Statistisi

-101- Katak Dalam Tempurung, Around The City

Sunday, February 10, 2013


Rumah Bayang-bayang, Sungai Sesayap



*** Sungai Terpanjang
Sungai Sesayap yang membelah Tideng Pale sebagai ibukota Kabupaten Tana Tidung, termasuk juga dalam kelompok sungai terpanjang dan terbesar di Kalimantan Timur yang melintasi dua wilayah (kabupaten Malinau dan Tana Tidung).

Bismillahirrohmanirrohim. 
What a wonderful day!. Cuaca cerah, matahari naik sepenggalah. After break off writing, I decided to take my pocket camera and walked around the city. Menunggu pekerjaan selesai, kemudian menulis, seperti menunggu waktu yang tepat untuk menggenggam angin. Tak sampai-sampai, dan hanya ada dalam panjangnya angan-angan. Pekerjaan selalu ada dan bertambah tiap waktu, ketika anda ingin mengerjakan ‘ini’ jika ‘itu’ selesai, itu hanya akan menambah daftar panjangnya penguluran waktu. Believe me, if you want to receive great thing, you don’t need to wait too much in your spare time to begin it.

Waktu senggang atau waktu kosong hanya akan membuat anda mengulur-ngulur kesempatan dan bersantai dalam penundaan. Percayalah, jika kita memang membutuhkan kesibukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan dan mimpi. Tentu, kita pun sama-sama tahu, bahwa para penulis buku-buku best seller itu, bukanlah orang-orang yang memiliki banyak waktu bersantai. Mereka sibuk. Para CEO di perusahaan-perusahaan terkemuka yang memiliki milyaran pundi-pundi, juga bukanlah orang-orang yang memiliki banyak waktu bersenang-senang, bahkan hanya untuk sekedar menikmati secangkir kopi di atas balkon rumah. Mereka terburu-buru, mereka sibuk. Para ilmuwan dan alim ulama’, yang seringkali kita jadikan objek ‘iri’ karena ketinggian ilmu dan keunggulan pekertinya, mereka juga sama. Mereka sibuk. They are busy, we are busy too.


Lelaki Tua dan Perahu
Seorang bapak yang dari kejauhan terlihat duduk-duduk santai, ternyata juga sibuk. Ia sedang menyelesaikan pembuatan perahunya.

           Sebagai seorang birokrat, saya juga sibuk. Lebih dari tiga tahun berjibaku dengan pekerjaan sesuai kepeminatan saat kuliah ‘Statistika Kependudukan’ di Seksi Sosial, kini diharuskan belajar memutar kemudi untuk tahu lebih banyak tentang ‘Statistika Ekonomi’ di amanah yang baru, Seksi Nerwilis (Neraca Wilayah dan Analisis Statistik). Seperti saat bertemu dengan kenalan baru, rasanya masih begitu asing dan kikuk. Terlebih, di perjumpaan awal ini, saya sudah harus mengaduk-ngaduk Lembar Kerja PDRB (Produk Domestik Regional Bruto: nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah) Kabupaten Tana Tidung yang cukup mendebarkan (kata kiasan untuk mengganti kata ‘memusingkan’). Mendebarkan karena saya masih belum terlalu paham, mendebarkan karena saya harus beberapa kali mengulang, dan mendebarkan karena pekerjaan yang mulanya masih dikerjakan Kabupaten Induk (Kab. Bulungan, red), kini talak tiga, bercerai, hingga banyak file-file yang terbengkalai, atau tak dapat saya temukan. Tetapi, tingkat ‘mendebarkan’ itu kemudian harus dapat saya redam, sedemikian rupa, agar menanjak menjadi persahabatan yang lebih ‘hangat’ dan ‘manis’.

