Statistisi

-61- Salah Nyacah

Thursday, June 21, 2012

"Anggota keluarganya berapa bu?"
Sebagian isi Kuesioner
"Bapaknya lulusan apa?"
"Anaknya sudah di imunisasi belum?"
"BCG lengkap? Polio berapa kali? DPT?"
"Pertama kali menikah usia berapa ya bu?"
"Seminggu ini bekerja? berapa jam sehari? pendapatan rata-rata dalam satu bulan?"
"Satu hari biasanya masak beras berapa kilo bu? beli beras yang harga berapa?"
"Seminggu terakhir ini ibu ada makan di luar? ke undangan mungkin?"
"Masak sayurnya apa aja ya bu? ada memberi makanan ke tetangga juga gak?"
"Kira-kira rumahnya kalau dikontrakkan, berapa ya harganya dalam satu bulan?"
"Ada belanja barang-barang jadi dalam satu bulan terakhir, dua bulan lalu atau mungkin tiga bulan lalu?"
"Pengeluaran untuk beli pulsa rata-rata  berapa dalam satu bulan?"
"Belanja sabun, pasta gigi, samponya bu?"
"Ada pengeluaran lain, mungkin untuk bayar hutang, transfer uang ke anak atau saudara?"

Melakukan pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas] dengan pertanyaan mendetil mulai dari pernah tidaknya menjadi korban kejahatan, pernah bepergian, keluhan kesehatan, pekerjaan, sampai makanan yang dimakan dan bumbu-bumbu dapur. Berapa ons garam, kemiri, bawang, vetsin, biji pala, asam dan lainnya bukanlah perkara gampang. Pekerjaan ini memakan waktu setidaknya dua jam untuk satu responden rumah tangga, belum lagi kalau anggota rumah tangganya diatas kesebelasan, belum lagi kalau sang responden malah kebanyakan curhat, ngomong kesana-kemari. 
Petugas              : 
 "Bapak pernah mendapatkan raskin?"
Responden        :
"Aduh mbak, disini tuh, berpuluh-puluh tahun tinggal disini belum pernah ada bantuan. Sudah kita ini susah, tambah dibuat susah. Raskin tuh contohnya. Masak tetangga saya yang jelas-jelas mampu, punya motor dapat bantuan. .................... bla.........bla........bla. Pemerintah ini kan harusnya membela rakyat kecil.........bla......bla.........."
Petugas            :
"Oh, iya ... iya ... pak, betul betul. (sambil terus memandangi dokumen modul konsumsi yang masih kosong)"
Dan pagi ini, saya bersama teman-teman harus mendata ulang lagi satu blok (10 rumah tangga) karena salah pencacahan. Ini pelajaran yang sangat berharga buat saya, sebab sejak tahun 2009 saya bekerja di BPS, selalu saja ada kejadian dimana harus mengulang pendataan. Tahun 2009, tahun pertama saya, ada dua blok sensus Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) yang harus diulang, sebab ternyata saya salah dalam perhitungan penarikan sampel. Kala itu, satu blok sensus masih 16 responden. Kesalahan saya saat itu adalah saya kurang teliti saat memperhatikan jadwal perubahan sampel. Akibatnya, sampel yang seharusnya berubah, menjadi tetap dan sebaliknya. Oke, mungkin yang ini masih bisa dimaklumi, sebab saya masih baru, belum banyak pengalaman. Meskipun blok ini saya selesaikan berdua dengan Kak sampai terguling-guling dari motor, penuh perjuanganlah ceritanya.

Tahun 2010, kembali mengulang pendataan, kali ini Susenas. Sebabnya juga saat penarikan sampel dimana R1 < 1 tidak saya bulatkan menjadi 1, sehingga mempengaruhi perhitungan R2 dan seterusnya. Hal ini sebelumnya juga menjadi perdebatan saya dengan teman-teman di kantor, ada yang mengatakan tidak harus dibulatkan, ada yang mengatakan harus dibulatkan. Dan kesimpulan akhirnya, cacah ulang. 

Tahun 2011, saya kira sudah dua kali terperosok, tidak akan terperosok lagi. Ternyata saya salah, sebab kembali terjadi kesalahan saat pemberian tanda sampel pada daftar listing. Akhirnya mendata ulang kembali untuk 1 blok sampel Sakernas di Gunung Sari Kec. Tanjung Selor.

