Haji 2018

-301- Apa Pentingnya Pil Penunda Haid Saat Umrah Atau Haji?

Friday, October 26, 2018


Bismillahirrahmanirrahim.

Pekan keempat kali ini, kami sepakat membahas tema yang PEREMPUAN beud inih, err itu karena ternyataaa, kita sama-sama galau. GALAU yang mungkin juga pernah atau bakalan dialami oleh semua perempuan yang akan pergi umrah atau haji, kita aja kali ya, yang lain gak. Ahahaha :D.

Silakan baca cerita Mbak Novi di sini:

Galau Haid Saat Pergi Haji Dari Jepang


Ini tema yang sangat merisaukan saya, jelang keberangkatan haji, pertama, karena haji reguler Indonesia itu lamaaaaa sekali, empat puluh hari, which is itu udah pasti ada peluang kena dua kali masa haid. Kedua, setelah saya cek kalender haid, ya Allah jadwal saya bertepatan dengan pelaksanaan puncak haji, Wukuf di Arafah. Saya khawatir sekali, karena masa haid itu kondisi fisik saya biasanya akan sangat melemah demikian pula hati dan pikiran. :(.

Masyalah ketiganya lagi, saya gak cocokan sama obat-obatan hormonal. Sebelum umrah, saya pernah mencoba mengonsumsi pil penunda haid, dan hasilnya? saya tetap merasakan sakit gejala haid seperti biasanya, bedanya hanya pada penundaan keluarnya darah haid. :(. Jadi saya merasakan sakit yang lebih panjang. Hingga akhirnya, obat saya hentikan.

Tapi karena saya pikir ini haji, dan saya tidak mau dibayang-bayangi kerepotan nanti kalau haid bagaimana dan bagaimana, akhirnya saya putuskan memeriksakan diri ke dokter dan minta resep. Dari mulai ke spesialis di RS, Puskesmas sampai bertanya ke sana ke mari. Resep dari dokter di RS lumayan tebusannya, hampir dua juta. (((Dua juta??)). :D Itu resep untuk 50 hari (karena pil penunda haid harus diminum setidaknya 10 hari sebelum masa haid) dengan dosis dua kali sehari. Ada juga yang menyarankan untuk menggunakan pil KB dengan pengaturan. Hadeuh saya malah lebih khawatir karena ini sudah jelas hormonal syekale, ya emang semua obat penunda haid mengganggu sistem hormonal kan? :D. Lalu akhirnya kami (saya dan suami) sepakat, dengan anjuran resep dari dokter Puskesmas.

Tapi... ada tapinya... haha
.
.
.
.
.
.
.
T A P I saya masih G A L A U juga seusai menebus obat resep Puskesmas di Apotek. Huhu. Karena saya tahu, keadaan fisik dan pikiran saya bakal tambah kacau kalau minum obat-obatan seperti ini dan menunda dua kali masa haid dalam jangka waktu selama itu. :( :(.

Lalu alhamdulillah, di tengah masa risau semi gak jelas itu, saya nemu ceramah seorang Ustazah, ahli Fikih dari Malaysia yang kebetulan sedang membahas Fikih Perempuan selama berhaji, perkataan beliau sangat menenangkan, kalimatnya kira-kira begini jika saya bahasakan kembali.

"Tak perlulah risau sangat dengan perkara haid. Kita nih sebagai perempuan, sudah fitrahnya mendapatkan haid. Allah yang atur, Allah yang kasih, Allah yang karuniakan. Tak ada masalah dengan haid. Apalagi dengan ibadah haji. Perempuan haid boleh lakukan semua macam ibadah saat haji kecuali hanya salat dan tawaf je. Sai, wukuf, lempar jumrah, berdoa kat masjid, semua bolehlah. Perkara tawaf ifadah sebagai rukun yang wajib, jikalah kita nih masih haid, tunggulah sampai haid selesai, masa haji ini masih panjang. Begitupun, kalau sekiranya saat pelaksanaan tawaf wada kita kena haid, tak ada masalah jika tak kita lakukan. Perempuan haid diberikan keringanan untuk tak melaksanakannya." ~Ini bahasa kira-kira saja ya, selemparan ingatan. Mohon dimaafkan kalau penggunaan bahasanya kurang pas. :)

Dari penjelasan beliau, di situ saya merasa tenang. Oh ya benar, haid ini fitrah perempuan. Allah yang karuniakan. Apa saja yang muasalnya dari Allah, tidak perlu dikhawatirkan, tidak perlu dipertentangkan, dijalani saja karena semua pemberian Allah adalah kebaikan. Alhamdulillah, setelah mendengar kajian fikih dari Ustazah tersebut, saya menjadi jauh lebih tenang. :) Dan tambahan ilmunya, bahwa setiap perempuan haid boleh melakukan semua rukun ibadah haji, kecuali tawaf. 

Jadi, saat berangkat haji, obat tetap saya bawa buat jaga-jaga. Sempat saya minum 3 sampai 4 hari, selepas itu, bismillah, saya memutuskan untuk tidak menggunakan pil penunda haid, dan membiarkan semua berjalan secara kodrati dan alamiah saja. :).

Suasana Kota Madinah

Pertanyaannya kemudian, jadi sebenarnya minum pil penunda haid saat umrah atau haji penting gak sih? :)

Nah, ini semua tergantung situasi, kondisi dan keadaan teman-teman semua. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan:

1. Cek Selalu Kalender Haid

Ini hal yang WAJIB AIN banget buat semua perempuan. Punya catatan kapan terakhir kali haid!. Jangan khawatir dan ngerasa ribet buat nyatet-nyatet. Sekarang sudah banyak aplikasi kalender haid di play store. Pastikan aplikasi ini terpasang di smartphone kita. :). 

Dengan tahu kapan siklus haid akan tiba, kita jadi bisa membuat prakiraan sejak dini, bakal  mengganggu masa ibadah atau tidak. Untuk umrah dengan waktu pelaksanaan yang pendek (9-12 hari), penggunaan pil penunda haid dapat menjadi pertimbangan -jika masa pemberangkatan bertepatan dengan masa haid-. Jika tidak, insyaallah aman. 

Alangkah lebih baik lagi, memilih tanggal pemberangkatan umrah di luar masa haid. 

Untuk haji, dengan waktu yang lebih panjang, saya lebih menyarankan untuk tidak menggunakan pil penunda. 

2. Kenali Efek Samping Obat

Namanya saja obat-obatan, tentu ada efek sampingnya. Reaksi yang dirasakan pada setiap perempuan juga berbeda-beda. Teman-teman saya yang mengonsumsi pil penunda haid selama 40 hari di tanah suci, kondisinya baik-baik saja, tidak merasakan apapun, dan nyaman. 

Sementara di saya, kalau minum obat ini, rasanya seperti PMS, pusing hebat, mual, sakit pinggang sampai seluruh badan, bisa sampai demam dan muntah. Belum lagi bad mood berkepanjangan, :D :D. Jadi menunda haid itu rasanya seperti haid hanya tidak keluar saja darah haidnya, jadikan sakitnya lebih panjang, karena baru berhenti kalau darah haid sudah usai. 

Efek samping lain yang mungkin saja bisa terjadi adalah terganggunya siklus haid, atau kesulitan menghitung masa kehamilan. 

Namun jika memang berencana menggunakan obat penunda haid, boleh dicoba dulu, satu atau dua bulan sebelum keberangkatan, hanya untuk mengenali reaksi dan efek samping yang dirasakan. 

3. Konsultasi Dengan Dokter

Tidak semua perempuan disarankan meminum obat jenis ini. Jadi, sebelum merencanakan, alangkah lebih baik jika berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Pil penunda haid juga banyak macamnya, dengan berkonsultasi, kita akan tahu penggunaan obat yang sesuai kondisi kita, serta takaran dosis yang harus diminum. Sebaiknya hindari membeli dan mengonsumsi sendiri. 