Pallid Moon In Daylight 'Bulan Kesiangan' Imbayud Taka
Berbicara tentang ekonomi, mengingatkan saya pada Pasar. Jika anda menginginkan bisa datang ke pasar, lalu menghitung jumlah penjual yang ada di pasar, berikut jumlah lapak, toko, warung dan penjual gerobak, hanya dengan menggunakan jari, datanglah kesini, Pasar Induk Imbayud Taka. Saya tidak sedang bercanda!, sebenarnya saya juga penasaran ingin menghitungnya, berhubung cuaca di Tidung Pale akhir-akhir ini terik dan menyengat, jika mengunjungi pasar, saya hanya berburu seperlunya, lalu pulang. Disini, saya pernah bertemu seorang penjual sayur yang berkisah,

“Waduh Mbak, dulu itu (mungkin kira-kira 5 atau 6 tahun lalu), saya jualan Lombok sedikit aja gak habis-habis sampai dua minggu”

“Lho, kok bisa Bu?”

“Lha tempatnya sepi begini Mbak, gak ada orang… gak ada yang beli”

Sambil melirik dagangan lapak Sang Ibu yang bertambah banyak, dan mengingat pasar dengan para penjual ‘lawas’ ini masih dapat bertahan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini sejatinya memang perlahan terus tumbuh seiring banyaknya pendatang dan bertambah baiknya infrastruktur yang ada. Di tahun 2010, saat saya mengunjungi kota ini, jalan-jalan belum di aspal, listrik belum sepenuhnya tersalurkan, jika adapun, hanya hidup setengah hari. Sekarang, wajah kota semakin cantik, listrik 24 jam, jalan-jalan juga sebagian besar mulus bebas hambatan. Banyaknya pembangunan proyek infrastruktur seperti pembangunan jembatan, pembangunan dermaga, pembangunan pasar, hotel dan pembuatan jalan terbukti efektif membangun perekonomian di Kabupaten ini semakin bergairah.  Hal ini juga dibuktikan secara angka, dari sembilan lapangan usaha sektor ekonomi yang tercakup dalam PDRB, pada tahun 2011 tercatat pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 10,89 persen diikuti sektor bangunan 10,77 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 9,38 persen. 

Jalan Bebas Merayap!
***Tahukah Anda?
[Kabupaten Tana Tidung luasnya lebih besar dari Provinsi DI Yogyakarta padahal dari 10 kabupaten yang ada di Kalimantan Timur (kini Kabupaten ini berada dalam wilayah Kalimantan Utara), Tana Tidung merupakan kabupaten dengan luas wilayah yang paling kecil]

Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten mengalami pertumbuhan positif meskipun terjadi flukstuasi di setiap tahunnya. Pada periode tahun 2009, angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh BPS Kab. Tana Tidung yakni sebesar 4,35 persen, mengalami peningkatan sebesar 5,77 persen pada tahun 2010 dan di tahun 2011 perekonomian Kabupaten Tana Tidung kokoh dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91 persen dengan perolehan nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi sebesar 379,56 milyar rupiah. Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian khususnya yang ditopang oleh subsektor pertambangan batubara merupakan salah satu sektor strategis dalam perekonomian Kab. Tana Tidung. Nilai tambah sektor ini pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang tinggi dibanding sektor lainnya, yakni dari 117,31 milyar rupiah di tahun 2010 menjadi 130,26 milyar rupiah di tahun 2011. Sektor strategis lainnya, yakni sektor pertanian mengalami peningkatan nilai tambah sebesar 9,58 milyar rupiah menjadi 135,03 milyar rupiah di tahun 2011.

Bangunan Berselimut Awan
Di sektor bangunan, tata letak kantor pemerintahan yang merupakan cikal bakal bertambahnya keramaian kota belum kunjung ditetapkan. Hal ini terkait dengan lahan wilayah Kabupaten dimana sekitar 85 persen wilayahnya masuk dalam kawasan hutan sebagai Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) dibawah salah satu BUMN milik pemerintah. Tentu saja, hal ini turut berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di masa akan datang, dan di kurun waktu dekat ini berpengaruh pada instansi vertikal seperti BPS yang belum kunjung memiliki bangunan, menunggu kepastian tata letak perkantoran pemerintah daerah setempat.

