Quran

-140- #BacaQuran.2: Menetap di Warung Kopi?

Tuesday, January 28, 2014


Bismillahirrohmanirrohim.
Jika hidup diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, yang berat nan amat melelahkan. Tentu ada waktu untuk sejenak berhenti, beristirah, lalu mengumpulkan tenaga kembali. Anggap saja, di tengah perjalanan itu, kita singgah ke warung kopi. Mulanya, kita kesana, hanya untuk memesan secangkir kopi, sepiring nasi dan lauk-pauk, sambil memeriksa perbekalan. Ternyata, di warung kopi, tak sengaja kita bersua dengan beberapa kenalan baru, lantas kita berkenalan, mengobrol seadanya, mengobral beberapa percakapan seru. Rencana singgah yang tadinya hanya sekedar 10 menit, tak sengaja menjadi satu jam lamanya. Belum lagi, jika di warung kopi, bertemu pula kita dengan beberapa penjaja barang dagangan. Aih, warung kopi menjadi semakin seru. Tetapi, pernahkah kita menemukan ada pengembara yang begitu terbuai dengan suasana warung kopi hingga berniat menetap di sana, selamanya? Bahkan para supir bus yang biasanya betah duduk di warung kopi selalu mengingat bahwa ada waktu yang membuat mereka harus segera berpacu untuk sampai pada tempat tujuan. 

Tetapi, sayangnya manusia dalam perjalanan panjang kehidupannya, seringkali terbuai dengan warung kopi. Menganggap dunia yang notabene-nya bersifat sementara, tempat permainan dan bersenda gurau belaka, sebagai tempat tujuan akhir yang menentukan. Mendewakan dunia hingga seolah ia akan hidup selamanya di dunia. Ibarat seorang pengembara, yang berniat menetap di warung kopi? Logiskah?


















"Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, "alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu," sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu. Dan kehidupan ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" Q.S Al-An'am: 31-32.

Allah Swt berfirman, mengabarkan tentang kerugian orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan-Nya dan keputusaaan mereka ketika mereka dikagetkan oleh Kiamat yang datang dengan tiba-tiba serta penyesalan mereka atas kelengahan karena tidak beramal sholih dan banyak berbuat amal keburukan.

Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Abu Marzuq:"ketika keluar dari kuburnya, orang kafir atau orang jahat itu disambut oleh sosok dalam wujud yang paling buruk lagi berbau busuk. Si kafir itu bertanya: siapakah kamu ini? 'Apakah kamu tidak mengenaliku?' tanya sosok itu. 'Tidak, kecuali bahwa Allah telah menjadikan wajahmu buruk dan baumu busuk,' papar si kafir itu. Lalu sosok itu menjawab: 'aku adalah amal keburukanmu, seperti inilah dahulu ketika di dunia kamu beramal yang buruk lagi busuk. Selama di dunia engkau telah menunggangiku, maka marilah sekarang aku menunggangimu!' Dan itulah makna firman Allah: 'sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. (Tafsir Ibnu Katsir)


Naudzubillahi min dzalik,
Wallohua'lam bish showab.

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



4 komentar