Review

-139- Agar Sehafal Alfatihah

Monday, January 27, 2014


Judul Buku         : Agar Sehafal Alfatihah
Penulis              : Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc, MH, Al-Hafidz
Jumlah Hal        : 165
Terbit                : Cetakan I, Januari 2014
Penerbit            : CV Hilal Media Grup
ISBN                 : 978-602-14417-7-0
Harga                : Rp 35.000

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mendapatkan buku ini. Fresh from the open! buku ini baru terbit Januari ini,:). Setelah saya mendapatkan rapot merah terkait produktivitas membaca buku di tahun 2013 lalu, di tahun ini, saya berniat mendongkraknya kembali dengan mengikuti even Indiva Readers Challenge (IRC) 2014. 

Saya cukup antusias ketika mendapatkan informasi tentang terbitnya buku ini. Pertama, karena temanya, kedua, karena saya tahu siapa penulisnya (bukan secara pribadi), saya pernah mengikuti pelatihan Al-Quran selama 3 hari penuh bersama beliau, isi di dalam buku ini sebagian besar juga pernah disampaikan di dalam pelatihan tersebut, sayangnya, catatan berikut fotokopi materi pelatihan saya entah berada dimana, maka dengan hadirnya buku ini, tentu saja itu menjadi pengobat rindu akan materi-materi terbaik yang pernah saya dapatkan. 

Ustadz Arham sendiri, di awal buku ini menjelaskan sepintas mengenai dirinya. Dengan istilah, supaya tidak ada yang masih mempunyai prinsip terangiyah, seperti mengatakan, "Terang saja bisa, dia kan nyantri!". Nampaknya penulis ingin mengubah anggapan sebagian besar masyarakat bahwasanya menghafal Al-Quran itu hanya bisa dilakukan oleh sebagian orang saja, hanya untuk mereka yang fokus di pesantren saja. Sementara penulis sendiri tidak pernah nyantri, bukan dari keluarga penghafal Al-Quran, ibunya adalah ibu rumah tangga biasa, ayahnya (alm) adalah seorang guru geografi di SMP Negeri, sementara saudara-saudaranya (10 orang) di bidang umum semua. Jadi, apa aktivitas penulis? "aktivitas saya normal seperti orang pada umumnya. Sekolah seperti biasa di sekolah umum, lalu kuliah sambil cari nafkah sendiri", begitu tulisnya.

"Standar dalam periwayatan Al-Quran adalah hafalan di hati dan dada, bukan atas mushaf dan kitab. Dan ini adalah keistimewaan yang paling mulia dari Allah SWT untuk umat ini. Hal ini berbeda dengan Ahlul kitab, yang tidak menjaganya kecuali dalam wujud buku, dan tidak membaca semuanya kecuali dengan melihat (kitab), tidak secara hafalan." Perkataan dari Imam Al-Jazri

Itulah kemudian kelebihan yang benar-benar Allah turunkan kepada manusia. Menghafal Al-Quran bukanlah monopoli siapapun. Tidak pandang latar belakang pendidikan, suku, profesi, dan lainnya. Selama kita muslim, kita semua berhak menghafal Al-Quran, baik sebagian maupun keseluruhan. Kemudahan Al-Quran untuk dibaca, dihafal dan dipelajari juga sesuai dengan tafsiran dari Firman Allah yang berbunyi: 

"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran. Maka adalah orang yang mengambil pelajaran?" (Al-Qamar: 17/22/32/40). 
"Sungguh, kami telah mudahkan lafadz Al-Quran untuk dibaca dan dihafal, dan kami (mudahkan) makna-maknanya untuk dipahami dan ditadabburi." (Tafsir Al-Muyassar).

Buku dengan 165 halaman ini, tidak terlalu tebal untuk ukuran sebuah buku bacaan, saya membacanya kurang dari satu jam dalam sekali duduk. Bahasan yang digunakan penulis cukup ringan meski di dalam buku ini tentu saja, banyak dimunculkan dalil berupa ayat Al-Quran maupun Al-Hadits. Dengan kelihaian penulis, yang mungkin mengetahui tentang karakter pembaca yang mudah bosan dan kurang tertarik (umumnya dengan tema-tema seperti ini), bab-bab di buku ini disusun dengan  ringkas, padat, dan tidak bertele-tele. Ini membuat saya semakin bersemangat membaca halaman demi halamannya. 


Pada Bab awal, penulis menjelaskan tentang niat dan keutamaan menghafal Al-Quran. Ada satu bagian yang kemudian saya cetak tebal disini. Yakni saat penulis menuliskan kembali apa yang telah disampaikan oleh seorang Syaikh Syadzi Abu Mu'min, seorang pengajar Qur'an dari Palestina yang setiap tahun meluluskan sepuluh ribu penghafal Al-Qur'an di Gaza. Dalam penyampaian di Jakarta Timur pada tanggal 18 Februari 2012, penulis diamanahi sebagai penerjemah. 

"Masalah menghafal Al-Quran bukanlah masalah ijtihad, dan bukan pula masalah bisa atau tidak bisa. Karena manusia telah Allah ciptakan memiliki berbagai kemampuan dalam banyak hal. Masalah menghafal Al-Qur'an adalah masalah pemahaman. Apakah kita memahami nilai Al-Qur'an? Apakah kita memahami kebaikan Al-Qur'an? Apakah kita memahami kemuliaan Al-Qur'an? inilah pertanyaan-pertanyaannya. Jika kita memahami urgensi, keagungan, nilai. kebaikan, kemuliaan Al-Qur'an, maka setelah itu masalahnya akan menjadi sangat mudah. 
Maka,  pemahaman terhadap kemuliaan dan keagungan Al-Quran pada tingkatan pertama, inilah modal anda untuk menempuh jalan menghafal. Jadi, modal pertama yang menunjukkan jalan menghafal Al-Qur'an kepadamu adalah sebesar apa anda memahami keagungan dan kemuliaan Al-Qur'an."

Bahkan sang Syaikh juga mengatakan:  "Jika ada sesuatu yang mengalahkan Al-Quran di hatimu; ada sesuatu yang lebih engkau cintai daripada Al-Qur'an, maka tidak ada gunanya engkau capek-capek menghafal."

Inilah yang juga tengah berkecamuk di fikiran saya. Betapa sulitnya mengajak orang untuk bersama-bersama mendekatkan diri kepada Al-Quran. Lebih-lebih lagi, mengajak mereka untuk bersama-bersama berusaha menghafalkan Al-Quran. Seringkali saya mendapati mereka penuh dengan keraguan, atau kalaupun tidak ragu, selalu saja Al-Quran belum dijadikan sebagai prioritas utama. Saat waktu yang telah disepakati tiba, hampir selalu ada alasan untuk menundanya, entah karena kesibukan atau alasan-alasan lain yang sebenarnya bisa ditolak. Beruntung, di buku ini, bahasan-bahasan semacam ini diurai khusus di bab-bab tertentu, seperti pada sub-bab, 'Melawan Kemalasan' atau pada bab 'Bertarung dengan Semua Godaan'

Misalnya, ketika penulis menjelaskan tentang aktivitas menghafal Al-Quran, 
"Mujahadah saja tidak cukup, kalau tidak dibarengi dengan sabar dan istiqomah. Boleh jadi seseorang sangat semangat dan sungguh-sungguh saat memulai menghafal Al-Quran, tapi ditengah jalan tiba-tiba berhenti, akhirnya tidak dilanjutkan hafalannya. Kemudian untuk memulainya berat lagi. Seseorang adakalanya, setelah mengikuti pelatihan penghafal Al-Qur'an, membaca buku kiat menghafal atau terinspirasi oleh seseorang yang sukses menghafal Al-Qur'an, semangatnya berapi-api untuk menghafal. Namun tidak lama kemudian sebelum dia memulai menghafal, semangatnya sudah padam, akhirnya tidak jadi menghafal. Semangat lagi, mau mulai lagi, padam lagi, tidak jadi lagi. Kapan mulainya?"

"Atau seseorang sudah semangat mulai menghafal surat tertentu, sudah hampir selesai tiba-tiba berhenti dan tidak diteruskan atau diulang-ulang lagi. Sehingga hafalan yang sudah ada pun hilang. Berikutnya ketika muncul semangat lagi, dia hafalkan lagi surat tersebut, tapi belum selesai mandeg lagi, hilang lagi. Semangat lagi, berhenti lagi, hilang lagi. Bila begini, kapan hafalnya?"

Inti daripada buku ini, -tentu saja sesuai judulnya- memberikan poin-poin penting tentang metode menghafalkan Al-Quran. Kelebihan yang dimiliki dalam penjelasan buku ini yakni seperti tertera di halaman cover depan, yakni ditulis berdasarkan pengalaman dan penelitian penulis selama 10 tahun. Metode tentang bagaimana memulai menghafal, etika dan adab dengan Al-Quran, serta bagaimana proses yang baik untuk tahapan murojaah dijelaskan secara rinci di dalam buku ini. Keseluruhan metode yang dipaparkan in sha Allah mudah untuk dijalani, sekiranya kita -sebagai pembaca- mengikuti ketentuan dan tata cata sedari bab awal hingga akhir.

Sesuai dengan tujuan daripada buku ini, in sha Allah dengan mengikuti apa yang telah dituliskan di dalam buku ini, kita akan mendapatkan kemudahan-kemudahan, sekaligus metode terbaik untuk menjaga hafalan sehafal Al-Fatihah.


Sebagai penutup, baiklah, saya menyarankan bagi anda para pencinta Al-Qur'an, para pencari ilmu, untuk segera memiliki buku ini,  dan segera melahap habis isinya,,, :). 


You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



10 komentar

  1. waah pengen.. buku berbobot dan pasti bermanfaat ini ya. insyaAllah mau beli juga ah.. makasih infonya mbak :)

    ReplyDelete
  2. wah, bukunya terjangkau harganya. jadi pengen beli :3

    ReplyDelete
  3. @Santi Dewi: Iya Mbak Santi, bukunya bagus, habis baca langsung bersemangat lagi,,,:)

    ReplyDelete
  4. astagfirullah...
    aku jadi introspeksi diri nih membaca postingan mbak ini.
    bener,
    manusia kadang menunda membaca quran.

    ReplyDelete
  5. @Ina Rakhmawati: Manusia kebanyakan lalai, <--- begitu peringatan yang tertulis di Al-Quran Mbak Ina, :(

    ReplyDelete