Karya

-272- Hari Ibu, Cita Perempuan Untuk Bangsa

Saturday, December 23, 2017


Bismillahirrahmanirrahim.

Hasil belajar yang kedua, alhamdulillah terbit di koran Radar Tarakan, 22 Desember 2017.

Dibuat dalam rangka Hari Ibu.

Artikel ini terinspirasi dari kalender BPS. 😄.

----

Hari Ibu, Cita Perempuan Untuk Bangsa


“Berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan, dan dari sinilah peradaban bangsa dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas dan baik, maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya kepada anak-anak peradaban, dan kepandaian mereka akan diteruskan.”
-RA Kartini-

Hari ini, 22 Desember 2017 diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, Hari Ibu atau Mother’s Day dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua Bulan Mei. Di beberapa Negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) diperingati setiap tanggal 8 Maret.

Jika di Amerika, penetapan Hari Ibu dilatarbelakangi oleh ide Ms Anna Jarvis untuk menciptakan hari untuk menghormati Ibu. Maka di Indonesia, dipilihnya hari bersejarah, 22 Desember ini bermula dari semangat wanita Indonesia untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Ini diawali dari pembukaan Kongres Perempoean Indonesia yang pertama, 22-25 Desember 1928, bertempat di Dalem Jayadipuran, Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri 30 organisasi wanita dari 12 Kota di Jawa dan Sumatera yang kemudian melahirkan terbentuknya Kongres Perempoean yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani adalah organisasi wanita yang terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan Wanita Indonesia, Kartini salah satunya.

Peranan perempuan nusantara dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi, kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, pemberantasan buta huruf adalah sebagian isu yang diangkat di dalam kongres ini. Menariknya, pada Kongres Perempoean Indonesia II tahun 1935 di Jakarta, beberapa keputusan penting yang dilahirkan ialah bahwa kewajiban utama Wanita Indonesia ialah menjadi ‘Ibu Bangsa’ yang berarti berusaha menumbuhkan generasi baru yang lebih sadar akan kebangsaannya. Baru pada Kongres Perempoean III tahun 1938 di Bandung, ditetapkan tanggal 22 Desember sebagai ‘Hari Ibu’.

Peran Publik dan Domestik Perempuan Masa Kini

Semangat Hari Ibu yang dilatar belakangi sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Bangsa menunjukkan betapa peranan perempuan menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan bangsa. Peran ganda seorang perempuan dalam ranah domestik dan publik menjadi aspek yang tak terbantahkan. Dalam lingkup areal rumah tangga, sosok perempuan sangat mulia dalam mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anaknya. Peranan perempuan ini menjadikannya tokoh sentral sekaligus penentu kualitas generasi penerus bangsa. Pada tahun 2016, Badan Pusat Statistik mencatatkan bahwa sebanyak 37,79 persen perempuan 15 tahun ke atas hanya berfokus mengurus rumah tangga (Sakernas, Agustus 2016) dan sekitar 14,63 persen perempuan 15 tahun ke atas berstatus sebagai kepala rumah tangga di tahun 2015 (Susenas, 2015).

Selanjutnya, cita-cita perempuan untuk turut berperan dalam skala pembangunan bangsa tercermin dalam peranan dan perjuangannya di sektor publik. Perempuan Indonesia turut andil dan berkontribusi dalam banyak profesi.

Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS tahun 2016 menunjukkan bahwa sebanyak 48 persen perempuan 15 tahun ke atas berstatus bekerja. Menjadi guru, dokter, dan sektor profesi lain baik formal maupun informal dilakoni oleh Perempuan Indonesia, ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan rumah tangga, tetapi juga turut menggerakkan roda perekonomian bangsa. Fakta juga menunjukkan, bahwa sebagian Perempuan Indonesia ini juga berhasil menduduki jabatan-jabatan penting di sektor pemerintahan, mengambil peran strategis dalam arah pengambilan kebijakan negara. Hal ini tercermin pada data yang ditunjukkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 2015, sebanyak 29,50 persen perempuan yang menjadi pejabat struktural. Dalam dunia politik, sekitar 17 persen anggota dewan diisi oleh perempuan.

Peran Perempuan Indonesia di masa kini ini juga  tercermin pada perannya di sektor perekonomian. Data dari Survei Industri Mikro Kecil (IMK) BPS tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 41,99 persen pengusaha Industri Kecil dan Menengah adalah perempuan. Secara rinci, pelaku usaha perempuan ini terlihat pada industri berskala mikro yaitu industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang. Perempuan juga banyak terserap pada sektor jasa-jasa.

Perempuan Indonesia, Melanjutkan Estafet Cita-cita

Satu dari dua orang Perempuan Indonesia berstatus kawin berani menanggung resiko menghadapi peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga (BPS, Sakernas Februari 2016). Hal ini tentu dengan beragam alasan dan latar belakang. Peran ganda yang dilakoni oleh seorang perempuan, menjadi seorang ibu dan aktif terjun dalam ranah publik, tidaklah mudah. Menjaga keseimbangan antara keduanya, membutuhkan kepiawaian tersendiri meskipun seorang perempuan dikenal sebagai makhluk multi talenta.

Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh Perempuan Indonesia Masa Kini. Bagaimana melanjutkan estafet cita-cita menjadi ‘Ibu Bangsa’, melahirkan generasi bangsa yang berkualitas, menciptakan lingkungan pendidikan yang baik, mencerdaskan, membangun akhlak mulia, mendidik anak-anak dengan tauladan, melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berkarakter sekaligus memberi sumbangsih pembangunan bangsa, berkumpul dengan masyarakatnya, turut memberi sumbangsih untuk lingkungannya, sadar dan aktif terlibat dalam isu-isu strategis.

Betapa besar dan mulia hakikat kehadiran seorang perempuan. Seperti pesan dari RA Kartini, “Berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan, dan dari sinilah peradaban bangsa dimulai.” Perempuan Indonesia harus maju dan terus berjuang demi melanjutkan tonggak estafet cita-cita ini.

Selamat Hari Ibu, untuk Perempuan-perempuan Tanguh Indonesia!.



You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



1 komentar

  1. Though, it may sound very strange, but, I didn't know about the existence of this day, until I have found this post. Now, I will definitely remember it.

    ReplyDelete