Fiksi

-59- Sidang Untuk Si Raja Gay dan Si Ratu Lesbi

Wednesday, June 06, 2012


Tuan Bekantan, Presiden
        Syahdan pada suatu hari, jauh di dalam pelosok hutan, Tuan Bekantan (Presiden) sedang menuliskan surat undangan kepada semua anggota Wawan (sebutan untuk para petinggi Negeri Hutan Layar) beserta masyarakat perwakilan dari Ormus, LSN, dan Partai Polatak untuk menghadiri sidang Paripurna Hutan Layar Klop. Negeri ini pada mulanya bernama Negeri Hutan, namun seiring waktu dan semenjak terjadinya Revolusi Birokrato, beberapa tahun belakangan Presiden beserta anggota Wawan sepakat dengan mengeluarkan surat Keprok atas penggantian nama negara menjadi Negeri Hutan Layar. Sejarawan negeri ini menuliskan bahwa nama layar dikaitkan dengan mulai dikenalnya sebuah kotak yang bisa dibentangkan menjadi sebuah layar yang menampilkan berbagai macam suguhan tontonan menarik dari berbagai negeri, seperti halnya Negeri Metropolislen, Negeri Amrekang atau Negeri Indominesia dimana berbagai jenis hewan dan tumbuhan tinggal bersama para Manusiwo. Layar ini mulai dikenal sejak Presiden Buruck Obamus (Seekor Singa Jantan) dari Negeri Amrekang melakukan kunjungan kerja ke Negeri Hutan dan memberikan hadiah sebuah Layar ini sebagai tanda persahabatan.

Piip … piip … piip … Kamoro siap … yok … eksyen!

Nampak seekor rubah dan kawanan serigala hilir mudik mempersiapkan Kamoro. Acara sudah akan dimulai, jam menunjukkan pukul 12 malam lewat 5 menit WM (Waktu Manusiwo). Miss San  (Ular Sanca Betina) malam ini berbalut gaun merah rancangan terbaru dari Babi Zu segera melilitkan tubuhnya pada sebuah tiang mikrofon dan mulai angkat bicara.
“Selamat malam para hadirin sekalian. Malam ini kita berkumpul dalam acara Hutan Layar Klop bersama saya Miss San, ouh panggil saja San tanpa Ca. Ups, maaf nampaknya saya kelepasan bicara. Ehm … ehm … baiklah acara selanjutnya, sebelum kita melanjutkan ke acara  sidang yang akan dipandu oleh Pak Kantan, mari sama-sama kita saksikan Berita Mancanegara, tentunya setelah pesan-pesan berikut ini. Ssssssssssssss”, Miss San mengakhiri pembukaan acara dengan desisan panjang sambil meliuk-liuk di atas tiang mikrofon, seolah ingin menunjukkan gaun merah dengan belahan sepanjang perut hingga ekor. Terlebih lagi Babi Zu sengaja memberikan tambahan bulu mata 'anti gelombang' sehingga mengesankan penampilan Miss San yang juga pernah menjuarai Miss Walls nampak sempurna.
Semua mata tertuju pada Layar. Terlihat seekor bebek menggunakan setelan jas lengkap tanpa dasi kupu-kupu, membacakan berita,
Berita Lintas Negara,
Kerusuhan sedang terjadi di Negeri Indominesia. Pak Emon, bapak dari keluarga Manusiwo pagi ini  terlihat mondar-mandir di pekarangan belakang rumahnya. Pak Emon tak habis pikir, bisa-bisanya dalam dua puluh hari ini tidak satupun ayam-ayamnya bertelur. Padahal, selama ini ia bisa memanen telur ayam kampung paling tidak lima belas butir sehari. Diperkirakan pak Emon kini menelan kerugian ratusan ribu rupiah. Berita ini kami dapatkan setelah wawancara eksklusif dengan Meong, kucing peliharaan Pak Emon.

