Kuliner

-84- Meramu Obat Sirup Jahe&Kunyit

Monday, November 05, 2012



Beberapa waktu lalu, seorang mahasiswi kedokteran tingkat akhir mendatangi saya untuk mengkonsultasikan bab analisis pada skripsinya. Kesempatan itu jelas tidak saya sia-siakan. Saya bertanya banyak hal tentang obat-obatan, sebab selama ini banyak teman-teman saya yang bekerja di bidang kesehatan meminimalisir penggunaan obat-obatan kimiawi dan antibiotik.


“Obat-obatan kimia itu racun mbak”, jelasnya pada saya.


“Karena itu, hampir selalu ada efek sampingnya bagi kesehatan, terutama buat ginjal. Jadi, kalau gak benar-benar sakit, saya sarankan mbak jangan asal minum obat”


Ia juga menjelaskan banyak pada saya tentang bahaya membeli obat-obatan di pasaran. Untuk segala penyakit ringan, termasuk juga dismenore (nyeri pada saat haid), sebaiknya istirahat dan banyak minum air hangat saja. Banyak yang ia informasikan pada saya, tapi intinya, jangan terlalu candu pada 'obat-obatan kimia'. Berbahaya! bahkan dalam beberapa kasus malah akan memperburuk kondisi penderita.



            Saya sendiri sudah cukup lama tahu tentang ini, karena itu saya mulai beralih ke obat-obatan herbal. Tapi menurut Ibu Mertua saya, kalau memang ingin herbal caranya bukan dengan membeli obat-obatan herbal dalam bentuk instan itu, sebab bagaimanapun, kita tidak pernah tahu validitas keamanan dan cara pembuatannya. Menurut Ibu, akan jauh lebih baik jika kita mampu meraciknya sendiri.
             Jadi, ceritanya, saya ingin berbagi resep dari Ibu saya. Ramuan ini mudah saja, bahannya hanya terbuat dari:
  • Jahe (bisa jahe putih/ jahe merah. Paling baik jika menggunakan Jahe Merah)
  • Kunyit
  • 1/2 kg Gula Jawa/Gula Kelapa/Gula Aren (paling baik jika menggunakan gula aren)
Waktu membagi resep ini pada saya, Ibu saya hanya mengatakan jika jahe berfungsi sebagai pereda demam, batuk, flu dan meredakan tenggorokan. Kunyit sebagai antibiotik alami, sedang gula merah selain berfungsi untuk meredakan pahitnya kunyit juga berfungsi sebagai penambah tenaga.
Saya kemudian mencari referensi lain sebagai tambahan informasi tentang manfaat jahe dan kunyit.
  1. Jahe. Tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengurangi mual dan muntah. Segelas jahe rebus hangat sangat baik diminum bagi ibu hamil muda untuk mengurangi mual di pagi hari. Zat yang terkandung di dalam jahe dapat mengeluarkan keringat, udara, menstimulasi peredaran darah, antibiotik sekaligus sebagai antibiotik. Zat di dalam jahe diantaranya adalah magnesium, kalsium, fosfor, mineral dan kalium. Kesemua zat tersebut membuat jahe sangat efektif meredakan demam, mengurangi tekanan darah tinggi, mengatasi berbagai gangguan pencernaan, infeksi usus, keracunan makanan, sakit tenggorokan, flu, kejang otot, keropos tulang, kerusakan jantung, kerusakan ginjal, pengatur tekanan darah serta mengatur detak jantung. (Sumber: D.Gray, Jerry. 2011. Rasulullah Is My Doctor. Jakarta: Sinergi Publishing)
  2.  Kunyit. Khasiat kunyit sebelumnya yang saya tahu hanyalah sebagai pereda nyeri saat haid dan sebagai jamu untuk kecantikan. Ternyata, air perasan kunyit juga memiliki manfaat sebagai pereda demam. Selain itu, saya juga benar-benar baru mengetahui jika kunyit adalah antibiotik alami yang dapat mencegah infeksi bakteri. Kunyit juga memiliki zat antioksidan yang kuat sehingga baik untuk kesehatan jantung, tulang dan pencernaan. Kunyit juga dapat digunakan sebagai antiseptik alami saat luka dan berkhasiat meredakan hidung yang tersumbat, mencegah kanker, dan penyakit pikun (alzhemeir). (dari berbagai sumber).
  3. Gula jawa. Gula jawa baik itu yang terbuat dari kelapa maupun dari aren sangat baik digunakan dibanding gula putih/gula tebu. Gula jawa memiliki khasiat meringankan batuk dan  demam, sekaligus sebagai penambah tenaga.
Setelah mengetahui berbagai khasiat dari bahan ramuan obat sirup kali ini, sekarang adalah tahapan cara meramu obat sirup ini:
  • Saya cukup kesulitan menyebutkan satuan untuk takaran seberapa banyak jahe dan kunyit. Mau menggunakan ruas jari, centi atau ibu jari. Jadi saya tampilkan saja gambarnya. Semoga cukup membantu. Siapkan jahe dan kunyit dengan perbandingan 1:1. Untuk memudahkan saya  menyiapkan lima bonggol jahe (mudah-mudahan satuan bonggol lebih tepat untuk disebut, ^_^)