Madinah

Pada dasarnya, baik menurut kesehatan maupun hukum syariah, mengonsumsi obat penunda haid tidak disarankan kecuali jika memang memiliki alasan khusus dengan kondisi terpaksa. 

Kesimpulannya, tidak disarankan namun diperbolehkan jika tidak menimbulkan kemudaratan. :)

Jadi, silakan dipertimbangkan dengan baik dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing ya. 

Semoga informasi ini bermanfaat untuk teman-teman perempuan yang hendak melaksanakan umrah atau haji. :)



salam. 




Silakan jika tertarik membaca tulisan lain berkenaan dengan cerita haji, di sini. 


You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



29 komentar

  1. Sejak dulu aku tuh paling takut mengonsumsi obat2an hormonal. Kalau memang boleh melaksanakan ibadah (haji) saat haid, aku bakal pilih mendingan gak usah minum obat penahan haid gitu. Biarkan saja berjalan sesuai fitrahnya :)

    ReplyDelete
  2. Jadi boleh ya, kalau memang sedang berhalangan gitu. Menyesuaikan dengan kondisi badan kita juga ya. Enggak semua perempuan yang akan umrah atau haji wajib disuntik penunda haid. Temen saya juga ada yang suntik, jadi memang beberapa bulan ke depan haidnya jadi tidak lancar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh Mbak, yang gak boleh hanya tawaf dan salat bagi yang haid. :)

      Delete
  3. Aku juga termasuk yang risau banget minum obat hormonal,apalagi pil kb huhuhu. Alhamdulillah,dapet pencerahan. Makasih Mbk sharingnya

    ReplyDelete
  4. Wah! Gak deh bunda kslo hrs minum obat2an dr dr dok hanya buat mencegah jngn haid kstika menjalankan ibadah suci. Alhamdulillah dikuatkan oleh Ustadzah yg bijak itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Bun, alhamdulillah langsung lega rasanya waktu Ustazah memberikan ilmu, memang harus sering ngaji biar tambah pengetahuan.

      Delete
  5. Iyes wajib konsultasi sama dokter. Yang namanya Haji itu inginnya ibadah penuh, tapi kalau gak bisa minum obat penunda haid ya tetap melaksanakan rukun lainnya kan boleh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Mbak, pilihan masing-masing. Minum penunda haid diperbolehkan namun tidak disarankan, :)

      Delete
  6. Selama ibadah lain dapat dilakukan haid tidak perlu ditunda seperti kata ustad.

    ReplyDelete
  7. Aku takut e mba klo minum hormonal2 begitu..
    Eh, btw...obat yang dua juta itu jadi dibeli..trus cuma diminum sebagian gitu mba...?

    Btw, thanks...aku mo pasang app yang buat nandain siklus ah. Aku pelupa soalnya...

    ReplyDelete
  8. Saya sepertinya mirip Mbak Nurin. Kalo mau haid itu, PMSnya panjang. Seringnya, haid baru berhenti, sudah mulai PMS. PMSnya gak enak badan, pegal2, nyeri di perut bagian bawah, emosi gampang terkocok2, dll. Nah, kayaknya kalo pakai pil penunda haid bisa bereaksi yang mirip.

    Mending gak usah dirisaukan ya. Kan sudah fitrahnya. Alhamdulillah, sekarang saya haidnya tinggal 4 hari, plg lama 5 hari jadi masih bisalah ya dikerjakan semua syarat dan rukun haji.

    Semoga bisa mengerjakan ibadah haji secepatnya. Terima kasih infonya, Mbak. Saya save di ingatan, akan saya jadikan referensi :)

    ReplyDelete
  9. Jawaban ustadznya menenangkan sekali ya mba. Makasih banyak ilmunya. Meskipun aku belum tau kapan akan haji dan umroh,aku akan ingat nasihat beliau. Jangan risau, Allah yg atur

    ReplyDelete
  10. wah makasih mba sharingnya..betul juga ya kan haid itu sudah fitrahnya perempuan

    ReplyDelete
  11. Makasi mba Nurin, waktu itu teman kantor umroh dan dy galau akhirnya dy minum penunda haid meskipun sebenarnya ia berat juga minumnya karena ku belum ada pengalaman jadi akhirnya aku kasih saran ikuti kata hati hahaha *salah banget*

    ReplyDelete
  12. Ini dilemaku waktu mau umroh yang bertepatan dengan tanggal menstruasiku jadi bingung waktu itu. Tapi ternyata malah batal karena sakit, ini mencerahkan kegalauanku juga.

