Haji 2018

Perjalanan ke Baitullah, 40 Hari yang Mengubah Hidup Saya

Saturday, February 16, 2019

Bismillahirrahmanirrahim.

"Dan Dia memperkenankan doa orang-orang yang mengerjakan kebajikan serta menambah pahala kepada mereka dari karunia-Nya ..." QS Asy-Syuara: 26. 

Kemarin sore, saya baru menemukan firman Allah ini. Setelah perasaan saya kembali menghangat. Ternyata, perkara "melupakan" "berdamai" "ikhlas dan sabar" itu perlu proses yang panjang. Proses penerimaan saya belum sepenuhnya usai. 😊

Oh, jadi tugas manusia itu ialah mengerjakan kebajikan, maka doa akan Allah perkenankan. Demikian simpulan yang saya dapatkan dari ayat tersebut.

Saya jadi ingat, keluhan saya kepada suami, bahwa jika saya boleh memilih, saya ingin menjadi perempuan biasa, yang pikirannya sederhana, sesederhana besok menunya apa ya. 😇

Saya ingin menjadi perempuan yang tidak dikenali, yang fokus hidupnya jelas, tidak ke mana-mana, perempuan yang, tidak perlu repot memikirkan banyak hal-hal yang akhir-akhir ini sedikit saya rasa tidak terlalu penting untuk menjadi prioritas hidup saya.

Waktu adik saya mengambil cuti tahunan dan mengajak saya berlibur di Bandung, saya juga bercerita padanya, bahwa rambut saya rontok parah. Sebenarnya saya takut sekali dengan tingkat keparahannya, rambut saya sampai pada taraf di pegang tangan saja, segumpal rambut yang bisa saya dapatkan. "Dek, kenapa ya rontoknya kayak orang yang punya penyakit berat."

Jawabannya masuk akal, "Mbak itu pasti ada ketidakseimbangan hormon. Dan mungkin saja Mbak ngerasa baik-baik saja, padahal di alam bawah sadar Mbak itu, Mbak stres berat. Sudah tertanam di dalam, jadi Mbak sampai gak bisa ngerasain lagi."

"Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat." QS Asy-Syuara:27. 

Maka terusan ayatnya menjadi semakin mudah saya pahami. Saya jadi tahu mengapa Allah  "menggagalkan" -dalam penglihatan manusia- keinginan kami. Mematahkan harapan kami, belum melapangkan "rezeki yang kami ingini itu". Hingga saya patah hati. Menangis sampai rasanya tidak bisa berhenti. Sakit yang rasanya sakit sekali.

Saya telah menceritakannya di sini: Meremajakan Cinta Hingga Menua Bersama, Sebuah Prolog

Karena memang demikian ukuran yang pas di mata Allah. Karena bisa jadi, jika semua lempeng-lempeng saja, kami menjadi manusia yang melampaui batas.

Atau kemungkinan lainnya, kami belum termasuk sebagai manusia-manusia yang mengerjakan kebajikan.

Atau kemungkinan lainnya lagi, karena Allah sayang dan paling tahu apa yang saya butuhkan. Allah melimpahkan kepada kami banyak nikmat. Salah satunya berupa perjalanan 40 hari yang membuat saya selalu mampu mengingatnya penuh kesyukuran.

Lalu pelan-pelan saya menjadi lebih memahami makna perjalanan hidup saya. Terlebih sepulang dari perjalanan Baitullah, 40 hari yang mengubah hidup saya.  Ada banyak hal yang kemudian saya lakukan, untuk memaknai kualitas hidup saya.

Saya mulai mendefinisikan kembali konsep hidup, kebermaknaan, dan apa yang dapat saya lakukan di sisa usia saya ini.

Perjalanan menuliskan pengalaman haji bersama Mbak Novi ini juga seakan menjadi proses berharga di mana saya banyak belajar di dalamnya. Tentunya, saya bersyukur sekali, bahwa saya mampu mengisahkan pengalaman-pengalaman yang saya alami berkah dari Kuasa Allah yang mentakdirkan kami bertemu dan bersepakat #collaborativeblogging untuk menuliskannya.

Tulisan ini adalah penutup dari kami berdua. 😊

Silakan baca cerita penutup dari Mbak Novi di sini:

Perjalanan Singkat ke Baitullah, Anugerah dan Kontemplasi Kehidupan



Perjalanan ke Baitullah, 40 hari yang mengubah hidup saya. Semoga apa yang kami berdua ceritakan di setiap Sabtu dari perjalanan spritual ini membawa kebaikan dan juga turut mencerahkan teman-teman pembaca semua. Semoga kita semua senantiasa berada dalam perubahan hidup yang positif. Menjadi hambaNya yang taat, dan menyisakan banyak jariyah kebaikan sebagai bekal hidup di akhirat. Amin. Amin ya mujibas sailin. 😊







___

Pengalaman menuliskan kisah perjalanan ini, sekarang alhamdulillah bekerja mengubah saya menjadi lebih baik. Alhamdulillah, sekarang rontoknya berkurang. Hidup saya menjadi jauh lebih baik dari hari ke hari, biidznillah. 🙈




Teman-teman dapat memilih tema perjalanan ke baitullah dengan membuka link ini:

Haji 2018. 


Silakan, semoga bermanfaat. 🙏



You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar