Kuliner

Resep Ayam Rica Rica Tanpa Minyak dan Tambahan Penyedap Sintesis

Friday, May 24, 2019

Makanan di foto saat sahur, dan emang tinggal segini-gininya. 😀 Alhamdulillah masih sadar moto buat pencitraan. 😆

Bismillahirrahmanirrahim.

Sudah lama ya gak posting resep-resepan. 😆

Terakhir banget itu tahun 2016, dengan resep KARE AYAM SPESIAL yang dimasak sekali-kali pas bikin BURAS SPESIAL saja. 😅 Betapa luar biasa effort saya waktu itu karena JARANG BANGET (ok capslock 😂) masak buras. 😀

Saya memang gak begitu pede aslinya kalau shar sher resep masakan, karena emang jarang masak dan sering makan di luar. 🙈 Alhamdulillah, tahun 2019 ini Allah memberikan nikmat karunia punya lebih banyak waktu di rumah, bisa ke pasar hampir setiap hari untuk belanja bahan masakan, dan bisa lebih sering memasak.

Alhamdulillahnya lagi, tahun 2019 ini saya dikenalin oleh salah seorang teman di komunitas yang saya ikuti, untuk ikut kajian kesehatan dari dr. Zaidul Akbar. Banyak membuka wawasan dan memberi hidayah pada hamba yang makannya banyak nyampah ini. 🙈

Teman-teman bisa mengikuti kajian-kajian beliau di YouTube dan Instagram beliau. Searching saja: dr Zaidul Akbar.

Karena sebelumnya saya pernah menjalankan program Food Combining, ketika mendengar penjelasan-penjelasan "Jurus Sehat Rasulullah" dr. Zaidul tentang bagaimana makan yang benar, saya merasa kesentil, karena dulu saat nerapin FC emang kerasa efeknya sesuai apa yang beliau sampaikan.

Daaaaaaaaaan, karena saya sempat hampir depresi kemarin itu, 😀di mana pikiran-hati saya kayak korslet gak jelas, trus malah tambah berat badan sengembang-ngembangnya 😝 (lebay ih, nambah sekitar 6 kg-an gitu). Saya merasa harus berbenah dan bangkit.

Maka, saya putuskan untuk DETOKSIFIKASI QALBUN DAN BADAN. Semacam program untuk bebersih semua penyakit hati, pikiran dan perut. Semua penyakit bermula dari hati. Penyakit fisikpun biasanya muncul dari adanya penyakit hati. Setelah itu, sumber lainnya lagi ialah dari perut, terutama makanan minuman yang kita masukkan ke dalam tubuh. 

Intinya sih, sesehat apapun makanan minuman yang kita masukkan ke dalam perut, kalau hatinya berpenyakit, ya tetep gak bisa menghalau datangnya penyakit fisik. Apalagi kalau makan minumnya gak sehat. Tapi, sesehat apapun hati dan sumber makanan, bukan menjadi jaminan kalau manusia tidak akan pernah sakit. Jadi gitu, manusia tetap ranahnya ialah ranah ikhtiar dalam ketaatan. 

Salah satu bentuk ketaatan ialah mengikuti apa yang Allah perintahkan dan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam hal ini, yang akan kita bahas di sini ialah tentang makan dan minum. (Di bagian terakhir postingan ini, insyaallah akan saya cantumkan kajian dr. Zaidul tentang ini ya, supaya bisa didengarkan langsung). 🙏

Sejak dua bulanan sebelum memasuki Ramadan, saya sudah mulai sedikit demi sedikit mencoba menerapkan pola makan sehat. Dan di bulan Ramadan, saya mencoba untuk totally menerapkan semuanya meski kadang kepleset satu dua tiga empat lima. 😀

Diantara yang mulai kami (saya dan suami) terapkan ialah, meninggalkan nasi putih (bukan meninggalkan karbo ya), makanan berminyak, gula pasir putih, garam dapur, makanan minuman kemasan, berpengawet, makanan berbahan dasar tepung, produk beku, msg dan kawan-kawannya. Terpenting, meninggalkan keseringan keliling kulineran di luar. 😆

Trus makannya apa? makan lebih banyak REAL FOOD. Makanan yang diciptakan Allah, diproses langsung di atas tanahnya Allah, terkena sinar matahari. Baru sadar kalau selama ini makan juga, cuman lebih banyak makanan jadi dan kemasannya ketimbang real foodnya Allah. 😅 Jadi pada intinya adalah porsi makanan menjadi: 4/6 sayuran buah, 1/6 biji-bijian, 1/6 protein hewani.

