Wisata

Trik Menyusui Bayi Kembar Saat Travelling di Musim Pandemi

Saturday, August 15, 2020

Having twin is not double trouble, but twice blessed.

-Anonymous-

Bismillahirrahmanirrahim. 

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang telah menghadiahi kami mukjizat kebahagiaan yang berlipat ganda. Memiliki dua bayi, kembar. 

Sampai saya menuliskan ini, di usia mereka yang kini 3,5 bulan, saya telah melewati malam-malam menyusui yang penuh perjuangan (dan masih akan berlanjut 😘). Mulai dari usaha memperjuangkan keluarnya asi di hari awal kelahiran. Bayi Alfath yang belum bisa melakukan perlekatan dengan baik hingga selalu menangis setiap akan menyusu, mengamuk, tidak nyenyak tidur, rewel hingga pagi. Sampai pola menyusui bayi kembar yang tidak ada jedanya. Hidup saya nyaris hanya menyusui-menyusui-menyusui selama tiga bulan pertama. Bayi-bayi saya kuat sekali menyusu, jeda hanya kurang lebih satu jam menyusu kembali, dan tidak selalu tandem (berbarengan), waktu tidur rasanya mahal sekali (sampai sekarang masih sih btw 😝) namun karena saya menjalaninya dengan penuh kesadaran dan kesyukuran, rasanya semua membahagiakan. Apalagi, upaya-upaya yang kami ikhtiarkan membuahkan hasil. Sekarang bayi Alfath dan Althaf sudah semakin gendat seiring kemampuan menyusunya yang semakin baik. 😍

Menyusui dengan YAKIN. Itu kunci pertama yang saya miliki. Tidak ada makanan khusus yang saya makan, atau porsi yang berlipat ganda karena menyusui dua bayi. Yang saya lakukan adalah memantapkan hati. Saya YAKIN bahwa Allah Sang pencipta menciptakan sistem yang luar biasa pada tubuh kita, SEMPURNA. Maka saya yakin kalau saya pasti bisa menyusui, asi saya pasti mencukupi, dan saya kuat mengurus dua bayi karena Allah yang mempercayakan. 

Keyakinan saya juga semakin mantap setelah mendapatkan nasihat baik setelah melahirkan, diingatkan kembali mengenai perintah menyusui di dalam Al-Quran. Bahwa definisi perintah "menyusui" di dalam Al-Quran ialah memberikannya langsung dari payudara ibu. Istilah saat ini biasa dikenal dengan sebutan "direct breastfeeding". Di dalam tafsirannya juga jelas bahwasanya makna menyusui berbeda dengan memberi asi. Ketika Al-Quran telah berbicara, maka di sinilah letak iman untuk meyakininya sepenuh jiwa. Adapun ternyata segi medis dan penelitian mengungkapkan hal yang sama, ini yang akan menguatkan iman kita kepada Sang Pencipta. 

Karena Allah yang perintahkan, Allah juga yang sudah mempersiapkan, ini keyakinan saya yang berikutnya. Terkecuali ada indikasi medis atau halangan yang tidak dapat ditoleransi, menyusui patut diperjuangkan. Saya juga percaya karena Allah yang sudah rancangkan, sudah pasti menyusui itu bisa dilakukan kapan saja, dengan kondisi bagaimanapun, dengan bayi berapapun. Selain percaya, saya juga selalu menanamkan di dalam pikiran bahwasanya memiliki dua bayi bukan berarti dua kali lipat kerepotan, tetapi dua kali lipat anugerah kebahagiaan. Bayi-bayi saya insyaallah tidak akan mengganggu aktivitas saya, justru akan membantu, dan memudahkan. Saya hanya butuh bersabar pada tiga bulan pertamanya yang istimewa. :)

Keyakinan ini yang kemudian saya bawa saat pertama kali membawa bayi-bayi bepergian, melakukan perjalanan PANJANG selama tiga hari menuju tempat tugas kami. (Masa cuti sudah habis ceunah, udah waktunya masuk kantor lagi 😆). 

Ini travelling pertama kami dengan bayi Althaf dan Alfath di usia mereka yang genap tiga bulan satu pekan. Sebelum perjalanan, mereka sempat imunisasi DPT 2 dulu, dan sudah pasti, DEMAM melanda. 😆. Tiga hari sebelum hari H kami mengajak mereka sesi pemotretan hampir sehari penuh. (((Pemotretan))) 😝 Mumpung masih di kota, bisa memanggil jasa fotografer profesional datang ke rumah adalah SURGA. Hanya, entah mengapa kok ya enggak terpikir dari jauh-jauh hari sebelumnya, udah deket pulang baru memutuskan. Besoknya, masih pula diajak ke Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk menjalani Rapid Test. 

