Wisata

-293- Masjid Al-Alam, Destinasi Wisata Religi Kiwari Kota Kendari, Sultra

Friday, June 22, 2018





Bismillahirrahmanirrahim.

Matahari baru saja naik sepenggalah, waktu yang tepat untuk berkeliling kota. Di hari kedua Idulfitri kami memutuskan untuk bersilaturahmi sembari singgah menuju Masjid Al-Alam Kendari yang sukses membuat saya penasaran sebab tidak sempat merasai salat di hari besar kemarin.


Masjid yang baru saja diresmikan pada bulan April lalu oleh pemerintah setempat, mengundang rasa penasaran banyak orang, termasuk saya. Di gerbang depan, sebuah plang bertuliskan arah wisata religi, masuk sekitar 1500 meter ke dalam. Jalanan masih sangat lengang sepagi itu, padahal kemarin ramai padat oleh jemaah sampai macet, katanya.


Saya beruntung, bisa dengan sangat puas menikmati jalanan kanan kiri yang dikelilingi laut Teluk Kendari ini, bebas, tanpa ada hambatan. Sembari mengkhayal, andaikan sebelum memasuki areal Masjid disuguhi hutan bakau dengan jembatan kayunya dan sekawanan habitat kera, tentu akan lebih eksotis, ah, ada-ada saja saya. :)


Satu kilometer sangatlah cukup, digunakan untuk berjalan kaki (jika ingin menikmati pagi) sembari menyaksikan pemandangan indah sekeliling, atau langsung menuju kawasan Masjid dengan berkendara. Kami memutuskan pilihan kedua, agar dapat bersegera melaksanakan salat Duha.


Lagipula, entah mengapa, suasana di luar sangat terik dan menyengat :). KURANG PAGI. Salah sendiri, datang kemari 'agak kesiangan' :D. Mestinya, jika ingin menghirup udara segar, datang ikut berjemaah salat Subuh sekalian. :)


Semakin lama, pengunjung semakin bertambah. Ada serombongan orang yang datang untuk mengambil foto sekeliling, melihat-lihat dan berwisata, sebagian tampak berseragam lengkap demi mengabadikan foto momen lebaran bersama keluarga. Anak-anak bebas berlarian di halaman masjid, sementara yang lain, tampak serius memerhatikan detail bangunan dan merasai betapa nyaman beribadah dengan pemandangan yang sangat mendamaikan.


Saya memang tidak begitu mengikuti detil proses pembangunan Masjid yang proyeknya dimulai sejak tahun 2010 ini, sebagai pendatang, entah mengapa nama Masjid Al-Alam seketika langsung mengingatkan saya pada
.
.
.
nama Gubernur Sultra, tentu saja, :), Bapak Gubenur Nur Alam, brandingnya melekat sekali ya :). Dan sudah pasti, proyek ini berasal dari APBD. Apapun itu, saya bersyukur sekali, karena kawasan ini sangat indah untuk dinikmati.


Konsep membangun sebuah Masjid Terapung persis di tengah teluk sangat patut diapresiasi. Dengan desain arsitektur modern dan mengambil tema alam, rasa-rasanya, Masjid ini layak menjadi pilihan destinasi wisata religi kekinian.


Meski beberapa fasilitas tampak belum selesai dan sedang dalam proses pengerjaan, sama sekali tak mengurangi kepuasan saya menikmati semuanya. Dari sisi sebelah kanan masjid, sebagai pengunjung, kita masih dapat duduk-duduk sembari meluaskan pandang ke lautan luas. Beberapa anak muda juga tampak asyik membuat video dan mencari spot 'instagramable' sebagai kenang-kenangan. :D


Desain interior tak kalah menarik untuk ditengok, pintu masjid yang eksotik tak jarang menggugah perasaan untuk sekadar mengambil foto bergaya di depannya. Sayang sekali di lantai atas, tampak masih sangat kotor, bekas tisu beterbaran di mana-mana. Aih, mengingatkan saya pada budaya meninggalkan sampah koran saat salat di lapangan terbuka. Budaya kebersihan bagi kita orang Indonesia masih menyisakan PR besar bersama.


Merasai Salat di Masjid Al-Alam

Sejuk, itu kesan pertama saat menginjakkan kaki ke dalam ruangan Masjid. Dinding-dinding Masjid yang didesain berupa jendela-jendela besar dan bening yang dibiarkan terbuka, membuat pandangan kita langsung dihadapkan pada lautan, bukit-bukit dan daratan yang ada di sekelilingnya. Hal ini sukses memanjakan mata sekaligus menyamankan hati untuk berlama-lama berada di Masjidnya. Sebut saja, ini wisata sembari bertafakur mensyukuri segala nikmat Allah yang terpampang nyata di hadapan. Masyaallah, nikmatnya. :)

Pelataran Masjid, pagi hari

Mengunjungi Masjid Al-Alam di Malam Hari

Didorong oleh rasa penasaran menyaksikan matahari terbenam, kami datang kembali sore harinya. :)

Tapi sayang, kami cukup terlambat, karena setibanya di sana, jam sudah menunjukkan pukul 18.00 Wita, dan jemaah salat Maghrib sudah hampir bubar. 

Perjalanan memakan waktu dari Kota Kendari Lama (tempat tinggal kami) menuju Masjid Al-Alam sekitar 30 menit. Sayangnya, kami baru beranjak keluar dari rumah pada pukul 17.30 Wita, :). Ya salam, sudah pastilah terlambat.

Pelataran Masjid, malam hari, seusai hujan.
Yang saya herankan, di pelataran dan di jalan masuk sepanjang kurang lebih 1,5 km itu, puluhan pengunjung asyik menikmati pemandangan di luar, bahkan sebagian sedang duduk-duduk di pinggiran seakan sedang berada di pantai. Jadi saya pikir, belum terlalu terlambat untuk datang. :D

Ternyata, sampai di halaman Masjid, salat berjemaah sudah usai. :)

Menjawab keresahan saya, sebuah pengumuman dari pengurus Masjid segera berkumandang, mengingatkan pengunjung, bahwa jangan sampai niat berwisata religi tetapi malah menanggalkan keutamaan salat berjemaah dan tepat waktu. Yah, ada benarnya.

Ditutup dengan kalimat, "silakan Bapak/Ibu berwisata religi, menikmati keindahan pemandangan ciptaan Allah, tetapi jangan sampai kegiatan tersebut, mengganggu waktu ibadah."

Keindahan malam, di pelataran Al-Alam
Pengunjung jauh lebih banyak dibanding pagi hari tadi. Panorama juga tampak jauh lebih memesona di malam hari. Jarak antara Maghrib dan Isya yang tidak terlalu lama, saya isi dengan berkeliling menyaksikan lanskap bersama para pengunjung lainnya di luar. Saya bahkan dimintain tolong memotret beberapa orang yang hendak mengabadikan momen, dengan panggilan "Dek, dek, tolong foto kami." Ha-ha, saya merasa penampilan saya malam itu tampak seperti remaja yang baru lulus SMA yang sedang kongkow bersama kawan-kawan sepermainannya. :D

Dan entah, dipanggil begitu saja, saya merasa bahagia, hahahahaha, sungguh sebuah kebahagiaan yang HQQ. :p

Suasana jalan menuju Masjid, malam hari.
Puas menikmati malam dan suguhan alam. Selepas Isya kami beranjak pulang.

Ini pengalaman pertama buat saya, berwisata dengan pemandangan alam memikat hati, di pelataran Masjid, alhamdulillah. :)

Rembulan sedang setengah sabit, dan tidak purnama malam itu. Jika iya, pasti suasana akan tampak lebih syahdu. :)
Di setiap kesempatan mengunjungi suatu tempat, biasanya saya akan mencari Masjid Agung setempat, untuk merasai bersujud dan sebagai wujud rasa syukur. Selain tentu, mengabadikan pengalaman momen kesempatan menikmati Masjidnya, tiada tempat yang lebih menentramkan selain Masjid. :)


Saya rasa, jika berkesempatan ke Kendari, Masjid ini bisa menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. :)


Salam -

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar