelak."





Selebihnya, semua terangkum di video yang telah disiapkan oleh Pak Iswadi dengan sangat baik. ^^



Terimakasih kepada semua sahabat yang telah membantu berlangsungnya kegiatan seminar inspirasi menulis pertama hingga akhir. Banyak invisible hand yang turut menyukseskan kegiatan ini. 

Terimakasih pula kepada 'seseorang yang sangat berjasa, yang senantiasa tidak ingin disebutkan namanya' :). Kepada Sang Pintu Surga saya terletak, yang penuh kesabaran mendidik dan senantiasa mendukung setiap kegiatan yang saya lakukan. Terimakasih, Kak!. :)


Mohon doa dan dukungan mudah-mudahan #PerempuanBPSMenulis dapat memberikan dampak manfaat positif bagi BPS dan meningkatkan budaya literasi untuk negeri. :)

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi tantangan
#15HariBercerita
oleh Komunitas #PerempuanBPSMenulis #MemulisAsyikDanBahagia #HariKe1





You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



6 komentar

  1. Masyaa Allah....barokalloh Nurin...terima kasih atas suportnya, makasih sharing "semangat" nya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama, terima kasih sudah banyak dibantu Teh Isti. :)

      Delete
  2. PR banyakkk, kerjaan banyak, semangat juga harus banyak. Semoga dimampukan.

    Btw, saya menangkap ada perubahan gaya bahasa, which is good menurut saya. Lanjut qaqaaa.. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaa, saya memang bunglon Kakaaak, gaya bahasa masih syuka-suka, :D

      Delete
  3. Mbak Nurin ini org langka di BPS. Jarang banget ada orang BPS yang rela urus ono ini ono itu yg tdk ada kaitannya dengan urusan dinas yg tak tak ada jedanya ini..smngat trus brbagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang sudah tidak langka lagi Mbak, sudah banyak yang meneruskan, alhamdulillah,. :)

      Delete