Malam-malam diantara semua kepadatan aktivitas itu, bayi-bayi terlihat lelah. Tapi luar biasanya, alhamdulillah sepanjang perjalanan mereka sangat kuat dan tangguh. 😍

Di sini, saya akan membagikan trik sukses menyusui bayi kembar saat travelling, terutama di musim pandemi seperti ini. 

Trik 1: 

Menyusui dengan YAKIN

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, menyusuilah dengan iman, dengan YAKIN. Keyakinan kita insyaallah akan menentukan 99 persen keberhasilan.

Menyusui dalam perjalanan akan sangat memudahkan, praktis, dan ringkas. Tidak perlu membawa alat kelengkapan apapun, tidak perlu heboh mencuci, menyiapkan, dan tenteng-tenteng, semua tinggal lep 🙈 yang penting ada ibu bersama bayi-bayi. 

Trik 2: 

Sesuaikan Perjalanan dengan Kondisi 

Oleh karena kita sedang membawa bayi kembar, lakukan travelling dengan santai, selow. Apalagi nanti bakal kerasa tiap naik turun pesawat walau perasaan gak ngapa-ngapain ternyata ya tetep jadi penumpang terakhir paling pamungkas 😆. Sadari kalau kita dan 'bawaan' gak seringkes saat bepergian tanpa bayi. Begitupun dengan kecepatan langkah. Upayakan waktu istirahat yang cukup. Bayi-bayi butuh rehat, kitanya juga butuh tenaga prima dan ekstra. 

Jika tanpa bayi, perjalanan kami bisa dijangkau dalam dua hari, namun bersama mereka menjadi 3 hari perjalanan. Kami memutuskan untuk dua kali istirahat, dan memilih menginap di hotel yang nyaman. 

Trik 3: 

Persiapkan Prasyarat Selama Pandemi

Selama masa pandemi, setiap penumpang yang akan bepergian menggunakan transportasi udara, diwajibkan melakukan tes rapid, tidak terkecuali bayi-bayi. Tidak perlu khawatir, tetap aman untuk mereka. Triknya: usahakan bayi-bayi dalam kondisi kenyang sehabis menyusui, dekap erat dalam gendongan. Kedua kondisi tersebut akan menciptakan efek bius alami bekerja 😁. Alhamdulillah bayi-bayi kami saat pengambilan sampel darah tidak bereaksi sedikitpun, bersuara pun tidak. 😅 Keadaan mereka sedang mengantuk berat. 

Selain itu, penting untuk mengunduh aplikasi EHAC agar meringkas antrian pemeriksaan di bandara keberangkatan maupun kedatangan. Saat masih berada di rumah, isi data penumpang di aplikasi tersebut. Satu aplikasi di satu HP bisa mewakili satu rombongan, dijamin tidak rempong. 😘

Ah ya, mengisinya di rumah yes, tidak saat di bandara. Isian EHAC memerlukan data no KTP yang bakal bikin lama kalau baru diisi di bandara, apalagi jika sedang membawa rombongan BESAR. 😀

Upayakan semua prasyarat termasuk KTP, tiket dan lain-lain dijadikan satu bundel dan dipegang oleh ketua rombongan. Pokoknya sebagai ibu, fokus kita ialah bayi-bayi saja. Serahkan urusan pemeriksaan, check in dan barang-barang kepada ahlinya 😄.

Trik 4: 

Busui Harus Selalu Kenyang

Ini PENTING, 😂 apalagi yang disusui ada dua. Butuh tenaga ekstra joss 😄. Ngemil dan makan minumlah kapanpun di manapun busui mau. Kebutuhan cairan juga harus selalu dijaga, jangan sampai dehidrasi. Saat perjalanan, nafsu makan kita memang otomatis akan berkurang (saya sih ini 😁) tapi tetap upayakan jangan sampai kelaparan. Terserah mau bagaimana bentuknya, bontot atau njajan. Saya sih tim Njajaners 😂. Pokoknya makanan sehat apa yang dipenginin buat dimakan, makaaaaan. 😄

Trik 5: 

Teknik Menyusui

Saat perjalanan dengan bayi kembar, simpan dulu teknik menyusui TANDEM atau berbarengan, karena tentu saja ini sama sekali tidak praktis dan tidak mudah dilakukan di sembarang tempat. 

Gunakan teknik menyusui bergantian. Upayakan bayi-bayi selalu dalam keadaan kenyang asi dan bersih popok. Bayi mana yang sedang bangun itulah yang disusui terlebih dahulu. Saya tidak mempraktikkan "susui kapanpun bayi mau", untuk menghindari keinginan menyusui datang bersamaan. Yang saya praktikkan "susui siapapun yang sedang bangun". Bayi juga bisa tahu kapan batas kenyang, meski mungkin sedang tidak lapar-lapar amat, menawarkannya menyusu membuat bayi menjadi lebih tenang dan nyenyak tidur sepanjang perjalanan. 