Beralih ke berita selanjutnya. Warga Manusiwo dari Dusun Suka Marah di Negeri Metropolislen hari ini berunjuk rasa di depan Kantor Lurah diakibatkan Hama Ulat Bulu yang menyerang beberapa pepohonan mereka. Namun yang lebih menghebohkan lagi, baru-baru ini juga terjadi aksi serupa yang dilancarkan oleh sekumpulan capung. Mereka melakukan aksi mogok makan dan mengancam tidak akan mau membantu proses penyerbukan jika dalam hitungan 2 kali 24 jam WM  pemerintah Metropolislen tidak kunjung memberikan ijin atas konser  Dedy Gagak (seekor gagak jantan) ke negara mereka. Berdasarkan catatan Resort kepolisian Tikus yang berhasil kami himpun, konser Dedy Gagak yang rencananya akan digelar pekan depan masih banyak menuai kontroversi, diantaranya setelah diketahui bahwa Dedy Gagak ternyata sangat mendukung pernikahan sesama jenis. Seperti yang dikutip Ruewets baru-baru ini, konser Dedy Gagak juga ditolak habis-habisan oleh beberapa Partai Polatak di Negeri Hutan Layar. Baiklah, untuk mengetahui hal ini, reporter kami Andrew Mow (Sapi) akan melaporkannya secara 'live' dari Negeri Layar Hutan. 
"Yak, Andre Mow, bagaimana kondisi di Negeri Hutan Layar saat ini?"
tiba-tiba layar tak menunjukkan gambar, hanya ada titik-titik hitam yang terlihat memenuhi layar.
Seekor Rubah yang sedari tadi memegang pengeras suara dan menggunakan topi bak seorang indian segera berteriak "Para semut, turun kalian dari layar, bukankah sudah kukatakan, waktu kalian tampil nanti pada saat briik? dengar tidak?".

"Maaf pemirsa, sedikit ada kesalahan teknis, baiklah Kwek, saat ini saya sedang berada di acara sidang paripurna Negeri Hutan Layar, dimana sidang malam ini akan memastikan nasib Raja (ayam jantan pak Emon) yang ternyata diam-diam telah melakukan pernikahan dengan Janed (ayam jantan dari Hutan Layar). Beberapa waktu lalu, Raja ditangkap di perbatasan Indominesia dan Hutan Layar saat akan melarikan diri ke Negeri Amrekang. Diduga mereka berdua hendak mencari suaka dan pengesahan atas pernikahan mereka di negeri yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Baiklah sebelum saya meliput acara sidang ini, ada baiknya kita bertanya dulu dengan beberapa hadirin di ruangan ini mengenai pendapat mereka tentang fenomena Dedy Gagak. Mari ikuti saya:
"Hmm... saudara Doggi-doggi (anjing) bagaimana menurut pendapat anda tentang penolakan kedatangan Dedy Gagak ke negeri anda oleh beberapa partai polatak?"
Doggi-doggi yang sedang duduk menyilang kaki sambil mengisap cerutu merek Gudang Gula, segera membuka kaca mata hitam besarnya, sembari mengibas rambut barunya yang meniru salah satu personel  Boy Band Sajojo (saingan Soju),
"Kalau menurut saya, huuuuuu (membuang asap cerutu)  sayang sekali kalau kita benar-benar menolak Dedy Gagak untuk datang kesini. Apalagi, Dedy Gagak itu kan ikan internasional, huuuuuu (sambil membuka silangan kaki dan merubah posisi silang pada kaki lainnya)"
"Bagaimana menurut anda, Kaciliy (kelinci betina)?"
 Kacily yang berdandan sangat machois dan baru saja melakukan proses transgender menjadi jantan inipun bersuara "Guwe sih nonsen ya ... inikan negara democrazy, kalau yang suka ya silahkan datang, yang tidak suka ya jangan nonton (ehm.. ehm .. sibuk mencari suara bass) selama tidak mengganggu praipesi masing-masing soto watt gitu loohh ... "
Pemirsa, itulah tadi beberapa tanggapan dari warga Negeri Hutan Layar.  Saya, Andrew Mow melaporkan langsung dari sidang paripurna Negeri Hutan Layar, kita kembali ke studio utama.

Piip. Layar dimatikan. Beberapa anggota Wawan nampak bersegera menuju kursi masing-masing. Sementara Pak Kantan berpakaian semi militer sambil membawa palu duduk di meja paling depan.
“Baiklah saudara-saudara sekalian, kita telah mengetahui akar permasalahan dari beberapa kasus yang mulai menimpa negeri kita.  Bahwa semenjak beberapa dari kita hijrah ke negara luar dan tinggal bersama para Manusiwo keadaan semakin kacau. Beberapa dari mereka kembali ke negeri kita dengan membawa pemikiran-pemikiran Manusiwo seperti halnya Si Raja Gay, ataupun bertindak aneh seperti halnya Kaciliy. Dan lagi, tahun ini kita gagal panen disebabkan beberapa tumbuhan telah menjelma menjadi Ratu Lesbi dengan tidak lagi menerima perkawinan dari para pejantan. Hal ini ditambah dengan permasalahan mogok makannya para Capung yang terilhami dari aksi para Capung Negeri Metropolislen, menyebabkan proses penyerbukan pun tidak lagi sempurna"

Huufft ... pak Kantan menarik nafas lebih dalam. 
"Selain itu, kita kini juga dihadapkan oleh bencana yang sebentar lagi akan menghadang jika Berita Selebrita antara Proton (muatan positif dari inti atom) dan Elektron (muatan negatif dari inti atom) benar-benar akan bercerai. Proses perceraian keduanya kini memang sedang diusut Resort Pengadilan Perkahwinan. Kabarnya Proton telah melayangkan surat gugatan cerai dua bulan lalu, dan kini mereka telah memasuki sidang tahap dua. Alasan yang dikemukakannya adalah dugaan perselingkuhan Elektron. Untuk itu, saya telah memberikan surat perintah kepada Komandan Gajah dan pasukannya untuk membentuk tim penyatuan keduanya, dan aksi penyelamatan jika tumbukan antar partikel benar-benar terjadi setelah gugatan perceraian mereka disetujui".

 "Instrupsi Pak Kantan, Pak Kantan ... boleh saya bicara?", seekor perwakilan dari LSN penganut Betinaisme angkat bicara. 
"Saya kira, di jaman yang begitu crazy seperti sekarang ini, sudah tidak jamannya lagi kita mendiskreditkan seseorang hanya karena ia berbeda dengan kita. Ada baiknya kita melihat beberapa perkembangan negara-negara luar yang lebih crazy di luar sana. Soal Si Raja Gay dan Si Ratu Lesbi ini misalnya, untuk apa sih kita ribut-ributkan sedemikian rupa? bukankah dalam Udang-udang kita sila ke lima belas tercantum bahwa setiap penghuni Negeri Hutan Layar bebas mengemukakan pendapatnya dan menjalankan hidup sesuai prinsip masing-masing. Duh, saya rasa ribet banget ya mau tinggal di Negeri ini kalau punya pendapat berbeda saja langsung disudutkan"

"Instrupsi pak Kantan, instrupsi ... saya ingin meluruskan pernyataan Mpok Zep (Jerapah) tadi. Siapa bilang Udang-udang sila ke lima belas menyatakan bebas menjalankan hidup sesuai prinsip masing-masing? anda bisa membaca tidak? jangan seenaknya membaca sepotong-potong dong. Kita memang menganut sistem democrazy, tapi bukan berarti kelewat crazy. Silahkan anda semua membaca, bahwa sila ini memiliki kelanjutan yakni prinsip yang tidak bertentangan dengan aturan Hutan Layar. Anda tidak bisa seenaknya bicara apalagi seenaknya saja bersikap. Berdasarkan Keprok no 1234 XVI di halaman perdana, disitu bahkan dijelaskan bahwa siapa saja yang bertentangan dengan aturan negeri ini akan diberikan hukuman mati. Jadi, saya bersama kawan-kawan disini setuju jika Si Raja Gay dan Si Ratu Lesbi ini diberi ganjaran setimpal yakni hukuman mati. Titik"

Applause panjang dari para hadirin untuk jaksa Buya (buaya) yang begitu berapi-api.  

