Haji 2018

-299- Mempersiapkan Tabungan Haji, Mengurus Paspor Dalam Sehari

Saturday, October 13, 2018



“Some people dream of success, 
while other people get up every morning and make it happen.”
-Wayne Huizenga-


Bismillahirrahmanirrahim.

Kami memulai membuka tabungan haji pada bulan Desember Tahun 2009, setelah kehidupan rumah tangga mulai agak stabil dan tenang, sudah punya rumah kontrakan, tidak punya tanggungan hutang, terpenting gaji juga sudah dibayarkan bulanan dan tidak lagi rapelan 🙈😆.

Saya lupa tepatnya, siapa yang memulai lebih dulu dengan ide ini, yang saya ingat kami sepakat mendahulukan yang wajib dahulu, intinya mah, alhamdulillah punya mimpi yang sama. *Ya Allah kami lupaak gimana sik dulu awalnya, umur memang tiada bisa berdusta 😜😆

Boleh baca cerita Mbak Novi di sini ya: 😊

Prosedur Berangkat haji Dari Jepang: 

Apa yang Harus Dipersiapkan




Sering mendengar kisah inspiratif tentang perjuangan orang-orang yang merindukan berhaji dengan memulai ikhtiarnya menabung sedikit-sedikit sampai belasan bahkan puluhan tahun, ditambah doa yang kenceng dan tawakkal menyeluruh, akhirnya bisa berangkat?

Ya, seperti itulah salah satu ikhtiar mewujudkan mimpi untuk berhaji. Ibadah besar ini menggabungkan semua bentuk ibadah di dalamnya, niat, harta, fisik, pengetahuan, kesehatan menjadi satu di dalamnya. Jadi memang tidak cukup dengan niat saja, mesti ada aksi, salah satunya adalah
.
.
.

MEMPERSIAPKAN TABUNGAN HAJI.

Gimana kalau uangnya belum ada? belum siap? belum bisa? insyaallah, jika ada niat, pasti ada jalan. Yang nabung seribu dua ribu tiap hari saja bisa akhirnya cukup untuk dapat porsi, insyaallah semua kita juga bisa datang ke Baitullah, mendapat undangan langsung dari Allah 😊.

Membuka Tabungan Haji

Membuka tabungan haji ini, syaratnya sangat mudah. Tinggal datang ke Bank penerima dana setoran haji. Bagi yang tinggalnya masih di pelosok negeri nun jauh di mata contohnya saya :p yang hanya ada Bank Transito (Bank konvensional yang melayani setoran haji di wilayah tertentu yang belum terakomodasi oleh perbankan syariah yakni Bank Mandiri, BRI, BNI), nantinya saat pelunasan dana haji, bank tersebut akan mentransfer kembali ke bank syariah yang telah ditunjuk sebagai penerima dana.

Nah, urusan mentransfer ini bisa memakan waktu setengah hari atau bisa lebih -saat ada gangguan jaringan atau antrian yang panjang-, dan agak ribet untuk calon jemaah haji yang daftar hajinya di mana, lalu sekarang tinggalnya di mana. Ya, menunggu beberapa tahun sampai keberangkatan tiba itu kan lumayan, kitanya bisa jadi sudah pindah di Provinsi mana, dulu daftarnya di Provinsi mana. Dan kadang, biar urusan cepat, kita datangi langsung saja. Ini mungkin tidak berlaku bagi yang bermukim di daerah kota. Tentunya untuk datang ini, butuh waktu-biaya-tenaga yang tidak sedikit.

___

Ada solusi lain, menggunakan fasilitas mutasi (pindah) calon jemaah haji ke Kemenag. Jadi saat sudah tahu jadwal keberangkatan, sudah lunas, baru urus surat mutasi. Nantinya kita akan diberangkatkan dari tempat yang kita inginkan (sesuai permohonan yang telah disetujui Kemenag). Tapi saya tidak mengurus ini. 
___

Syaratnya membuka tabungan haji, sama seperti membuka tabungan biasa, membawa KTP dan uang setoran awal, waktu itu masih Rp. 100.000. Semua tabungan haji, tidak ada bunganya dan tidak ada kartu debitnya (ATM). Aman, pasti gak akan keutak-atik deh :D. Nah, setelah itu, terserah kita, mau menabung kembali kapan, jumlah setorannya berapa, yang penting sampai cukup untuk mendapatkan nomor porsi atau antrian haji, sebesar Rp. 25.000.000;.

Kalau kita mau menabung sendiri di rumah sampai dapat dana porsi, sekali datang ke bank langsung setor, juga bisa. Bergantung kondisi keuangan kita saja. Waktu itu target saya sebenarnya dua tahun, namun alhamdulillah lunas selama 11 bulan menabung.

Nah, nanti alurnya akan menjadi seperti ini:

Sumber: www.kemenag.go.id


Kelihatan gak ya kalau dilihat dari HP? 

Pada intinya kalau sudah cukup dana untuk mendapatkan porsi, nanti dari bukti setor Bank, kita akan diminta melapor ke Kemenag. Di Kemenag, hari itu juga, segera kita akan melakukan proses pengambilan foto, mengisi formulir pendaftaran haji, pengurusan surat-surat dan dokumen lainnya. Di hari itu juga, kita diberi lembar bukti pendaftaran haji yang berisi nomor porsi. Langsung bisa tahu deh, bakal berangkat tahun kapan.

Cara melihat daftar antrian haji juga bisa langsung dicek secara daring melalui website: www.haji.kemenag.go.id, sangat mudah, tinggal masukkan nomor porsi kita.

Sangat mudah ya? :)

Bijak Mengelola Keuangan

Saya tidak tahu apa ini penting untuk saya tuliskan, namun mudah-mudahan saja ada manfaatnya. 

Sejak awal menikah, kami bersepakat untuk membangun rumah tangga ini tanpa berutang. Insyaallah sepanjang usia pernikahan, hanya satu kali kami melakukan pinjaman, sebesar lima juta untuk membayar rumah kontrakan karena waktu itu gaji pertama yang rapelan belum cair. 

Kami juga tidak pernah membeli sesuatu dengan sistem kredit, apa yang kami beli adalah barang yang kami butuhkan. Jika memang butuh tapi uang belum mencukupi, ya sabar saja, tidak perlu neko-neko. :) Ini antara bersikap sederhana dengan pengiritan karena gak punya uang ya. :D. 

Beberapa kali kami juga mencoba peruntungan bisnis meskipun semuanya belum sakseis dan sekarang sedang tidak bisnis-bisnisan :p yang butuh modal lumayan besar, juga tidak dimulai dengan utang. 

Alhamdulillah, sepanjang ini yang kami rasakan, hidup terasa tenang, nyaman, dan semua cukup. Belum sampai pula jika dikatakan melimpah, mewah, dan horang kayaah ya, :D. Rasanya tidak pernah merasa kekurangan dan susah, enaaaaak sekali, mau apa saja alhamdulillah dicukupkan. 

Ini salah satu ikhtiar dari sisi keuangan yang secara kasat bisa kami upayakan, sementara jika membicarakan masalah pintu-pintu riba dan banyak macamnya, ikhtiar seoptimal mungkin yang baru bisa kami lakukan. 

Tentang tabungan haji, yang kami lakukan adalah menyisihkan sebagian penghasilan. Ada uang sedikit, langsung tabung, begitu terus. Lama-lama tidak terasa, alhamdulillah sampai juga. 

Setelah mendapatkan porsi haji, jangan langsung ongkang-ongkang kaki dan tidak menabung lagi ya, :). Terus menabung, untuk dana pelunasan nanti, total dana haji sekitar 38 juta. Jadi tinggal menambahkan saja dari jumlah porsi yang sudah disetorkan. Kira-kira satu tahun sebelum tahun keberangkatan, Kemenag akan memanggil calon jemaah haji untuk mengurus pembayaran pelunasan haji, pengurusan berkas dan lainnya. :)


Mengurus Paspor Sehari

Sebelumnya Kemenag akan memberikan surat rekomendasi untuk membuat paspor. Pembuatan paspor ini bisa dilakukan serombongan dengan teman calon jemaah haji lain, atau masing-masing. 

Karena waktu itu, saya akan melakukan perjalanan umrah, saya membuat paspor ini lebih awal. Semua perlengkapan termasuk dokumen, sudah diisi di Kemenag Bulungan -kami mendaftar di Kabupaten Bulungan-, berikut bersama persyaratan yang harus dibawa diantaranya: Fotokopi KTP, KK, Akte Kelahiran dan setoran awal. 

Pengurusan paspor dilakukan di Kantor Imigrasi terdekat. 

Kami mengurus pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kota Tarakan. Jauh-jauh hari sebelum mengurus, Bapak sudah sibuk menasihati, "Nak, kalau di Kantor Imigrasi Balikpapan, antrian ngurus paspor itu udah dari subuh, banyak yang antri, penuh, lama, dan panjang, kamu harus pagi-pagi tuh datangnya." :D

Nurut kata Bapak yang sudah pengalaman. Dari Tideng Pale, kami menyewa satu mobil menuju Tanjung Selor, untuk mengurus semua urusan di Bank dan Kemenag, kelar urusan, sore hari kami ke Tarakan, cari hotel, dan beneran pagi-pagi banget ke Kantor Imigrasi, dan apakah yang terjadi? 

