Di Jakarta, waktuku seringkali habis di jalan. Bagaimana tidak, Jakarta adalah kota macet yang parah. Lalu lintas disini seringkali tidak bersahabat. Kopaja yang ugal-ugalan, bus yang garang, kereta api yang penuh sesak dan lebih mirip tempat pemanggangan manusia. Disini, aku dipaksa untuk bisa berjalan dengan cepat, sigap dan tangkas. Bilamana kita ingin bepergian menggunakan bus, kadangkala kita harus berlari-lari kecil bahkan berlari cepat untuk mengejarnya. Bilamana kita bepergian menggunakan kopaja, kita harus bersiap dengan hati-hati saat melangkahkan kaki untuk turun, tidak ada supir kopaja yang benar-benar berhenti ketika menurunkan penumpang. Aku pernah hampir terpelanting saat melangkahkan kaki turun di awal-awal kenal dengan kopaja. Satu hal yang kuketahui setelah peristiwa itu adalah ‘gunakanlah kaki kiri terlebih dahulu ketika ingin turun dari kopaja yang sedang melaju’. Kereta api pun demikian, terlebih kereta api listrik ekonomi seharga 1000 rupiah, kita harus berjuang hebat untuk dapat masuk ke dalamnya dengan berdesak-desakan dan dorong-mendorong yang kuat. Sampai di dalam, kita masih harus berjuang menjaga barang bawaan, dan berjuang di tengah himpitan manusia, termasuk berjuang untuk mendapatkan udara serta memperhatikan secara seksama stasiun yang telah di lewati agar dapat berhenti di stasiun yang di tuju.
Ini adalah sepenggal pengalaman saya saat sedang tertatih belajar Al-Quran. Sungguh begitu banyak pelajaran dan hikmah dari petunjuk yang Alloh turunkan pada kita melalui satu kitab-Nya ini.
Sepulang PKL, setelah lama tidak menyetorkan hafalan, tiba saatnya bertemu dengan ustadzah Nelvi, alhamdulillah hafalanku sudah masuk juz 3 suroh Al-Baqoroh. Ustadzah Nelvi memintaku mengulang kembali dari juz 3 awal. Bagiku, bagian awal adalah bagian favorit karena sebagian besarnya adalah ayat kursi, ayat alquran yang selalu ku baca menjelang tidur, insyaalloh lancar, begitu batinku dalam hati….
Review
-20- Kisah Zaid bin Haritsah, Anak Luar Biasa Didikan Rosululloh
Tuesday, November 15, 2011 1 komentar
Saya mengenal Zaid, ketika saya membaca kisah cintanya dengan Zainab binti Jahsyi. Zainab, yang kemudian menjadi satu-satunya istri Rosululloh yang dipinang langsung oleh Alloh, semata-mata karena pinangan itu diabadikan dengan turunnya sebuah ayat yang memperbolehkan seorang ayah menikahi mantan istri dari anak angkatnya. Hanya itu saja, dan tidak lebih. Sabtu lalu, saya mendapatkan sebuah buku, oleh-oleh dari kak yang baru saja pulang dari Jakarta, dinas luar kota. Buku yang di beli seharga Rp 35.000 ini berjudul ‘Super Teacher Super Student, 7 Jalan Mukjizat Menciptakan Pendidikan Super’. Buku yang tidak terlalu tebal dengan nama pengarang Rina Novia yang juga baru pertama kali saya dengar adalah buku yang langsung menarik perhatian saya diantara puluhan buku yang kak beli. Salah satu bagian yang saya suka adalah kisah Zaid dan bagaimana pendidikan super ala Rosul telah menjadikan seorang Zaid bin Haritsah menjadi pemuda hebat di zamannya kala itu. Berikut saya kisahkan kembali sesuai kisah asli yang terdapat dalam buku. Mari bersama-sama kita petik pelajarannya….^_^.
****
Ini kisah tentang Ainiyah, bukan Aini yah.. Nur Aini apalagi Nurin Aini...:P.
Ainiyah, seorang perempuan yang memiliki dua mata yang indah. Kedua mata yang sejuk dipandang, menyenangkan saat di tatap, bersinar terang seperti rembulan, indah….benar-benar indah, itu saja yang dapat aku jelaskan tentang kedua matanya.
![]() |
Bintang Kelas |
![]() |
Pak Beye |
“Jadi bagaimana bagusnya kita menarik anggota? Apa seperti cara pak harto dengan menculik diam-diam? Atau cara pak Beye, pake acara panggil satu-satu ke Cikeas?”
Satu kalimat yang terlontar dari mulut seorang mahasiswi saat saya dan beberapa rekan mahasiswi Universitas Kalimantan Utara (Kaltara) berdialog tentang bagaimana memulai membangun kegiatan jurnalistik di kampus sore tadi, tak pelak berlanjut menjadi perbincangan semi serius kami berdua menjelang tidur. Kalau mengingat seloroh ide tentang bagaimana cara efektif merekrut anggota, sampai saya menuliskan ini pun, saya masih bisa tertawa dibuatnya.
***
Aku pernah menemui seorang responden yang belum 6 bulan ditinggal istrinya, dan kini telah beristri lagi. Untuk mendapatkan data kematian, ku ajukan pertanyaan,
Aku : “Pak, istri bapak kemarin meninggal bulan berapa?”, bapak yang ada dihadapanku termenung cukup lama. Agak tidak enak juga, aku takut menyinggung perasaannya.
Bapak: “kayaknya akhir tahun 2009 mbak”, jawab sang bapak sedikit ragu.
Tidak berapa lama kemudian, anak pertama sang bapak datang dan langsung menimpali. Anak: “gak mbak, udah masuk 2010, kan belum lama waktu bapak nikah…,”.
Aku: “Oh, waktu meninggal umurnya berapa ya pak?”
Bapak: “dek..dek.. tolong ambilkan kartu keluarga, lihatkan tanggal lahir mama, maaf ya mbak saya lupa …”,
Aku pernah menemui seorang responden yang belum 6 bulan ditinggal istrinya, dan kini telah beristri lagi. Untuk mendapatkan data kematian, ku ajukan pertanyaan,
Aku : “Pak, istri bapak kemarin meninggal bulan berapa?”, bapak yang ada dihadapanku termenung cukup lama. Agak tidak enak juga, aku takut menyinggung perasaannya.
Bapak: “kayaknya akhir tahun 2009 mbak”, jawab sang bapak sedikit ragu.
Tidak berapa lama kemudian, anak pertama sang bapak datang dan langsung menimpali. Anak: “gak mbak, udah masuk 2010, kan belum lama waktu bapak nikah…,”.
Aku: “Oh, waktu meninggal umurnya berapa ya pak?”
Bapak: “dek..dek.. tolong ambilkan kartu keluarga, lihatkan tanggal lahir mama, maaf ya mbak saya lupa …”,
Bunyi masuk sms dari handphoneku di tengah malam seperti ini memaksa kedua mataku untuk terbuka, setengah sadar ku eja pesan di kotak masuk:
-Rin, aku menyerah, sekarang aku pasrah-
________________________
Pagi hari setelah sms tiba-tiba dari salah satu sahabat saya itu, saya hanya membalasnya dengan sebuah kalimat ‘Mintalah pertolongan Alloh dengan sabar dan sholat’. Berat, untaian kalimat yang sejatinya saya ambil dari potongan ayat Alquran ini memang tidak mudah dilaksanakan semudah saya membacanya. Alhasil, setelah itu, sms saya tidak lagi mendapat balasan. Sahabat saya, saya sendiri dan mungkin banyak dari kita yang sudah tahu tanpa harus di dikte mengenai teori-teori hidup. Saat kita kehilangan misalnya, ucapan yang akan banyak kita dengar adalah kalimat seperti:
“yang sabar ya mbak, semuanya Alloh yang atur, pasti ada hikmahnya…”,
“Ikhlas ya mas, insyaalloh Alloh akan mengganti dengan yang lebih baik”
“yang kuat ya bu, ini tanda cinta Alloh pada ibu...”