"Pak Kantan ... Pak Kantan, instrupsi, izinkan saya berbicara Pak Kantan"

Gaduh.  Suasana sidang semakin riuh. Pak Kantan segera mengambil palu,
"Tok ... Tok ... Tok, harap tenang saudara-saudara. Jika tidak, saya akan hentikan sidang ini dengan segera. Yak, silahkan Bu Kadal"

"Saya pengacar dari Si Raja Gay dan Si Ratu Lesbi.  Saya kira saya ingin meluruskan apa yang sebenarnya terjadi pada klien kami. Sesungguhnya pernikahan Si Raja ini tidak pernah sekalipun terjadi. Tidak ada bukti sekalipun yang menguatkan, bahkan saya merasa klien kami ini hanya dijadikan 'Kambing Ungu' oleh beberapa kalangan polatak. Ini hanya sekedar pengalihan isu. Bahkan pada saat pembacaan pledoi di sidang yang lalu, klien kami menyebutkan dirinya pada saat itu tidaklah melarikan diri..."

"Tidak benar itu Bu Kadal. Bahkan tim kami telah menyimpan salinan foto dan video pernikahan mereka dari Berybery milik Raja. Anda jangan memutarbalikkan fakta begitu" sanggah seekor domba dari Partai Polatak. 

"Sebentar Pak Dodom. Saya sedang berbicara"

"Pernyataan anda terlalu mengada-ngada. Anda ini kan pengacar yang tahu hukum"

"Biar saya selesaikan dulu Pak Dodom. Jadi begini, justru karena kami mengetahui hukum. Untuk itu, kami telah melayangkan surat gugatan atas  tindak pencemaran nama baik dan fitnah kepada klien kami"

"Lah, anda ini semakin mengada-ada rupanya. Nah itu kan Raja melancong ke luar negeri, sehingga tertangkap di perbatasan negeri kita. Itu kan melarikan diri namanya."

"Itu juga sudah kami jelaskan di surat BMW, bahwa klien kami melakukan perjalanan ke luar negeri dalam rangka pengobatan"

"Ah, omong kosong itu"

Huuuuuuuuuuuuuuuuuuu, hadirin bersorak.

Suasana semakin memanas. Adu mulut tak terhindarkan. Beberapa anggota Wawan memilih Wok Ot, sebagian lagi terlihat saling mencaci. Berkali-kali Pak Kantan memukulkan palu, meredam kegaduhan. Nihil. 

Layar kembali terbuka, kali ini hanya terlihat gambar bergelombang yang naik turun. 

Kabar Berita.
Resort Pengadilan Perkawinan menyetujui gugatan Proton terhadap Elektron. Hari ini, mereka resmi bercerai. Meskipun demikian, mereka berdua sepakat untuk tetap menjaga keamanan stabilitas lingkungan dan sekitarnya. Demikian kabar ini ...

Piiip... piip ... piiiiiiiiiiiiiiiiiiiip. Lampu padam, kegaduhan semakin menjadi-jadi. Bumi terasa bergetar. Sunyi.




Tanjung Selor Kota Ibadah. Saya rasa ini tulisan saya yang cukup acakadul. Awalnya saya hanya ingin menuliskan bagi  yang menuhankan  rasionalitas. Bahwasanya setiap makhluk hidup, tumbuhan, hewan bahkan benda matipun berpasang-pasangan. Sungguh betapa akan terjadi ketidakseimbangan yang luarbiasa jika mereka tidak lagi berpasangan. Tapi lihat, tidak ada hewan penyuka sesama, atau tumbuhan penyuka sesama, apalagi benda mati penyuka sesama. Jadi sebenarnya siapakah yang tidak rasional?

Gambar dipinjam dari: sini

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



5 komentar

  1. Suju, Nurin, bukan Sujo :p

    Capek rasanya menanggapi mereka yang menuhankan rasionalitas dan kebebasan. Apapun argumen kita, tetap akan dibantah mereka (entah sempat mereka cerna atau tidak sebelum dibantah). Mereka cuma ingin kemauan mereka terwujud. Itu saja. Jalan termudah cuma melindungi keluarga dekat dari paham2 'gila' mereka. *kenapa jadi curhat, sih?*

    ReplyDelete
  2. @Millati Indah Soju Milati, bukan Sujo :p. Suju kan personelnya manusia, kalau Sujo personelnya manusiwo.

    *Tanggapan untuk curhatannya: iya betul, harus kita sendiri yang melindungi keluarga kita. sepakat :)

    ReplyDelete
  3. @Millati Indah maksudku, Soju personelnya manusiwo, tuh kan salah lagi

    ReplyDelete