    ReplyDelete
  13. Kalau aku kayanya milih pil, soalnya nggak nyaman banget saat haid itu berasa lembab dan sering gatal, ngatasinya sering ganti pembalut
    Tapi kalau membayangkan pas ibadah kayanya kelewat rempong, jadi mending di "halau" dulu 1 bulan aja hehe

    Btw semoga aku juga berkesempatan menginjak tanah suci, aamiin

    ReplyDelete
  14. Oiya biar tetap bisa menjalankan semua rukunnya ya

    ReplyDelete
  15. Aku kmrn pas umroh ga minum ibat sama sekali untuk urusan haid ini. Sama suami diingatkan untuk tawakkal aja. Alhamdulillahnya haid saya mundur sekitar 10 harian jadi haid pas udah pulang ke Indonesia.

    ReplyDelete
  16. Og hitu, ya. Aku kok gak kepikiran ke sana, ya. Iya juga sih ya, sayang banget kalo udah ke sana, trus berhalangan ibadah karena dateng bulan. Aku juga sama, kalo minum obat, pasti ada efek gak enak. Semoga deh, kalo berkesempatan haji atau umroh, jadwalnya tidak sedang dateng bulan. :)

    ReplyDelete
  17. Setuju sama ustadzahnya..gausah khawatir..
    Jadi tenang.
    Walaupun mungkin bagi sebagian wanita perlu pil penunda haid krn 'eman2' 'sayang' dg kesempatan yg mungkin hanya bisa dia lakukan sekali.

    Tapi lagi2 tak usah khawatir krn wanita haid ada keringanan

    ReplyDelete
  18. Nah, ini pengetahuan baru buatku mba. Selama ini kalau pas membincangkan soal obat penunda haid, sebagian besar teman yang berhaji mengonsumsi ini. Kirain memang udah baku aja pemakaian obat ini karena sayang banget ya ntar pas berhaji tidak lengkap ibadahnya. Ternyata tidak seperti itu yaaa... Thanks lho mba untuk sharing ilmunya.

    ReplyDelete
  19. Kemarin (tepatnya awal tahun), ada teman yang pergi umroh juga bawa pil penunda haid. Jenisnya ya pil KB juga.

    Saya setuju dengan tausiah Bu Ustadzah bahwa haid adalah fitrah bagi perempuan. Dan jk memang dipandang perlu menggunakan pil penunda haid, tentunya dgn pertimbangan yang seksama.

    ReplyDelete
  20. Wah, ada juga rupanya pil penunda haid ya. Hihihi, kemana aja aku? Selama ini taunya cuma pil terlambat haid, krn ada iklannya di tivi. Tfs mbak, jadi nambah deh pengetahuan.

    ReplyDelete
  21. Tulisannya bikin aku tentram. Kalau nanti pergi umroh dan haji (aamiin) aku kepikiran soal minum pil penunda haid ini. Khawatir aja malah bikin hormonku bermasalah

    ReplyDelete
  22. Ini bahasan yang aku cari dan tunggu. Gimana kalau haid saat menjalankan ibadah haji dan umroh. Terima kasih udah sharing Mbak.

    ReplyDelete
  23. Mengalami sendiri sewaktu umroh *untung sudah selesai ibadahnya. Yg biasanya ga mens, ini malah mens. Sungguh yg terjadi di sana, kadang unpredictable, yg pasti niatkan yg baik dan hilangkan kecemasan. Krn bisa jadi yg dicemaskan malah kejadian. ^_^

    ReplyDelete