Celoteh

-110- Ulat Bulu Kecil Hingga Kupu-kupu

Thursday, April 18, 2013


Bismillahirrohmanirrohim.
Alhamdulillah, rasanya ingin sujud syukur, setelah lama sekali berjibaku dengan banyak pekerjaan kantor -yang tidak berkesudahan-, akhirnya saya bisa kembali menulis di blog ini. Seperti yang sudah-sudah, terlalu lama tidak ngeblog, membuat saya kikuk dan mati ide. Karena itu, iseng saya BW dan akhirnya menemukan sebuah blog yang sepertinya sedang heboh mengadakan GA, kesenengan lah saya ceritanya. Sebenarnya, saya sedang ngantuk berat, tetapi setelah menimbang dan seterusnya, memikirkan dan seterusnya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis saja. Lagipula, menulis itu sudah menjadi bagian dari hidup saya, jadi ya... kalau lama tidak menulis, apalagi saya sudah lama tidak ngeblog, itu rasanya seperti seharian belum makan -bukan karena puasa lho ya-. Seperti ada bagian tubuh saya entah itu tangan, akal, otak atau entahlah bagian yang mana yang sepertinya terlalu lapar untuk menulis. Nah, karena tema GA ini menarik di hati, terutama hadiahnya, saya paling suka dengan hadiah buku-buku. Bersemangatlah saya untuk pada akhirnya membuat artikel, apalagi sang pemilik GA ini bukan orang yang asing buat saya. Rencananya, saya mau sekalian memohon untuk dimenangkan di GA yang sedang diadakannya, sekalian kalau boleh milih hadiah bukunya. Top banget dah!


Nah, saat sedang asyik-asyiknya menulis, dan tinggal menentukan akhir paragraf yang pas, termasuk hormat salam takzim untuk minta hadiahnya, nepotisme banget ya saya, sedetik sebelum akhirnya saya mempublish artikel buatan saya,  entah mengapa saya iseng melihat kembali persyaratan lomba. Dan ternyata..... eng... ing ... eng ..., lomba GA yang hendak saya ikuti ini ternyata sudah basi, sudah lewat masa,  Hehe, rupa-rupanya saya benar-benar mengantuk.


Baiklah, untuk melupakan kedudulan yang telah saya lakukan, saya hendak mengenang masa lalu. Kebetulan tadi tidak sengaja BW ke blog adik Nihlah, dan menemukan salah satu postingan terbarunya, yang asli ini untuk pertama kalinya saya membaca tulisannya sepanjang itu, dan mampu membuat saya kagum. Diam-diam sejak dulu saya selalu mengaguminya. Waktu kecil, dia mampu berimajinasi membuat mini kasur dan sofa, seusai melihat Bapak pada saat membuat kursi sofa, dan saya jadi ikut-ikutan. Lain waktu, si Nihlah ini ternyata mampu berimajinasi dengan baik dan menggambar benda hampir mirip sesuai aslinya. Waktu SD, kalau tidak salah ingat, dia menggambar sendiri baju-bajuan, terus dijual ke teman-teman sekolahnya. Lain waktu lagi, entah apa yang ada di kepalanya, ia menggunting gambar-gambar yang ada di buku tulis, di tempeli lidi, lalu bermain wayang-wayangan di dinding. Dan akhirnya, duo adik saya yang masih kecil-kecil ikut-ikutan menggunting gambar. Saya yang kena getahnya, karena akhirnya buku-buku tulis sekolah saya jadi tidak berbaju, habis digunting untuk main wayang-wayangan. Imajinasinya kadang-kadang juga diluar batas kewajaran, waktu kecil saat menyanyikan lagu ulangtahun, saat sampai di bait "serta mulia", adik malah menggantinya dengan "sertamu...nila..." karena menurutnya lagu ulang tahun itu memuat nama saya. Oh ya, nama panggilan saya 'Lia'.

Foto empat bersaudara, saya yang berkerudung, Milha, Jauhar dan Nihlah
Sejak kecil -yah, kira-kira usia TK- saya sudah terbiasa jauh dari orangtua. Bapak dan Ibu yang waktu itu sedang bertugas ke Kalimantan Timur, menitipkan saya pada Mbah untuk disekolahkan ke Jawa. Maklum, tempat tugas Bapak cukup pelosok, jadi agar saya -sebagai anak pertamanya- dapat menjadi anak pandai dan berbakti demi nusa dan bangsa (lebay :)-, saya pun disekolahkan ke Jawa, sampai lulus SD. 
Nah, foto waktu saya masih ulat bulu kecil (hihi), itu diambil kalau tidak salah ingat, waktu saya liburan sekolah dan pulang ke Kalimantan, lalu bertemu adik-adik saya yang juga mirip ulat-ulat (haha, masih kecil-kecil maksudnya). Kalau adik saya yang dua lagi, Milha dan Jauhar, terus terang saya tidak terlalu mengikuti perkembangan mereka saat kecil, maklum saya sedang jauh di perantauan.

Dan sekarang, tak terasa kami berempat telah menjadi kupu-kupu, maksudnya menjadi dewasa. 

Jadi begitu saja ceritanya?

Iya, saya hanya hendak mengatakan judul di atas adalah judul yang hendak saya publish untuk lomba tadi. Hihi... berhubung saya terlanjur malu *tutup muka, saya jadi mengobrak-abrik seluruh isi tulisan ini. Dan, beginilah jadinya.. yang penting saya kenyang dulu.


Ya sudahlah, tetap tersenyum,,, 

jangan lupa gosok gigi,,,, *lho...




You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



4 komentar

  1. saya juga pernah ngalamin mba, udah semangat nulis, eh taunya GA nya udah kelewat.
    hihiih
    :)
    mba nihlah, mirip temen saya loh, suka jual baju-bajuan pas kecil

    ReplyDelete
  2. @Millati Indah unyu itu identik dengan cantik ya? :) #hemm... senyum-senyum sendiri...

    ReplyDelete
  3. @Aisyah Al farisi iyah...saya baru ini ngalamin... saking semangatnya gak lihat tanggal

    ReplyDelete