Kemudian perhatikan juga kombinasi makanan seperti karbohidrat sebaiknya tidak dimakan bersama dengan protein hewani. Juga jam makan, sebaiknya tidak makan terlalu larut malam, batasi sampai pukul delapan malam (tapi saya sih biasanya masih suka molor ke pukul 9, 😝 kalau udah gini, biasanya disesuaikan, misal dengan menu sepiring buah atau sayur).

Nah, menu ayam rica-rica ini barusan kemarin saya coba bikin. Coba-coba dengan bumbu yang dua kali lipat dari biasanya, dan tanpa minyak. Ternyata enak alhamdulillah ya Allah, gurih banget *lalu mendadak jiwa pencitraan saya terguncang dan pengin sok sok nge share. 😜 Bismillah, berbagi pengetahuan untuk kemanfaatan ya, buat jariyah. 🙏

Eniwei, ini kelihatan kuning banget karena kunyitnya yang emang banyak, cabenya sedikit, plus gak pake lombok besar merah karena lagi gak punya. 😅 Mudah-mudahan tetep kelihatan kayak ayam rica-rica ya. 😂

RESEP AYAM RICA-RICA TANPA MINYAK DAN TAMBAHAN PENYEDAP SINTETIS

Oh ya di resep ini saya hanya menggunakan Himalayan Salt (Garam Himalaya) secukupnya, yang merupakan salah satu garam paling murni di dunia. Him Salt ini baik untuk dikonsumsi dibandingkan garam dapur biasa yang kita gunakan karena tidak melalui proses pemurnian. Proses pemurnian ini biasanya yang menghilangkan banyak kandungan dan mineral dari garam.

Bahan:

900 gram ayam potong. Lebih baik lagi jika mengonsumsi ayam kampung asli peliharaan sendiri. Cuci bersih. Kukus ayam sampai hampir matang (bisa dilumuri kunyit dan perasan jeruk nipis- tapi kali ini saya skip dan ganti dengan memasukkan potongan sereh di air kukusan). Proses kukus ini bertujuan untuk meminimalkan zat-zat kandungan kimiawi pada ayam potong.

Bumbu halus:
1. Bawang putih 5 siung
2. Bawang merah 8 siung
3. Jahe (dua kali ukuran kunyit yang digunakan)
4. Kunyit seukuran jari
5. Ketumbar
6. Merica
7. Lombok (sesuaikan selera pedasnya)
8. Kemiri (bisa ditambahkan jika punya, saya skip karena gak ada)
7. Him Salt secukupnya

Untuk bumbu halusnya kira-kira saja ya sebanyak apa, 😅 yang pasti di resep ini saya coba dengan takaran bumbu dua kali lipat dari biasanya. Sejak tahu manfaat rimpang-rimpangan, berikut semua bumbu dapur, saya suka masuk-masukin bumbu dapur (apa yang ada) ke masakan atau minuman. 😀

Bahan tambahan:
1. Daun jeruk atau perasan jeruk nipis
2. Sereh
3. Lengkuas
4. Kemangi (jika ada, kebetulan saya lagi gak punya)

Cara membuat:

Angkat ayam hasil kukusan. Panaskan penggorengan dengan api sedang. Masukkan bumbu halus, sangrai sampai harum (gak perlu lama biar gak gosong), masukkan air sesuai selera atau sebanyak minyak yang biasa digunakan, masukkan ayam, masukkan daun jeruk, sereh, lengkuas. Tambahkan air kembali jika dirasa perlu. Aduk-aduk ayam sebentar, karena tadi sudah dikukus hampir matang, jadi gak perlu lama-lama, cukup sampai bumbu meresap, minyak dari ayam keluar dan air terlihat agak mengering. Angkat.

Rasanya masyaallah seger banget, bumbu halusnya aja udah bikin sedep. Hasilnya jadi kayak gak lebai minyak gitu, pedes-pedes asem seger, perpaduan yang pas antara lombok dan daun jeruknya. Sungguh mengingatkan saya akan kesegaran seblak yang biasa tersebar di seantero Bandung. 😄

Saya makan ayam rica-rica ini bada tarawih pakai terong rebus, lalu saat sahur pakai daun selada satu ikat buat saya sendiri 😀. Satu jam sebelum makan, diisi dengan minum infuse water dan buah-buahan, alhamdulillah tanpa nasi putih pun udah kerasa cukup.

Silakan, bisa dicobain resep enaknya ini. Semoga suka dan berkah makanannya. 😘

Salam.

Oh ya, ini salah satu tayangan dr. Zaidul Akbar yang bisa diikuti:



You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



2 komentar