Statistisi

-288- Pengalaman Seminar Daring PBM Bersama Kang Arul (Dr Rulli Nasrullah, M.Si), Sang Dosen Galau

Thursday, May 10, 2018


Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, berkesempatan untuk menulis dan mengisi blog lagi. 😘😍

Saya harus banyak bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat dan kemudahan ide. IDE selalu saja muncul di tengah perjalanan dalam membangun komunitas #PerempuanBPSMenulis.  👉 (tolong itu di klik linknya, dan di follow, mon maap kalau akun IG PBM belum kesempetan diurus lagi, karena admin cantik sedang sibuk dengan Proyek Perubahannya dan inovasi terbarunya, 😃, dan saya sendiri belum konsen untuk menyusun tim lagi di sana. Yang penting, sedekah follow dulu lah ya, ha-ha. 😆)

Boleh baca: Dibalik Perempuan BPS Menulis

Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada banyak pihak, rekan-rekan di #PerempuanBPSMenulis, tim admin, dan tentu saja spesial kepada: Blogger Muslimah Indonesia yang menjadi perantara mengapa saya akhirnya menetapkan pilihan kepada Kang Arul. 😍

Kenapa kudu blio? karena profil beliau mengagumkan, yass saya akui itu. 👍👍👍
*Terima kasih Kang Arul atas perkenannya berbagi ilmu di PBM 🙏.

Alasan mendasar, adalah menyesuaikan tema Tantangan Menulis di PBM sendiri, yang sepanjang bulan April ini mengambil tema "Personal Branding". Saya meminta teman-teman untuk memunculkan jati diri sebagai seorang statistisi (ASN) di Badan Pusat Statistik di lini media sosial dan blog yang mereka miliki. 😊 Tugas ringannya adalah, menuliskan aktivitas kegiatan ke-BPS-an di status, repost hasil BRS (Berita Resmi Statistik) atau langsung dari akun resmi institusi, minimal lima. Cukup ringan dan santai ya? 😘 *ini karena bulan April ini jadwal kegiatan BPS padat sekali, jadi pembelajaran bulan April ini cukup santai saja*.

Sebelumnya, di bulan Maret lalu, tantangan menulis yang diberikan adalah mempraktikkan ilmu dari Mbak Tasmilah, menulis di koran. Alhamdulillah, telah terbit puluhan opini koran di seluruh bagian Republik Indonesia 😆dari teman-teman PBM. Good Joooob 👍👍👍.  Dan yang paling membahagiakan, sebagiannya adalah penulis baru dikancah 'perkoranan', masyaallah. 😍Tiga tulisan anggota PBM bahkan ditayangkan di majalah Varia Statistik edisi April. 💖

Boleh baca: Seminar Inspirasi Menulis #2 Bersama Mbak Tasmilah, Produktif Membunyikan Data Melalui Opini

Siapa itu Kang Arul? 😎😎 


Saya mengenal blio sedari lama sebagai sesama blogger. Aih, siapa yang tidak mengenal blio, Sang blogher hits, selebblog kalangan sosialitaaah? *dan bahkan rumput bergoyang saja jika ditanyai pasti akan menjawab tahu. 😂

Setelah bergabung bersama Blogger Muslimah Indonesia, dan mengenal Foundernya, yakni Uni Novia Syahidah (www.tintaperak.com). Saya terbelalak begitu tahu bahwa, Uni adalah isteri dari Kang Arul.

"Haaah, Uni, saya baru tahu, Kang Arul yang ngetop, populer, yang postingannya suka viral plus jadi perbincangan di kalangan bloger itu suami Uni? haaah? haaah? 😱😱?" *yass, lebe nih agaknya kagetnya, hoho. 😜 *Ini tepat di tahun 2016 saya tahunya. Itu juga berkat artikel Uni Novia di sini:

Sepuluh Fakta Tentang Kang Arul 

Ya karena branding beliau berdua itu di dunia maya bedaaa banget, bagai langit dan bumi, ha-ha *maafkan saya Kang, Uni. 🙏 Kang Arul sakseis dengan branding blio yang lucuk-lucuk garing gimana gitu, 😂 dosen galau yang sedikit gaje dengan tagline supernya itu "Cogalau Ergo Sum: Aku Galau Maka Aku Ada" tengok aja blog blio nih ya. www.dosengalau.com


Lalu Uni, sakseis dengan branding penulis fiksi, novelis level nasional yang tidak diragukan lagi karya-karyanya, plus pendiri Blogger Muslimah Indonesia.💓

Lagi, mereka gak berkawan di medsos, dan gak pernah -semacam- pamer kemesraan, pasang foto berdua, dan maen tag-mentag sang pasangan. 🙊Masing-masing jadi seleb blog dan mewarnai dunia perblogingan dengan cara dan jalan masing-masing. Warbiyasyaak, pasangan serasi, barakallah ya Un. 😍

Lalu, saya makin kaget sewaktu curhats di grup bloger (ini grup khusus terdiri dari beberapa muslimah saja, buat asyik-asyikan ngubrulin apapun. 💓)

"Gaes, kasih masukan dong narsum yang bagus buat seminar PBM, temanya tentang "Personal Branding"?."

Trus rame dong itu grup, kek biasanya.
.
.
.
"Kang Arul aja, expert banget, cucok meong, asyik banget waktu ngisi seminar kemarin."

Trus ada beberapa masukan nama lagi.

Sampai kemudian, jeng-jeng-jeng.

Salah satu ada yang komen, "Kang Arul ini yang penulis buku juga kan? bukannya beliau itu yang sudah nulis 300 buku ya?" wooooooot? 😱😱😱 *terbelalak manjaaah ha-ha. 😆 *Ya Allah saiyah kemana ajaah, saya gak tahu sama sekali. Trus saya dapetlah nomor Kang Arul dari obrolan kenkawan ini.

Lanjut googling informasi tentang Kang Arul, dan menemukan fakta bahwa nama asli beliau Rulli Nasrullah? *fix saya beneran baru tahu. 😄

Saya menghubungi Uni Novia terlebih dahulu dan memperlihatkan beberapa judul buku.

"Uni, Uni, ini buku Kang Arul ya? ini nama asli beliau?"

"Hehe ..." jawaban singkat Uni. 😅

"Uni, Kang Arul sudah nulis 300 buku Un?"

"Gak tahu" 😂

"Ish Uni gimana sih masak gak tahu"

"Ya habis kagak kelihatan sih wujudnya di rumah, entah deh, dulu kan beliau copywriter, makanya udah gak keitung deh" 😂 *Uni plis, rendah hati sekali.

Kemudian di profil blog Kang Arul, di situ Kang Arul menuliskan, telah menulis 100 judul buku plus dijejer tuh judul bukunya apaan aja. Dan pernyataan jujur bahwa beliau lebih senang dikenal sebagai seorang bloger dan tukang jalan-jalan *kok sama ya Kang?* haisssyaaah sok nyama-nyamain. 😀

"Trus Un, Kang Arul dosen S2 di mana aja ya?"
"Uni, Uni, ternyata Kang Arul pernah masuk tivi ya? beliau pakar media sosial Un?"
*Ya Allah saya kepo maksimal, 😆 beruntung gak perlu sampe ke Lambe T*rah reborn buat tahu profil sosok beliau. Langsung ke sumber terpercaya. Dari obrolan itu berlanjut ke obrolan menjadi narsum seminar PBM.

"Un, gimana nih Un, deg-degan euy hubungin Kang Arul, ini kegiatan perdana di mana saya ngundang narsum dari luar Un. Kasih tahu Kang Arul dong, prolog-in Un" 😂 *Sungguh dramaaaah saiyah yaaah, *jadi gitu dah ah, saya bolak-balik antara curhats ke Uni dan menghubungi langsung Kang Arul (atas saran Uni).

Kang Arul syiibuuk, kadang lamaaaa baru mbales chat saya, dan jawaban beliau sungguh teramat singkat, padat, jelas 😄 *semacam hanya "ya", "oke", "sip" gitu-gitu dah ah.

Trus ntar kalau saya merasa bingung tak tahu arah balik lagi ke Uni, *alhamdulillah ya Allah berkah ngeblog, bisa kenal blio-blio ini.

Saya menghubungi beliau di bulan Maret untuk kegiatan bulan April, satu bulan untuk meminta waktu kesediaan beliau. 🙏

Dari hasil perdana saya, berkomunikasi dengan Kang Arul, beliau di mata saya -meski online ya- adalah sosok dosen dengan disiplin tinggi, terlihat agak beda dengan branding bloger yang saya kenal selama ini, beliau sosok profesional yang cerdas, dengan pembawaan karakter santai dan santun.

Nah, baiq, kita lanjutkan ke ACARA SEMINAR. 💖💗

Catatan: sebagian cerita ini saya simpulkan dari notulen seminar. Mohon maaf tidak bisa memberikan notulen lengkap, karena materi yang sifatnya teknis sekali -trik bermain branding untuk lembaga- tidak diperkenankan dibagikan di luar PBM. 🙏

Acara seminar kali ini, didesain dengan format yang berbeda. PBM mengundang beberapa penulis pria *agak gak enak yah sebutannya :D* dari kaum bapak-bapak gitu lah ya. Dan secara khusus, mengundang Pak Jiko, Bapak Eko Oesman (www.ekooesman.com) Kabag Humas BPS. Beliau ini yang banyak memberikan dukungan, sokongan, sumbangan plus sponsor hadiah untuk kegiatan PBM *Pak, tolong Pak, revisi DIPA bikin seminar luring yang mengumpulkan kami semua Pak, minimal di Bali atau Lombok lah Pak, ha-ha 😂, minta digetok, qiqiqi. Beliau sosok humanis, teduh, tulisannya sejuk, seperti abah buat kami semua. Terima kasih Bapak atas arahan, bimbingan dan dukungan selama ini. 🙏

Seminar dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2018, pukul 16.00 WITA saudara-saudaraaaah, dan saya ntah mengapa maen iyain aja ke pembuat poster, si Cantik Irnanda Mas Putri 😆, beneran kacau dah saya, gak ngeh kalau tulisan di poster itu WITA dan bukan WIB. Jadi jam segitu saya masih syantai gegoleran karena saya pikir masih sejam lagi, ha-ha 😂.

Beruntungnya, pukul 16.00 WITA itu saya sigap menghubungi Kang Arul, *niatnya semacam alarm gitu kalau acara mau dimulai satu jam lagi. Eh, Kang Arulnya malah mbales,
"Yah, padahal saya sudah siap sekarang." brb cek grup PBM dan diingetin teman-teman kalau posternya WITA. Oh my Allah. Maapkeun saiyah, rada malu-maluin PBM nih, karena kesannya jadi kurang profesional. 🙏

Meskipun serba dadakan, alhamdulillah semua lancar. Kang Arul disiplin sekali, tek-tek-tek, waktunya dihitung oleh beliau, jam sekian saya akan membawa materi pertama, jam sekian berlanjut ke tema ini ya, jam sekian boleh tanya jawab. Dan saat selesai, beliau langsung pamit. Semua serba terencana, dan diperkirakan oleh beliau. PROFESIONAL.

Materi pertama, ini teoritis sekali. Kang Arul membahas teori tentang Branding dan Positioning, dengan gaya dosen yang sedang menjelaskan, berasa lagi masuk kelas perkuliahan Kang. 😄.