Teknik menyusui bergantian biasanya akan lebih menguras tenaga, karena sistemnya seperti kejar tayang. Selesai satu disusui, gantian yang satu bangun dan minta disusui, begitu seterusnya. Tetapi teknik ini akan memudahkan sepanjang perjalanan, terutama bayi-bayi yang kuat sekali nennya, dan lama waktu nyusunya seperti bayi-bayi saya yang butuh waktu minimal 30-60 menit dalam satu sesi menyusui. 😆

Nah, teori "susui kapanpun bayi mau" bisa digantikan dengan "susui dimanapun bayi mau". Ini yang saya lakukan. Ada sesi saya "ewer-ewer" 😁 bayi yang sedang nyusu sambil masuk pemeriksaan x-ray, sambil jalan menuju ruang tunggu, dan sepanjang di dalam kendaraan. Baik itu pesawat, mobil, bus ataupun moda tranportasi lain. Dan itu tetep, GANTIAN nyusunya. 😄

Paling enak sih, upayakan bayi jangan sampai nangis kejer minta nen saking laparnya. Gak ada sinyal lapar, tawarkan nyusu saja, kalau lagi kenyang mereka bakal nolak juga. Mulai ada sinyal dikit, langsung susuin sampai bayi melepas sendiri dan merasa puas. 

Trik 6: 

Bawa Gendongan dan Stroller yang Travel Friendly

Slogan rangorang bahwa alat gendongan itu penyelamat hidup emang beneeeeer banget, terutama saat perjalanan. Bayi-bayi jadi anteng, nyenyak tidur, dan nyaman. Apalagi saat bepergian bersama bayi kembar dan hanya berdua dengan suami saja, seperti kami kemarin. Terima kasih gendongan 😭. Pilih gendongan sesuai  hanura hati nurani 😅, yang paling pas dan nyaman di kita. Buat saya dan suami, pilihan kami jatuh pada gendongan model SSC. 

Stroller kami hanya membawa satu, yang tipe lipat ukuran bagasi. Kenapa hanya satu? alasan KEPRAKTISAN. Biar gak banyak tentengan. Stroller bermanfaat di ruang tunggu, bayi bisa tidur nyenyak dengan nyaman, sementara yang satu lagi disusui. Dengan teknik menyusui bergantian, satu stroler saya rasa cukup. Tapi jika tidak nyaman membawa stroler, saya rasa gendongan saja sudah cukup. Pastikan gendongannya ada dua ya. 😀

Oh ya, pastikan belajar teknik menyusui sambil menggendong. Ini bermanfaat banget. Sayangnya, saya  belum lihai, jadi ya, disusui sambil gendong manual. 😁 Kalau pas bisa duduk tidak masalah, tapi waktu berdiri atau jalan, ya lumayan nikmatnya. 😅

Trik 7: 

Ringkaskan Tentengan

Barang tentengan bawa seperlunya saja, agar fokus kita lebih ke bayi-bayi. Diantara yang penting ialah popok sekali pakai, tisu basah, perlak, tisu kering, baju ganti, obat-obatan seperti minyak angin, pengukur suhu, penurun demam, alat penyedot ingus, dan lainnya. Selebihnya, bagasikan. 

Tentengan yang ringan dan ringkas akan memudahkan langkah dan mengurangi pegal linu encok nyeri 😝 selama menggendong bayi-bayi selama perjalanan. 


Trik 8: 

Patuh Protokoler

Membawa bayi-bayi bepergian di musim pandemi seperti ini bukan ide yang baik. Jika tidak mendesak dan tidak perlu, JANGAN LAKUKAN. Sepanjang perjalanan dari satu pesawat ke pesawat lain, hanya kami saja yang membawa bayi. 

Upayakan tetap jaga jarak, pasangkan face shield saat harus berada di dalam keramaian. Tetep dong di pesawat, gak ada jaraknya, kursi tetep penuh (pengalaman saya ini) 😭. Kurangi aktivitas berbincang dengan orang lain, jaga bayi-bayi dari kerumunan. 


Nah, semoga kedelapan trik ini bermanfaat buat ibu bapak yang memiliki bayi kembar dan akan bepergian. Tiga hari perjalanan kami kemarin memakan waktu 14 jam perjalanan dari Bandara Husein Bandung menuju Balikpapan, transit Surabaya. Di hari pertama, alhamdulillah masih ada Eyang Puteri dan adik yang membantu. Dua hari setelahnya, kami lakukan hanya berempat, saya, suami dan bayi-bayi. Alhamdulillah ternyata kegalauan, kekhawatiran dan pikiran takut tidak mampu tidak terbukti, Bahkan perjalanan akhirnya diakhiri dengan naik bus Damri yang 'hangat' 😁, alhamdulillah anak-anak kuat. 

Selamat bepergian seru bersama bayi-bayi. Insyaallah, ada Allah yang membersamai. 😘


You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar