Karya

-276- Potensi Ekonomi Kalimantan Utara

Friday, January 12, 2018


POTENSI EKONOMI KALIMANTAN UTARA
Oleh: Nurin Ainistikmalia, SST
Kasie Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
BPS Kabupaten Tana Tidung


Hampir 98 persen dari keseluruhan usaha (di luar sektor pertanian) di Kalimantan Utara merupakan Usaha Mikro Kecil (UMK) berdasarkan hasil listing Sensus Ekonomi 2016 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik. Tidak sampai tiga persen sisanya, merupakan Usaha Menengah Besar (UMB).

Keseluruhan jumlah usaha di Kalimantan Utara berdasarkan SE2016 tercatat sebesar 54.493 usaha/perusahaan. Angka ini mengalami peningkatan jumlah usaha/perusahaan sebesar 5,06 persen per tahun selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Total jumlah UMK pada tahun 2016 ialah 53.145 usaha/perusahaan, mengalami peningkatan jumlah UMK rata-rata sebesar 4,96 persen per tahunnya. Sementara UMB dari hasil SE2016 berjumlah 1.348 usaha/perusahaan. Inilah potret wajah sesungguhnya, dari perekonomian Kalimantan Utara.

UMK Sebagai Kekuatan Utama

Dalam konteks wilayah Kalimantan Utara, UMK menjadi kekuatan utama dan penggerak perekonomian. Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan lokal. Sesuai dengan visi dan misi RPJMD Kalimantan Utara 2016-2021, pengembangan UMK bertujuan untuk menciptakan kemandirian Kalimantan Utara dari ketergantungan ekonomi wilayah lain. Selain itu, pengembangan UMK juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya sentra Usaha Mikro Kecil di Kalimantan Utara yang berbasis produk unggulan lokal seperti agro industri dan kelautan, sehingga tercipta keberlanjutan pembangunan di wilayah tersebut.

Hampir separuh (47,27 persen) dari total usaha di Provinsi Kalimantan Utara menjalankan aktivitas ekonomi pada  kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Kategori G). Posisi kedua yakni sebesar 17 persen dari total usaha ialah Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (Kategori I). Posisi ketiga ialah Industri Pengolahan (Kategori C) yakni sebesar 7,82 persen. Peranan UMK pada ketiga  kategori ini sangat signifikan. Proporsi UMK pada Kategori G sebesar 98,68 persen, Kategori I sebesar 99,76 persen, sementara pada Kategori C sebesar 98,97 persen.

Dari aspek ketenagakerjaan, UMK juga cukup berperan dalam penyerapan tenaga kerja. UMK menyerap 74,77 persen tenaga kerja atau sekitar 111.920 orang dari 149.676 orang tenaga kerja.

Pada kategori-kategori yang dominan dalam penyerapan tenaga kerja, UMK sangat berperan dalam penyediaan lapangan kerja bagi tenaga produktif di Kalimantan Utara. UMK pada Kategori G mampu menyerap tenaga kerja hingga 91,66 persen atau sebanyak 41.504 tenaga kerja dari total tenaga kerja (45.280 orang). UMK pada kategori I juga sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 15.917 orang, atau 96,47 persen tenaga kerja pada Kategori I merupakan pekerja pada usaha yang berskala mikro kecil.

Jika dilihat sebaran usaha secara spasial, terlihat bahwa proporsi UMK di setiap wilayah Kabupaten dan Kota di Kalimantan Utara lebih besar dibandingkan dengan UMB. Masing-masing berada pada angka di atas 90 persen. Jumlah usaha tertinggi berada di Kota Tarakan yakni sebanyak 20.549 unit usaha atau 37,71 persen dari total usaha di Kalimantan Utara. Dari jumlah ini, sebesar 96,86 persen merupakan usaha dengan skala Usaha Mikro dan Kecil. 

Jumlah usaha terbesar kedua berada di Kabupaten Nunukan dengan jumlah unit usaha sebesar 14.314 usaha/perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebesar 97,78 persen merupakan UMK. Jumlah usaha terbesar ketiga berada di Kabupaten Bulungan yakni sebesar 11.031 usaha/perusahaan. Sebanyak 98,02 persen diantaranya adalah UMK.