  • Kupas jahe dan kunyit. Cuci bersih, kemudian dihaluskan. Bisa dengan cara diparut atau diblender.
  • Siapkan gula merah sebanyak 1/2 kg, iris kasar. Gunanya agar mudah mencair saat di rebus nanti.
  • Rebus semua bahan tadi dengan air sebanyak 1 liter. Biasanya ukuran 1 liter ini ada di blender, atau kalau agak sulit mengukur, airnya kira-kira 1 gayung.

  • Aduk terus sampai air rebusan tinggal setengahnya. Setelah itu angkat dan dinginkan.
  • Saring air rebusan ke dalam wadah yang bersih. Sisihkan air dan ampasnya.

Foto terakhir di atas adalah hasil jadi ramuan jahe dan kunyit tadi beserta ampasnya yang sudah dipisahkan. Saya menamakannya sirup sebab rasanya yang manis seperti sirup, agak sedikit terasa pedas dari jahe, dan sama sekali tidak pahit. Air rebusan dan ampas di simpan rapat di dalam kulkas agar tahan lama. Kalau air rebusan habis, tinggal menambahkan air panas di ampasnya, kemudian menyaringnya lagi.

Diminum tiga kali sehari sebanyak satu sendok makan sesudah makan. Tidak perlu meminumnya dengan menambahkan air lagi sebanyak satu gelas seperti membuat wedang,  rasanya malah tidak enak. Saya menyediakan ramuan sirup ini di dalam kulkas agar setiap sakit bisa segera meminumnya. Biasanya saya meminum sirup ini saat demam, efeknya langsung keluar keringat banyak sekali dan tidak lama demam saya turun. Saya juga meminumnya saat batuk, pilek, flu, radang tenggorokan, saat badan saya terasa tidak enak atau hanya sekedar ingin menghangatkan badan. Saya rasa karena rasanya yang enak, sirup ini juga pasti sangat disukai anak-anak, selamat mencoba! :).





You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



6 komentar

  1. kalo susu sapi kemasan gimana? mengandung bahan kimia juga ga?

    --agak OOT--

    ReplyDelete
  2. @Millati Indah sampe berapa lama ya? ntar deh, kalau punyaku dah habis, punyaku juga belum habis-habis. Kayaknya selama di kulkas, aman-aman aja. Soale di kulkas Ibu mertuaku, entu ramuan selalu ada. Gak pernah nanya juga, sampe kapan awetnya.

    ReplyDelete
  3. @ennykus. Kemaren-kemaren aku beneran mau nanya apa arti OOT, kukira itu singkatan dari LEMOT. Berhubung aku malu bertanya, sesat pulalah di jalan, eh gara-gara baca status bang Tere aku jadi tahu OOT (Out Of Topic).


    Aku juga gak tahu, tanyakan saja pada rumput yang bergoyang ...:)

    Kalau kata Jerry D Gray susu yang paling baik dikonsumsi adalah susu segar yang bener-bener baru diperah, susah kan dapetinnya?

    Kalau setahuku, apapun yang berbentuk kemasan, yang membahayakan adalah zat pengawet dan zat penguat rasa yang terkandung di dalamnya.

    ReplyDelete
  4. wakakakakakaka... Nurin mau gabung di grup OOT ga? Sekretaris umumnya Millati lho... :D

    ReplyDelete