Tetapi hal demikian ternyata tidak terlalu berpengaruh pada kinerja insan BPS. Saya harus mengacungkan 10 jempol (jikalau semua jemari saya jempol), dengan kawan-kawan yang sejak BPS Kabupaten Tana Tidung resmi berdiri di tahun 2011 hanya berjumlah lima orang, terdiri dari 1 Kepala Kantor, 2 Pejabat Struktural (seharusnya berjumlah enam), 2 Koordinator Statistik Kecamatan/KSK (seharusnya berjumlah tiga). Mungkin saya juga butuh 10 jempol lagi untuk Eka Mulyani (KSK Kec. Sesayap) dan Hari Afdani (KSK Kec. Sesayap Hilir) sebagai pendahulu yang telah bekerja sejak tahun 2010, dan terbukti mampu menyelesaikan semua pekerjaan dengan sangat baik dan tepat waktu. Beberapa kali saya juga dibuat kagum dengan beberapa publikasi yang menurut saya dibuat dengan jauh lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten dengan personel yang lebih banyak. 




The Castel Of Hero

Bertambahnya kami di ‘Istana Para Pejuang’ ini menjadikan jumlah personel insan statistik kini berjumlah 7 orang. Di awal tahun 2013 ini, kami juga disibukkan dengan pemekaran wilayah Kecamatan yang kini berjumlah lima. Sebabnya, setiap penambahan desa ataupun kecamatan harus segera dilaporkan dan di update di Monitoring File Desa (MFD). Jumlah desa kini menjadi 29 desa, bertambah 6 desa. Tidak ada yang mengganjal, kecuali jika memikirkan berapa jumlah penduduk di tiap-tiap desa, mengingat jumlah penduduk yang masih dibawah kisaran 20.000 jiwa.

Jumlah penduduk kabupaten Tana Tidung pada tahun 2010 tercatat 15.202 jiwa sedangkan sepuluh tahun yang lalu hanya 6.592 jiwa. Dengan demikian terjadi peningkatan penduduk rata-rata 8,71 persen per tahun selama periode 2000-2010. Angka pertumbuhan ini merupakan tertinggi di Kalimantan Timur.  Sedang pada tahun 2011 ini jumlah penduduk menjadi 16.356 jiwa, dengan demikian meningkat sebesar 7,59 persen dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2010. Di tahun 2012, jumlah kecamatan yang semula tiga, bertambah menjadi lima kecamatan menjadi:
1.      Kecamatan Sesayap
2.      Kecamatan Sesayap Hilir
3.      Kecamatan Tana Lia
4.      Kecamatan Muruk Rian
5.      Kecamatan Betayau

###

Sebenarnya saya masih ingin melanjutkan perjalanan, dan masih ingin memotret. Sayang, lama tidak digunakan, saya jadi tidak sadar memory card saya penuh. :)

Katak Dalam Tempurung, begitu sebutan ‘gurauan’ seorang sahabat jauh untuk menyebutkan kondisi saya di tempat baru ini. Kalau kata saya, biar katak, di dalam tempurung lagi, tetapi saya yakin bisa melompat lebih tinggi.
Selain itu, dua hari ini saya menjadi bersemangat menulis dan memotret lagi, setelah membaca isi blog Mbak Octa dan Millati yang penuh dengan semangat menulis dengan bahasa inggris. Saya harus mengucapkan terimakasih pada mereka, dan adik saya, Nihlah. Jadilah, tulisan ini gado-gado bahasa, lain waktu sepertinya saya juga harus belajar meningkatkan kemampuan bahasa saya dengan baik. 



 
Tideng Pale Kota Berjuang!
10 Februari 2012
 

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



2 komentar