POTENSI EKONOMI

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada ketersediaan sumber daya alam tidak terbarukan seperti halnya batu bara dan minyak bumi sangat riskan terhadap ketidakstabilan ekonomi, dan menyisakan masalah kerusakan lingkungan pada efek jangka panjang. Maka, adalah penting untuk segera menemukan exit strategy agar pertumbuhan ekonomi tidak terlalu bertumpu pada sektor sumber daya alam terutama Kategori Pertambangan dan Penggalian.

Tiga usaha terbanyak di Kalimantan Utara yakni Kategori Perdagangan, Kategori Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, serta Kategori Industri Pengolahan dari sisi nilai tambah, memberikan sumbangan lebih dari 21 persen terhadap total PDRB pada tahun 2016. Jika disandingkan dengan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Utara yakni Kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 28,37 persen, dan sektor Pertanian yakni sebesar 17,63 persen, optimisme untuk mengangkat potensi ekonomi berbasis non sumber daya alam ini masih sangat menjanjikan. Ditambah lagi, peranan UMK yang sangat potensial di ketiga kategori tersebut.

Lebih lanjut, diperlukan identifikasi potensi ekonomi yang bersifat kewilayahan untuk mengetahui potensi suatu sektor ekonomi di masing-masing Kabupaten/Kota dibandingkan dengan potensi suatu sektor tersebut di Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini perlu, untuk menentukan arah kebijakan yang tepat sasaran.

Hasil analisis tersebut dapat menunjukkan sektor-sektor ekonomi apa saja yang memiliki perkembangan dan kondisi lebih baik bila dibandingkan dengan sektor ekonomi yang sama di Kalimantan Utara. Hal ini berarti analisis ekonomi yang bersifat kewilayahan dapat mengungkapkan sektor ekonomi apa saja yang memiliki keunggulan komparatif. Dengan demikian, sektor ekonomi potensial tersebut dapat lebih dikembangkan secara intensif sehingga dapat membantu mendongkrak perekonomian daerah.

Penentuan potensi ekonomi yang potensial setidaknya dapat menggunakan 4 alat analisis, yakni Analisis Location Quotient (LQ); Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP); Analisis Shift Share; dan Analisis Tipologi Klassen. Hasil dari 4 alat analisis tersebut kemudian akan disandingkan (overlay) sehingga dapat menunjukkan lapangan usaha apa yang potensial di suatu wilayah.  

Berdasarkan hasil analisis, didapatkan peta potensi ekonomi Kalimantan Utara, yang menunjukkan bahwa Kota Tarakan memiliki 9 kategori unggulan yang komparatif dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Utara. Sebagai wilayah penyumbang PDRB terbesar di Kaltara dan tipikal wilayah perkotaan yang dimilikinya, Kota Tarakan unggul di sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa Perusahaan, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Jasa Lainnya.

Sementara itu, Kabupaten Bulungan memiliki 2 kategori unggulan yang komparatif dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Utara, yakni sektor Real Estate dan Administrasi Pemerintahan. Kabupaten Malinau dengan satu kategori unggulan yakni sektor Pengadaan Air.

Kabupaten Tana Tidung dengan ciri khasnya sebagai daerah baru berkembang, memiliki potensi sektor basis (terkonsentrasi di daerah tetapi tidak komparatif dibandingkan daerah lain di Kaltara) yakni sektor Perdagangan dan Administrasi Pemerintahan. Sementara Kabupaten Nunukan memiliki empat sektor potensial yang bertumbuh cepat yakni sektor Pengadaan Listrik, Perdagangan, Jasa Perusahaan dan Administrasi Pemerintahan.

Dengan mengetahui besarnya peranan UMK serta pemetaan potensi ekonomi wilayah, pemerintah, para pelaku usaha dan stakeholder terkait dapat menggunakan basis data ini sebagai pertimbangan memajukan perekonomian terutama pada sektor-sektor potensial di Kalimantan Utara.*






You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar