Parenting

-141- Jangan Biarkan Balita Anda Bermain

Wednesday, January 29, 2014


Bismillahirrohmanirrohim


Itu foto saat Fifi, Omar (memakai baju pelampung) dan Bilqis (naik bebek), bermain dengan puas di Rongkang. Itu semacam aliran sungai yang airnya jernih, tidak terlalu dalam, cukuplah untuk tempat rekreasi anak-anak kalau sedang ingin bermain air. Perlu waktu setengah jam perjalanan menuju kesana. Bermain air, termasuk aktivitas motorik yang sangat baik untuk anak, ada banyak rangsangan yang akan diperoleh oleh anak, sekaligus juga keriangan dan kebahagiaan dalam bermain. 

Beberapa hari terakhir, Tideng Pale sering diguyur hujan, hampir tiap malam hujan turun di malam hari. Akibatnya, sungai meluap, begitupun air yang ada di parit depan rumah. Jangan bayangkan air parit seperti di kota besar yang keruh dan kotor itu ya, air parit di sini jernih dan segar, masih banyak mata air dan air dari pegunungan di hulu perkampungan, jadi saat hujan, air di parit melimpah, dan... inilah waktunya bersenang-senang. Yah, daripada harus jauh-jauh ke Rongkang. 


Siang itu, Sabtu, 25 Januari 2014, saya pun dengan antusias menelpon Mama Omar,
"Mb, air lagi menggenang nih di depan, yuk sorean ajak Omar mandian, nih Fifi barusan selesai mandi juga, jangan lupa bawa ganti ya"

Sesiangan itu, sembari menemani Fifi mandian, saya lihat anak-anak sekitar rumah juga sedang asyik bermain air. Wuih, asyik benar dah! kolam renang gratis. Paritnya tidak terlalu dalam memang, untuk ukuran anak 4 tahunan, bisa sepinggang lah, lebarnya juga tak sampai satu meter.  

Sorenya Mama Omar dan Omar datang, lengkap dengan baju ganti. Sayang sekali, Fifi karena selama siang sudah bermain, menjelang sore, terlelap, dan baru bangun jam 17.30 Wita. 
Demi memenuhi hasrat anak-anak bermain. Meski menjelang senja, kami tetap menemani Fifi dan Omar bermain.

Jam 18.00, setengah jam lagi maghrib tiba, masjid juga sudah mulai berbunyi. 

"Yak, sudah yuk, ayo sudahan, sudah maghrib Nak!", 

Sayapun membawa masuk Fifi, sementara Omar segera pulang ke rumahnya.

Tidak lama, seusai sholat maghrib, Bapak-bapak heboh, di luar ada keributan.
"Ada anak tenggelam di parit, tadi dicariin, baru ketemu jam 7 malam, sekarang dibawa ke rumah sakit" begitu kata ayah Fifi.

Deg, anak yang mana? begitu diberitahu anak laki-laki. Saya langsung mengingat 3 orang anak yang juga asyik bermain, tidak jauh dari rumah kami. 

"Iya, tadi aku juga lihat Mbak, pas mau maghrib itu, tinggal mereka saja yang bermain, yang lain sudah pulang, Omar juga sempat nyeletuk "Mah, itu kakak masih main", "kakak kan rumahnya deket situ, Omar rumahnya jauh, jadi cepet pulang". Aduh Mbak, nyesel juga saya, tadi gak nyuruh mereka supaya cepat pulang", begitu keterangan dari Mama Omar.  

Sehabis isya, saya sudah mendapat kabar, bahwa anak tersebut tidak dapat terselamatkan, ia meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. 

Kami kurang begitu mengerti bagaimana jalan ceritanya yang pasti, sebab menjelang maghrib tadi, kebanyakan dari warga sekitar sudah bersegera masuk ke dalam rumah. Yang pasti, setelah dilakukan pencarian, sang anak tadi ditemukan tersangkut di bawah jembatan rumah salah seolah warga.

Setiap kejadian, selalu membawa hikmah, jangan tanya bagaimana rasanya kehilangan, kehilangan seorang anak balita, masih TK, pasti berat bagi kedua orangtuanya, terutama sekali ibunya. Sedih, melihat ibunya yang terlihat sangat kehilangan saat kami melayat ke sana. Tetapi, bagi yang ditinggalkan, tentu dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Setidaknya, ada dua yang menjadi pembelajaran buat saya, dan yang saya bisa bagi kepada setiap orangtua. 


  1. Jangan biarkan balita anda bermain, tanpa pengawasan. Sekalipun ia bermain dengan anak usia lebih, pastikan ia tetap dalam pengawasan orang dewasa. Anak yang meninggal itu, tadinya juga bermain bersama kakaknya, jikapun kita harus mempercayakan ia pada anak yang lebih tua, pastikan bahwa anak tersebut juga anak yang bertanggung jawab.
  2. Segera bawa anak-anak pulang, saat senja mulai merangkak, terutama waktu-waktu menjelang maghrib. Di saat itu, biasanya kondisi di luar sedang lengang, sehingga tidak ada yang memperhatikan. Selain itu, mari kita ingat kembali sebuah hadits ini:  “Jika malam menjelang atau kamu masuk pada sore hari, tahanlah anak anak kecil kamu. Karena syaiton bertebaran pada waktu itu, dan Apabila malam telah terlewati sesaat, maka biarkanlah mereka, Kuncilah pintu-pintu dan sebut nama Allah (membaca: Basmillaah), karena Sesungguhnya setan tidak membuka pintu yang terkunci. Tutuplah tempat tempat air kalian ( qirbah) dan sebutlah nama Allah. Tutuplah bejana bejana kalian dan sebutlah nama Allah, meskipun kalian meletakan sesuatu yang melintang diatasnya. Dan padamkan lampu-lampumu kalian.” [288] Hadits Riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari 10/88, Muslim 3/1595.

Apa yang tertera dalam sebuah hadits tersebut, mayoritas ulama memahaminya sebagai anjuran (sunnah). Bahwa dianjurkan segera memasukkan anak-anak ke dalam rumah, karena selain ditakutkan terjadi bencana/celaka, dikhawatirkan akan diganggu oleh syaithan (baik dari jenis manusia dan jin), disebabkan di waktu-waktu tersebut, syaithan lebih leluasa dibanding waktu pagi/siang hari. Sedangkan pada diri anak-anak, kebanyakan tidak ditemukan adanya dzikir atau penjaga padanya.


Wallohu a'lam bish showab.

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



10 komentar

  1. Betul banget itu mak...saya sependapat mak...

    ReplyDelete
  2. naudzubillaahi min dzaalik. mengerikan mak.

    ReplyDelete
  3. iya mak, sebaiknya mata kita tetap awas.kemanapun anak2 kita melangkah

    ReplyDelete
  4. Ijin share ya mak. Pas banget dengan yang aku pikirin hari ini. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Lebih baik menyayangi dari pada kehilangan...

    ReplyDelete
  5. Ijin share ya mak. Pas banget dengan yang aku pikirin hari ini. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Lebih baik menyayangi dari pada kehilangan...

    ReplyDelete
  6. @Rosita Dani: betul sekali Mak Rosita. Terimakasih sudah berkenan membaca,,

    ReplyDelete
  7. @DERIS AFRIANI: silahkan Mak Deris, dengan senang hati, terimakasih sudah mampir,,

    ReplyDelete
  8. @DERIS AFRIANI: silahkan Mak Deris, dengan senang hati, terimakasih sudah mampir,,

    ReplyDelete