Kesimpulan dari materi ini bahwa branding dan positioning itu adalah: 


  1. Bukan apa yang kita katakan. Seringkali individu/institusi berbuat sebaik mungkin untuk meningkatkan citra diri (produk) kepada khalayak (pelanggan/non-pelanggan). Padahal sejauh apapun usaha yang dilakukan oleh individu/institusi, tetap saja yang terlihat oleh khalayak adalah ...
  2. Apa yang khalayak persepsikan terhadap kita. Ini adalah top of mind dari khalayak terhadap diri kita, maupun apa yang ditampilkan di internet atau istilah teknisnya (SERP) search engine result pages. Apa yang tampil dan dipersepsikan khalayak itulah yang akhirnya melahirkan ..
  3. Ikatan emosional antara khalayak dengan (brand) individu maupun institusi. Ikatan emosional yang lahir dari ...
  4. Top of mind atau kesan utama maupun kesan pertama ketika bersentuhan dengan produk (diri/lembaga/institusi).
Jadi, branding dan positioning itu adalah (1) bukan apa yang kita katakan, (2) namun yang dikatakan orang lain, (3) muncul karena adanya ikatan emosional, dan (4) kesan utama dan pertama ketika bersentuhan  dengan produk.

Branding dan positioning dalam dunia digital bisa dimanfaatkan oleh teman-teman ASN BPS, baik untuk tujuan meningkatkan sentimen lembaga atau untuk manfaat lain seperti ingin bisnis online shop. 

"Branding dan positioning pada pusatnya dibahas dalam dan di ranah komunikasi pemasaran dan kehumasan," tulis Kang Arul. 

"Beberapa perusahaan yang saya kerjasama untuk branding seperti XL, misalnya, lebih kepada melakukan pendekatan ke aspek konsumen dan nonkonsumennya. Karena dalam branding dan positioning, konsumen adalah indikator utama. Bukan harga, packaging, promosi, iklan, distribusi, dll."


"Begitu juga ASN. Sebaik apapun ASN kalau pelayanan kepada warga, atau saat di lapangan  misalnya kemampuan public speakingnya bermasalah, maka kesan yang muncul itu bukan per individu, tetapi per lembaga. Maka aspek konsumen/nonkonsumen (termasuk warga negara) menjadi penting untuk diketahui perilakunya."

~ Saya langsung hubungkan dengan lembaga saja ya. Dalam hal ini konsumen data BPS. 🙏

Pada seminar daring kali ini, Kang Arul menjelaskan, bahwa dalam konteks perkembangan teknologi media dan hadirnya internet serta kekuatan media sosial, tentu sebuah kasus kecil yang berkaitan dengan produk bisa menjadi viral atau perbincangan di media sosial (trending topic). Konsumen (data) kini bisa mengunggah status di media sosial berdasarkan pengalaman mereka atau orang lain terkait produk yang digunakan. Sentimen positif dapat menyebabkan produk (BPS) akan terdongkrak reputasinya, sementara sentimen negatif di media sosial, yang kerapkali tanpa penyaringan, bisa menyebabkan masyarakat memiliki persepsi tidak baik. Tidak hanya itu, sentimen negatif yang muncul di media sosial bisa tersebar melalui jaringan dan bisa menyebabkan calon konsumen membatalkan keinginan mereka untuk tertarik pada sebuah produk.

Dalam perkembangan media baru, konsumen tidak lagi sekadar konsumen pasif, sebagaimana era media tradisional. Informasi dan citra sebuah produk selama ini dibentuk oleh berita di media massa atau iklan-iklan yang diciptakan oleh produsen. Pada era internet yang tidak mengenal batasan geografis dan waktu, konsumen bisa secara langsung mencari bagaimana posisi produk yang diinginkan. Algoritma yang dipakai dalam media siber (cybermedia) seolah-olah kini memberikan pasar ide terbuka yang bisa dimasuki oleh siapa saja. Konsumen bisa mencari dalam hitungan detik reputasi sebuah merk, bagaimana kesan orang-orang saat menggunakan sebuah produk, dan apa saja yang tidak menguntungkan dari penggunaan produk tersebut.

Inti dari teori (konsep) yang panjang yang dijelaskan oleh Kang Arul ini adalah ketahui konsumen dan nonkonsumen atau warga negara/masyarakat dahulu, baru kita bisa mengaktivasi branding. Jangan memaksakan kehendak atau packaging kita ke konsumen. *Ini peer banget Kang buat kami. 😥

Branding BPS sekarang bisa dimaksimalkan sentimennya karena khalayak (konsumen) di internet atau medsos berbeda. Inquisitive citizens inilah yang menentukan branding dan positioning BPS. 

Secara sederhana adalah, ASN BPS tidak "menjual" produk, tetapi memberikan nilai.

Kalau di google, ada 5.550 juta orang yang mencari kata kunci BPS.

4 kata kunci teratas yang terkait BPS adalah 
  1. Lowongan di BPS
  2. BPS jawa timur 
  3. Kegiatan BPS
  4. Jumlah penduduk Indonesia 2017

Pertanyaan (retorika)nya adalah, BPS pegawai atau ASN cuma survei survei dan kumpulin data aja ya?

Branding ini bisa sentimen positif dan negatif. 

Untuk melakukan checking-nya. Bisa buka ke http://socialmention.com/
Masukkan kata badan pusat statistik atau BPS. Lihat apa yang muncul. *Dan, saya langsung nyobain ketik kata kunci 'istikmalia' dan nama lengkap dong, ternyataaaaah gak ada nilai apa-apa. 😂

Sayangnya hasil riset menunjukkan bahwa sentimen BPS ada negatifnya. Dan negatifnya di luar negeri di situs www.reddit.com

Dalam dunia digital, logika internetnya ada pada jumlah konten. Sayangnya konten hanya disuplai oleh web resmi BPS. ASN BPS-nya belum banyak yang menulis di blog dan cerita bagaimana itu BPS. Bagaimana kekuatan data untuk pembangunan di Indonesia, bahwa ASN-nya itu bukan sekadar datang ke rumah-rumah saja, dll. *kami tertohoks Kang. 😭

Padahal dalam digital branding dan positioning, menulis di blog itu penting sekali. Bisa membantu branding BPS. Nah ini gak bisa bicara tupoksi ASN. Ini gak bisa bicara tukin atau remunerasi. Ini gak bisa dijalanin oleh ASN yang mentalnya sebagai finger print. *Ya Allah, ini dalem banget, menusuk tadjaaam. 😥

Bahwa dalam dunia digital branding saat ini, situs resmi pemerintahan dan akun media sosial tidak bisa jalan sendiri. Harus didukung oleh semua ASN meski itu bukan tupoksinya. Tulis Kang Arul lagi. *Tertohok berkali-kali. 

Berlanjut ke sesi tanya jawab. 

Banyak hal teknis yang kami dapatkan, masukan berarti untuk Tim PBM sendiri ke depannya pada sesi ini, -bisa panjang lebar kalau saya jelaskan di sini semua pertanyaan-. 😊

Saya ambilkan satu pertanyaan terakhir, pamungkas sebelum seminar usai. 

Tanya: Bagaimana branding dan positioning yang tepat untuk kami yang notabenenya adalah lembaga kepemerintahan, yang tidak berpusat pada kepentingan mencari laba. Dan tujuan akhirnya adalah mendiseminasikan data? 


Jawab: Pertanyaan baliknya adalah, apakah warganet tahu bahwa BPS melakukan diseminasi data? 

Jangan jangan warganet tahunya dari media massa aja. Kalau jawabannya ya, maka sejalan dengan itu lihat kembali peraturan dan penjelasan sampai ke panduan teknisnya. Ini peer berat untuk memberi tahu bahwa warganet bisa mengakses data. Tapi pertanyaan selanjutnya. Perangkat dan enviroment dan webnya siap gak? Performance web pusat aja di angka F dan E. *Deeeep. 😭

Ini yang membuat warganet akhirnya mundur. Mau buka web aja bufferingbor loadingnya lama nian. *Asa menunggu dilamar pangeran berkuda dengan sekantong permata yang tak kunjung datang*. 

Mau buka web nunggu 30 detik, ngabisin hampir 2.26 MB. Enviroment netizen sekarang semakin cepat, misalnya ber-amp or mobile friendly maka semakin bagus.

Dari segi infografis, BPS udah bagus kok. Udah mulai main dan banyak infografisnya. 

Pertanyaannya, apakah infografis itu juga dipublikasikan oleh seluruh atau sebagian kecil ASN nya di akun instagram mereka?

Tampilan amp or mobile friendly sederhana. Artinya, jangan bingung kalau BPS kurang dikenal dan fungsinya kurang dimaksimalkan oleh khalayak, netizen, bahkan oleh media massa. Jangan jangan hasil riset dua bulan lalu yang dilakukan oleh BPS banyak ASN BPS nya sendiri yang belum tahu. 

~Deeep, kaca mana kaca? berasa dikuliti, 😰 haruskah jujur menyampaikan bahwa kami terlalu syibuk dengan pekerjaan rutin Kang, sampai tak sempat menikmati jerih payah sendiri, sampai tak sempat melahap semua BRS dan mengikuti semua rilis data BPS? 😐 banyak nian pekerjaan kami Kang sampai begadang-gadang dan sering meniadakan hari libur kami butuh bersenang-senang sebentar, dan PBM adalah salah satu jalan bagi kami untuk sedikit rileks sembari menambah ilmu kepenulisan dan berkontribusi untuk lembaga dengan passion yang kami punya. 😍

Saran dari Kang Arul sebagai closing statement:

Langkah yang bisa diambil, pertama, bismillah dulu. *Siap Kang!

Lalu pelan pelan mulai memanfaatkan aplikasi Hootsuite untuk manajemen publikasi medsos.

Semua konten berita link or tautan dari web pusat dan web daerah harus naik di akun medsos masing masing. Lalu infografis juga dinaikin. Terakhir, dalam branding dan positioning itu jangan jual produk, tapi tawarkan core value dan added value kepada netizen.

Baik Kang, terima kasih atas ilmu, saran, masukan dan arahan dari Kang Arul. 

Sungguh, kami sangat terkesan dan senang sekali atas seminar daring ini. 💓

Sebagai penutup dari saya, untuk mengakhiri artikel yang -sudah tentu- panjang, lebar kali tinggi seperti biasanya ini 😝😂 adalah ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berkenan mensukseskan acara. Terima kasih semuanya. Sampai jumpa di seminar PBM selanjutnya. 😍


~~ Salam sepenuh cinta. 💓💓💓


You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



7 komentar

  1. Alhamdulillah... Ilmu yang sangat bermanfaat....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Teh Isti, terima kasih banyak atas bantuannya yaaa.. ����

      Delete
    2. Alhamdulillah, Teh Isti, terima kasih banyak atas bantuannya yaaa.. ����

      Delete
  2. Haha rempong ya mbk buat ngundang Kang Arulnya, ampe harus ngerepetin mbk Uninya haha. Makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya Mbak Muthi, harap maklum, pengalaman pertamax, :D

      Delete
  3. Huaaa.. Ilmunya berbobot sekali.
    Ikut nyama2in ah. Aq dan suami jg ga pernah saling sapa di fb, ga tag2an dan personal branding sendiri2 di dunia maya hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih Mbaaaak, jadi kepo siapa suami Mbak, siapa tahu bisa jadi nasum berikutnya, qiqi, :D

      Delete