Kantornya masih sepi, *yaiyalah belum sampai pukul tujuh pagi kami sudah datang, tamunya baru kami saja. ahaha :D. Kami dipersilakan masuk dan diminta menunggu di ruang tunggu pengunjung.

Saya membaca jam buka pelayanan, Pukul 07.30, berarti sebentar lagi, ya sudah tahan lapar dan haus dulu biar cepat selesai dan langsung balik hari ini juga. Tapi ternyata belum juga dibuka, saya hanya bengong menyaksikan para pegawai yang hilir mudik ngobrol-minum-makan-main hp sampaaaaai pukul 09.00 lewat, lamalah saya nunggunya, *ini kantornya yang perlu direformasi birokrasi atau? yah sabarlah ya, mungkin saat saya datang pas momen yang gak tepat saja *berusaha husnuzan.

Saat nama saya dipanggil, betapa gembiranya! ternyata ya Allah prosesnya kilat saja, kurang dari 30 menit! *ingin ku garuk-garuk tembok, sebel akutu :p. 

Jadi kita hanya tinggal menyerahkan berkas-bayar-di foto- selesai. Karena saya berkas sudah lengkap diisi di Kemenag, tinggal diserahkan saja. Kalau mengurus secara perseorangan semua berkas diisi di Kantor Imigrasi, dan tidak lama juga. Biaya pengurusan paspor adalah sebesar Rp.355.000. 

Kebetulan adik saya dari Tanjung Selor, ikut menyusul membuat paspor juga, karena kami akan pergi umrah bareng. Jadi saya bisa membandingkan lama pengurusan antara saya dan adik yang perseorangan. Tidak jauh berbeda -di luar waktu tunggu nomor antrian ya-. 

Nah, setelah semua urusan selesai, saya mengurus surat kuasa (ada disiapkan di Kantor Imigrasi) ke adik, nitip untuk diambilkan paspornya, karena katanya lagi, paspor baru bisa diambil tiga hari. Lebih dekat ke Tarakan dari Tanjung Selor daripada Tideng Pale, agar lebih hemat dan praktis saya titip saja ke adik, begitu pikir saya. 

Kami pulang duluan, supaya tidak perlu menginap lagi di Tarakan. Dan tahulah hasilnya? sore hari saat adik balik ke Tanjung Selor, ia sudah membawa 3 buku paspor lengkap. Hah? kok bisa? 

"Aku bilang tadi Mbak, kalau aku dari Tanjung, kudu naik speed boat, status pegawai, gak bisa sembarangan izin, ya gitu-gitu deh, memelas dan memohon ..." :D

"Daaaan ... akhirnya tahu gak Mbak, aku disuruh nunggu beberapa jam, itu paspornya langsung diprint dan jadi."

Haaah? jadi sebenarnya cepet aja ya, la ngapain disuruh nunggu tiga hari? *ingin ku garuk-garuk tembok, sebel akutu (2), hahah :D. Alhamdulillah perjuangan -sampai harus nginap segala- :D untuk mengurus paspor dan habis biaya akomodasi-transportasi kurang lebih 2 juta bisa terbayar tunai. 

Alhamdulillah, ternyata urusan paspor bisa selesai, dalam kurun waktu satu hari saja. :) Terima kasih Kanim Tarakan. Semoga, untuk selanjutnya, kami dari Kabupaten yang jauh-jauh seperti saya yang di Tana Tidung ini bisa dilayani dengan cepat dan prima. :)

Paspor nantinya akan diserahkan kembali ke Kemenag, sementara visa dan segala macamnya, akan diurus oleh Kemenag. Sampai di sini, urusan kita alhamdulillah sudah selesai. Tinggal menunggu jadwal manasik dan pemberitahuan perihal prosesi pemberangkatan selanjutnya. 




Salam, 



Semoga cerita di episode kedua ini bermanfaat. ~~. :)


Mempersiapkan ibadah haji, sama seperti ibadah wajib lainnya, salat misalnya. Kalau menunggu kesibukan usai, kesiapan selesai, ya bakal tertunda terus. Yang ada, salat malah bakal akan terasa berat nantinya. Beda, kalau setiap ada pangggilan azan, buru-buru disegerakan. Beda kalau terus-menerus kita persiapkan bekal ilmunya, salat akan terasa nikmat, terasa seperti ditunggu-tunggu, dirindui kapan lagi azan akan datang berkumandang. 

Niat-wujudkan-segerakan. Tentang bagaimana cara berangkat haji dan kapan itu tiba, biarkan Allah yang punya kuasa yang menentukan. Tugas manusia adalah berdoa. Berdoa dan ikhtiar. 

Perjalanan Haji, Sebuah Mimpi [1]




You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



2 komentar