Untaian kata-kata yang sebenarnya tanpa diberitahupun, kita juga sudah paham, kalau yang namanya kehilangan ya harus sabar, harus ikhlas, harus kuat. Hanya saja, melaksanakannya itu yang tidak semudah membalik telapak tangan. Semuanya butuh proses, butuh waktu. Namun setidaknya ini adalah bentuk saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan dan ingat-mengingatkan dalam kesabaran yang paling ampuh dan mudah.
Tidak terasa ya, bulan penuh kebaikan ini segera berlalu. Tahun ini, adalah Ramadhan yang paling bisa saya nikmati dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak pusing, tidak merasa dikejar-kejar pekerjaan yang menumpuk (walaupun kenyataannya pekerjaan di kantor masih banyak menumpuk…. ^^..) dan tidak terburu oleh jadwal pulang kampung. Pelan-pelan, saya belajar menjalankan setiap pekerjaan dengan nikmat, dan tentunya, menjalankan puasa ini juga dengan nikmat. Jika semua sesuai rencana, mungkin di waktu ini saya dan husbiy sudah bersiap-siap terbang ke Balikpapan, menghadiri undangan reuni Pelajar Islam Indonesia (PII) Balikpapan, melanjutkan perjalanan ke Kendari (saya membayangkan bisa jalan-jalan ke Kendari Beach, menikmati jagung bakar enak yang sulit saya dapatkan di bulungan, kota ibadah tercinta ini…^_^), kemudian berkunjung ke Banggai Sulawesi Tengah, pulang lewat Surabaya, menyempatkan silaturrohim dengan keluarga, guru dan teman-teman. Tapi tampaknya, kami lebih memilih konsentrasi menghabiskan 10 malam terakhir disini saja, merasakan lebaran di benuo orang, barangkali lebih asyik….
Saoedara-saoedara,
Di dalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa ra’jat Indonesia di Soerabaja
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,
Pemoeda-pemoeda dari seluruh Soematera,
Pemoeda Atjeh, Pemoeda Tapanoeli & Seloeroeh Pemoeda Indonesia jang ada di Surabaja ini,
…………
Dan Oentoek kita, Saodara-saoedara, lebih baik kita hantjoer lebour daripada tidak merdeka
Sembojan kita tetap: MERDEKA ataoe MATI
……….
Allohu Akbar…! Allohu Akbar….! Allohu Akbar…..!
MERDEKA!!!
(Orasi Bung Tomo pada tanggal 10 November 1945 yang menjadi cikal bakal pertempuran 10 November di Surabaya melawan Penjajahan Inggris)
Quran
-11- Mau Sukarela Masuk Neraka atau Dipaksa Masuk Surga?
Thursday, September 29, 2011 Beri komentar![]() |
Sungai Kayan, Bulungan |
Banyak yang bertanya pada saya tentang motivasi. Apa yang harus saya bangun agar saya punya motivasi menghafal alquran? Maka saya balikkan pertanyaan itu, kurang apa Alloh memberi motivasi kepada kita? Alloh berikan kemuliaan tertinggi bagi penghafal quran, Alloh jadikan kedudukannya bersama malaikat yang mulia lagi taat, Alloh jaga hati dan dadanya ketika di dunia, alloh lekatkan predikat padanya “Manusia Pilihan” Ahlul Quran Ahlulloh, penghafal quran adalah sebaik-baik manusia, siapa yang dekat/bersama dengan Quran maka ia adalah keluarganya Alloh, alquran memberikan janji pahala yang melimpah, Alloh hadiahkan mahkota indah pada kedua orangtuanya ketika di akhirat, hadiah terbaik dan paling berharga bagi anak untuk kedua orang tuanya.
Saya begitu sibuk, saya merasa tidak sempat, tidak mampu, apa yang harus saya lakukan?....
Saya pun dulu berfikiran demikian, saya berfikir mampukah saya, dengan kondisi saya seperti ini untuk menghafalkan Alquran? Namun ternyata, Alloh memudahkan saya menghafalnya di tengah-tengah kesibukan kuliah saya. Saya tetap beraktifitas seperti biasa, saya kuliah di pagi hari, mengajar di sore hari dan saya bisa menambah hafalan 1 hari I lembar. Sungguh, janji Alloh itu pasti, Alloh memudahkan Alquran untuk siapa saja yang mau membacanya, menghafalnya, mengkajinya dan mengamalkannya. Alquran sama sekali tidak mengganggu aktivitas saya, Alquran justru hanya mengganggu waktu melamun saya, waktu menonton saya, waktu ngobrol saya dan waktu untuk hal yang sia-sia dan tidak berguna.
Suatu hari, yang tidak pernah disangkanya, ia mendapati sang kekasih hidupnya kehilangan penglihatannya. Saya memang tidak terlalu mengenalnya, malam itu adalah malam pertama saya bertemu dengannya. Itupun hanya karena saya memarkir motor saya, tepat disamping motornya. Tepat pukul sebelas malam, masih sendirian karena ditinggal suami, saya baru saja mengikuti sebuah seminar keluarga, dan tak sengaja melihat seorang ummahat membopoh suaminya menuju tempat parkir. Setelah saya perhatikan lebih dekat, ternyata suaminya buta. Saya bertahmid dalam hati, subhanalloh, tidak disangka, ternyata sang istri yang kemudian membonceng sang suami, dan tidak tanggung-tanggung, jarak rumah mereka hampir 20 kali lipat jarak rumah saya yang hanya berjarak 500 meter dari tempat acara.
“Rin, aku sudah tawarkan mas Rizqi
untuk menikah lagi...”
Mbak Husna (sebut saja demikian),
siang itu menghubungi saya dengan nada serius. Saya baru mengenalnya, belum
lama ketika sampai di kota ini, di Tanjung Selor Kota Ibadah, Kabupaten
Bulungan. Sudah hampir lebih dari 10 tahun pernikahan, mbak Husna dan suaminya
belum dikaruniai anak.
“terus, gimana tanggapan dari mas
Rizqi mbak?”,
“mas Rizqi gak mau. Padahal
sayangkan, aku sudah ngasih lampu hijau...”
Seorang Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Bulungan Saat Menghadapi Rintangan |
“Jangan jadi Jago Kandang
Yang beraninya cuma di kandang!
Semua hal bergerak dan berubah setiap hari.
Seorang jago kandang tak akan pernah berubah
Karena ia cuma berani pada hal-hal tetap
Keluarlah dari kotak dan tinjulah congkaknya dunia dengan keberanianmu (B. Trim)”
Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Subhanalloh, hebat ya? Namun apa yang terjadi jika ia dicebloskan ke dalam sebuah kotak korek api kosong kemudian kita biarkan selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Ia mulai berfikir, “sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya seperti ini .” kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, “Nah benarkan? Kemampuan saya memang seperti ini, inilah saya!”. Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti ini hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Banyak orang bertanya, pada saya terutama, bagaimana bisa melakukan hal-hal yang begitu luar biasa, tentu saja di mata mereka. Seperti halnya, berinteraksi dengan alquran, mampu membacanya dengan tajwid yang sempurna, menghafalnya sampai di luar kepala, memaknainya meskipun dengan terbata, lalu mengamalkannya.
