Quran

-112- Revolusi Menghafal Al-Quran?

Tuesday, April 30, 2013


Bismillahirrohmanirrohim.

Pernahkah anda menyaksikan, seorang yang berjalan di tengah derasnya hujan, sementara ditangannya, ia menggenggam sebuah payung?

Atau melihat seorang lagi yang lebih memilih berjalan menuntun motornya, sementara seharusnya ia sudah dapat sampai di tempat tujuan dengan segera jika menaikinya?

Begitulah, secuplik gambaran kita terhadap kitab suci yang kita miliki, Al-Quran. Dua perumpamaan tadi, seperti dua orang bodoh yang membiarkan dirinya kesusahan, membiarkan dirinya berada dalam kepayahan, sementara ia seharusnya dapat tertolong, sementara ia seharusnya dapat terhindar dari hujan dan kelelahan. Seharusnya, kita tak perlu kehujanan, seharusnya pula, kita tak perlu kelelahan. Tetapi sebagian besar dari kita, kenyataannya, hanya seperti orang yang membawa Al-Quran, namun tak memberi manfaat apapun bagi dirinya maupun bagi kehidupannya.
###


  1. Saya senang menghafal Al-Quran supaya menjadi termasuk ahli Allah serta mendapat tempat khusus di sisi-Nya. 
  1. Saya senang menghafal Al-Quran karena hati yang selalu terpaut dengan Al-Quran tidak akan disiksa Allah.  
  1. Saya senang menghafal Al-Quran, agar kelak Al-Quran menjadi pemberi syafaat bagi saya di dalam kubur dan hari kiamat kelak
  1. ...................
  1. ...................
  1. ....................
Pertanyaannya, mengapa kita menyediakan begitu banyak waktu serta mendahulukan segala urusan keduniaan kita, tetapi untuk urusan menghafal dan mengulangi hafalan Al-Quran menjadi hal terakhir yang kita pikirkan? jika anda seperti itu, maka bisa dipastikan anda tidak akan mampu mengikhlaskan niat karena Allah dan menumbuhkan kecintaan kepada Al-Quran. Sekali lagi, anda tidak akan sampai kepada derajat tersebut. (Revolusi Menghafal Al-Quran: hal. 50). 
---------- insyaalloh akan dilanjutkan kembali ---------

Tideng Pale Kota Berjuang!
Diantara banyak rizqi dan nikmat yang Allah turunkan, salah satu nikmat yang senantiasa saya syukuri adalah nikmat bertemu dengan orang-orang yang mencintai Al-Quran. Seperti halnya jika anda adalah seorang pecinta kucing dan bertemu dengan para pecinta kucing, atau seorang penggemar sepakbola dan bertemu dengan sekumpulan pecinta sepakbola, hidup jadi lebih berwarna. Bertemu dengan orang-orang yang baik, dan memiliki kesamaan –entah itu kesukaan, visi atau misi- membuat anda mampu bergerak, mendobrak semangat kala melemah, dan meningkatkan gairah di kala jengah. Alhamdulillah, itu juga yang saya rasakan, di tengah segala keterbatasan dan hambatan Allah berkenan mengantarkan buku ini gratis melalui perantara seorang Ustadzah, guru saya, Ustadzah Mukhlisoh (beliau adalah isteri dari Ustadz Efendi Anwar, Lc, Al-Hafizh, Ketua Pesantren Tahfidz Al-Utsmani Jakarta dan Ketua Perwakilan Badan Tahfidz Al-Quran Internasional di Indonesia) yang hendak memberikan semangat kepada muridnya. Yang membuat saya malu, meski sempat jatuh-bangun dalam keistiqomahan, saya masih mendapatkan kesempatan belajar kembali dengan beliau.

Buku ini, pada bab-bab awalnya mungkin hampir sama dengan buku-buku serupa tentang Menghafal Al-Quran, banyak mengisahkan tentang Keutamaan Al-Quran dan Penghafalnya. Tentang hal tersebut, juga telah banyak saya tuliskan dalam postingan-postingan sebelumnya, bisa dibuka-buka kembali, disini. Tetapi, yang membedakan, di dalam buku ini menyajikan tentang teknik menghafal dan murojaah hafalan disertai dengan tabel bantu yang memberikan rancangan hafalan, tabel harian serta tabel target hafalan harian dan ulangan harian. Tabel bantu ini sangat memudahkan bagi penghafal Al-Quran insyaalloh jika dilakukan dengan istiqomah dan niat yang ikhlas akan sampai pada tingkatan mutqin. Saya pernah mendapati buku serupa dengan disertai tabel bantu yang serupa, tetapi tabel yang tertera di dalam buku ini jauh lebih memudahkan untuk dipraktekkan bagi siapapun, baik penghafal pemula atau bagi mereka yang sudah pernah menghafal dan ingin melengketkan hafalannya. Buku ini ditulis oleh Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi (Al-Hafizh), judul aslinya Khoiru Mu’in fi Hifdzi Al-Quran Al-Karim, diterbitkan oleh Penerbit Insan Kamil, Surakarta. Buku ini, merupakan buah penelitian dalam bidang Al-Quran. Sang penulis telah menghabiskan waktu tidak kurang dari 40 tahun, hidup dan bergelut sebagai pengajar, pengarah sekaligus pendidik Al-Quran.

Ketahuilah bahwa barang siapa yang menghendaki (derajat) yang tinggi, maka ia banyak bangun di waktu malam!. Begitu juga, barangsiapa yang ingin menghafal Al-Quran maka dia harus memfokuskan dirinya untuk amal yang mulia ini, serta mengosongkan hati dan akalnya dari perkara selainnya. (Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi)

Ketahuilah, bahwa kesuksesan itu diraih dengan jerih payah, kerja keras, terus menerus, gagal lalu mencoba, gagal lalu mencoba, gagal lalu mencoba, kemudian berhasil. Maka demikian juga, jika anda memiliki cita-cita untuk menjadi seorang penghafal Al-Quran. Sungguh, cita-cita mulia ini –atau bahkan semua cita-cita lain yang pernah anda impikan- hanya akan tercapai jika anda fokus untuk mendapatkannya. Hal demikian, bukan berarti meminta anda untuk berhenti memikirkan apapun atau berhenti dari segala macam pekerjaan, sediakanlah waktu untuk Al-Quran –maaf, bukan waktu sisa yang hanya menyisakan lelah dan mengantuk saja-, tetapi benar-benar waktu khusus bersama Al-Quran, sebagaimana anda menentukan waktu-waktu khusus untuk makan siang atau makan malam, dimana anda selalu berusaha mendisiplinkan diri untuk menaati saat jam makan itu tiba, selelah apapun, sesibuk apapun anda, setidaknya anda tetap berusaha untuk tetap makan bukan?.

Rancangan hafalan dari buku ini membutuhkan waktu sekitar tiga jam setiap harinya. Anda bisa membagi waktu-waktu tersebut sesuai perkiraan dengan syarat; disiplin terhadap waktu-waktu hafalan harian yang telah ditentukan. Tidak perlu berkilah dengan segala macam kesibukan dan aktivitas, ini hanya berkaitan dengan cara mengelola waktu, sebaiknya, sejak dini, kurangi waktu-waktu tidak bermanfaat yang hanya berisi obrolan ataupun aktivitas yang hanya mengandung kesia-siaan. Kurangi waktu menonton anda, kurangi waktu bermain atau kurangi waktu tidur anda.

Bab. 3.  Mengapa Saya Menghafal Al-Quran?
Ini adalah judul pada bab 3 di dalam buku ini. Motivasi, adalah hal pokok dan terpenting yang harus dimiliki untuk sampai pada tujuan.

Barangsiapa yang tidak menentukan targetnya, maka dia tidak akan sampai pada akhir tujuannya. Barangsiapa yang tujuannya tidak murni karena Allah (tidak ikhlas), maka dia tidak akan mendapatkan pertolongandan dorongan terhadap suatu urusan, juga tidak aka nada yang akan membuatnya sabar terhadap urusan tersebut. (Revolusi Menghafal Al-Quran: hal.43)

Oleh karenanya, bersegeralah menentukan motivasi dan tujuan anda, seperti halnya

Bab 4. Sebab-sebab Yang Membantu Dalam Menghafal Al-Quran
1. Berdoalah
Doa adalah permohonan kepada Allah Swt, ini adalah permintaan pertolongan dan bantuan kepada Allah semata. Berdoalah kepada Allah dan yakinlah bahwa doa anda akan dikabulkan. Karena Allah tidak menolak orang yang berdoa kepada-Nya. Ia tidak mengecewakan orang yang bersungguh-sungguh menghadap dan berharap kepada-Nya, maka ucapkanlah, “Ya Rabb, berilah aku kemudahan dalam menghafal Al-Quran, mudahkanlah dan tolonglah aku.”
2. Bertawakkal kepada Allah
3. Mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah.
4. Menjalankan kewajiban dan menjauhi perbuatan maksiat
Menjauh dari perbuatan maksiat dan meninggalkan perbuatan penuh kesia-siaan, seringkali sulit untuk dilakukan. Sebab, perbuatan yang demikian kadangkala berbungkus keindahan. Tetapi ketahuilah! Al-Quran tidak akan pernah dikaruniakan kepada pelaku maksiat. Maka, tunaikanlah segala bentuk amalan fardhu pada waktu yang telah ditetapkan, serta menjauhkan diri dari segala maksiat yang dimurkai Allah. Apabila anda terjerumus ke dalam kemaksiatan, segeralah bertaubat kepada Allah.
5. Mencintai Al-Quran sepenuh hati
Cintailah Al-Quran sepenuh hati, melebihi apapun, melebihi dunia dan seisinya. Hal ini yang cukup sulit untuk dilakukan, begitulah pengalaman yang saya rasakan. Dalam hal ini, seringkali ujian datang sehingga memupus keistiqomahan bersama Al-Quran. Misalnya saja, saat waktu untuk menambah hafalan tiba, ternyata kepentingan dunia menghampiri, kesibukan pekerjaan rumah tangga, entah anak rewel, tamu yang tiba-tiba datang, deadline pekerjaan kantor yang menumpuk atau mengantuk? sungguh, ini adalah sebenar-benarnya ujian yang hendak mengganggu ataupun menguji sejauh mana kecintaan kita terhadap Al-Quran, apakah kita bersegera menghampiri kepentingan dunia, ataukah Al-Quran? ujian-ujian inilah yang pada akhirnya melemahkan tekad, sehingga seringkali kita berujar, 
"saya akan membersamai Al-Quran setelah pekerjaan ini selesai..."
"mulai besok saja..."
"nanti saja, kalau anak-anak sudah besar..."
"nanti saja, kalau saya sudah punya waktu luang..."
sementara waktu terus melaju, dan tidak pernah bisa kembali, sedang kita terus-menerus mencari alasan untuk menunda. 


6. Mendengar bacaan kaset-kaset Al-Quran
Buatlah metode teratur untuk mendengarkan bacaan dari kaset-kaset Al-Quran dari para syaikh besar yang terpercaya, tentukan waktu yang teratur untuk mendengar ayat-ayat atau surat-surat yang telah anda hafal selama rentang waktu satu pekan. 


Saya cukupkan sampai disini dulu, semoga Allah memberikan kemudahan dan kesempatan untuk melanjutkan tulisan ini.  Semoga sebagian isi dari buku yang sangat besar manfaatnya ini, dapat juga memberikan manfaat kepada yang membaca. Tetapi, saya tetap berharap anda dapat menemukan buku ini, dan memilikinya, lalu mempraktikkannya, sehingga kita semua dapat mendapatkan kemuliaan tertinggi bersama Al-Quran. 





Lanjut di Revolusi Menghafal Al-Quran (2)





You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



1 komentar

  1. eh maaf, mbak Isti, tadi saya masuk via FB. Ini link blog saya.
    Wassalam

    ReplyDelete