Quran
-5- __Ternyata Kehidupan itu Abadi, Live is No Limit__
Thursday, September 08, 2011 Beri komentar
Dalam pengantar pelajaran kalkulus, hal pertama yang saya dapatkan tentang bilangan adalah bahwa setiap bilangan mempunyai dua akar kuadrat. Misalnya saja, dua akar kuadrat dari 4 adalah -2 dan 2; dua akar kuadrat dari 9 adalah -3 dan 3. Saya cukup setuju dengan teorema ini sebagaimana juga Rene Descartes penemu Geometri Koordinat yang menyimpulkan bahwa matematika adalah sarana pengembangan kebenaran di segala bidang. Bukan karena saya menggemari La Geometri karya matematikawan satu ini. Tapi lihatlah, penemu-penemu teorema sepertihalnya Descartes, Kepler, Pascal, Newton bahkan Bernoulli sekalipun sesungguhnya hanyalah peniru dari sang Pencipta. Ya, semua teori yang sulit dimengerti itu tak ayal hanyalah pemikiran atas apa yang dilihat , dirasakan dan dipikirkan. Semua sudah tersedia. Tuhan yang menciptakan manusia sudah sejak lama mengajarkannya. Pertama, dengan menciptakan manusia menjadi 2 jenis, laki-laki lantas perempuan. Kedua, Ia ciptakan bumi berputar atas dua waktu, siang dan malam. Selanjutnya, Ia juga menciptakan manusia dengan dua mata, dua telinga, dua tangan dan dua kaki, semuanya kiri dan kanan. Ada langit, lalu ada pula bumi. Lalu, kemudian manusia mengilhaminya hingga menciptakan banyak cabang ilmu baru termasuk pelajaran kuadrat tadi. Maka, sekarang saya mulai paham mengapa dalam Alquran, Alloh seolah menantang manusia untuk selalu belajar dengan berfikir “faqul afala ta’qilun?“ maka apakah kalian tidak berfikir?”.
“Alloh Robb-ku, aku tidak menginginkan selain-Nya
Apakah dalam wujud ini ada hakekat selain Dia
Burung Bertasbih kepada-Nya, sementara binatang liar mengagungkan-Nya
Ombak membesarkan-Nya, dan hiu bermunajat kepada-Nya
Semut di bawah karang yang bisu mensucikan-Nya
Sementara lebah mengucapkan tahmid di sarangnya
Sementara manusia bermaksiat kepada-Nya, tapi dia menutup (aib) mereka
Dan hamba lupa, namun Alloh tak pernah melupakan-nya.”
(syair Imam Syafii).
Darul Quran (Episode:1)
Mengingat namanya, mengingatkan saya dengan Midpoint, menurut saya Midpoint adalah gagasan yang benar-benar brilian. Membacanya, sekali lagi juga mengingatkan saya kepada nama sebuah yayasan yang mungkin sudah lama ada sebelum saya memikirkannya, atau kebetulan sama karena saya baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Tapi yang pasti, Darul Quran adalah cita-cita saya sejak dulu, yang semenjak 7 bulan lalu berubah menjadi cita-cita kami, cita-cita saya dan kak. Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus tentang ‘Darul Quran’, namanya menjadi istimewa karena saya telah meleburkan setiap satu abjadnya ke dalam fikiran alam bawah sadar saya, dan saya akan mewujudkannya ke dalam bentuk yang benar-benar nyata suatu hari. Darul Quran sendiri adalah sebuah konsep membentuk lingkungan Qurani yang bersumber dari ‘rumah’.
Mengingat namanya, mengingatkan saya dengan Midpoint, menurut saya Midpoint adalah gagasan yang benar-benar brilian. Membacanya, sekali lagi juga mengingatkan saya kepada nama sebuah yayasan yang mungkin sudah lama ada sebelum saya memikirkannya, atau kebetulan sama karena saya baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu. Tapi yang pasti, Darul Quran adalah cita-cita saya sejak dulu, yang semenjak 7 bulan lalu berubah menjadi cita-cita kami, cita-cita saya dan kak. Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus tentang ‘Darul Quran’, namanya menjadi istimewa karena saya telah meleburkan setiap satu abjadnya ke dalam fikiran alam bawah sadar saya, dan saya akan mewujudkannya ke dalam bentuk yang benar-benar nyata suatu hari. Darul Quran sendiri adalah sebuah konsep membentuk lingkungan Qurani yang bersumber dari ‘rumah’.
-Sebuah Prolog-
Bismillahirrohmanirrohim. Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirobbil alamin, syukur alhamdulillah, sebuah keinginan yang lama terpendam sejak lama, akhirnya tertunaikan.