Tahun ini, ternyata ada lagi. Awalnya saya terus berfikir, mengapa saya  bisa salah mengambil updatean listing dari odner Sakernas (kebetulan blok sensus Susenas kali ini sama dengan Sakernas), entah apa yang saya fikirkan saat itu, apa mungkin sedang melamun atau sedang tidak konsentrasi saya langsung saja menaruhnya di atas meja saya. Hari itu memang hari terakhir saya di kantor sebelum berangkat ke Samarinda, mas Idham KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) Tanjung Palas, sebelumnya memang sudah berpesan,
 "update listing dan dokumen taruh saja di atas mejamu ya, nanti ku ambil".
Bisa-bisanya juga, mas Idham tidak membaca dengan teliti judul di atas updatean yang dibawanya pada saat ke lapangan. Mengapa saya tidak memeriksa ulang saat melakukan pemeriksaan sehingga bisa diketahui lebih awal. Tapi ya sudahlah, faktanya salah nyacah ini baru ketahuan saat akan di entry, dan faktanya lagi blok sensus ini masuk dalam blok percepatan yang harus didahulukan. Ya sudah, penyelesaian yang baik dari semua ini adalah berhenti bertanya mengapa dan kenapa, berhenti menyesali kondisi, dan berhenti mencari kesalahan lalu pergi untuk kembali berjuang mendata ulang. 

Tapi, seperti yang saya katakan di awal, mendata Susenas dengan pertanyaan bejibun dan mendetil, bukanlah perkara gampang, 

Saya           :   
"Teman, minta bantuannya ya, kita nyacah bareng-bareng susenas di Tanjung Palas, soalnya blok yang ini harus segera dientry"

KSK 1      :  
"(sambil membenarkan kerah baju) aduh mbak, aku baru aja mau jalan IMK (Survei Industri Mikro dan Kecil), dokumenku masih numpuk".
KSK 2     :
"(pura-pura tidak melihat dan sibuk dengan dokumennya) saya lagi ngedit dokumen susenas punya saya nih mbak. Nih, PIPA (Pendataan Industri Penggilingan Padi) juga masih harus ada yang dibenerin".
KSK 3    : 
 "wah, aku lagi pake rok nih mbak ..."
KSK 4   :
"Hmm... hmmm ... hmmm sekarang ya"

Ditambah lagi, pekerjaan KSK sebagai ujung tombak perstatistikan yang tidak hanya menangani satu survei. Jadi, maklum saja, kejar-mengejar deadline pendataan survei membuat mereka harus menyelesaikannya dengan segera hari ini. Berangkatlah kami berempat saja, saya, Asra (bendahara kantor), mas Idham (KSK Tanjung Palas) dan mas Didik (staf nerwilis). 

Perjalanan kali ini dimulai dengan menaiki ketinting menyeberangi sungai Kayan menuju Kecamatan Tanjung Palas. Blok yang akan kami datangi berada di Kelurahan Tanjung Palas Hilir biasa disebut 'Lebong'. Dua motor dinas yang kami bawa, juga dinaikkan di atas ketinting.  Diatas perahu kecil itu dan dua buah motor  yang dinaiki agak sedikit menegangkan juga, apalagi saat melihat mas Idham beberapa kali tersendat menurunkan dan menaikkan motor dari ketinting.

Pemandangan desa tempat pencacahan kami
Waktu menunjukkan pukul 09.00 saat kami bertolak dari kantor tadi, setelah diberi arahan oleh mas Idham, masing-masing kami berpencar dan mulai menemui responden. Benar saja apa yang saya takutkan, saya mendapatkan responden berjumlah 10 orang anggota rumah tangga, alamat akan lama nih selesainya. Tapi alhamdulillah, dua jam lewat sedikit pendataan saya usai. 

Setelah selesai, saya menjemput Asra yang sedang asyik bercengkrama dengan responden keduanya. Untungnya, akhirnya saya hanya mendapat jatah 1 respoden saja, sebab satu respoden tidak dapat ditemui dan satu lagi telah bergabung menjadi anggota rumah tangga bersama responden yang baru saja saya cacah tadi. 

Pukul 12.15, saya dan Asra menunggu mas Idham dan mas Didik yang sedang menyelesaikan responden kedua mereka sambil meneguk air mineral yang baru saja kami beli. 

"Kalau gak gini, aku gak bakalan kesini, dan tahu kampung ini", ujar saya
"Aku juga mbak, kalau gak ada kesalahan gini, mungkin aku bakalan dikantor terus hari ini dan gak keluar-keluar" ujar Asra menimpali.
"Ternyata ada hikmahnya ya.." kami pun hampir berbarengan mengucapkan ini.

Sambil menunggu, kami pun bertukar informasi tentang responden yang baru saja kami cacah sembari mengedit dokumen. Tidak terasa, Jarum jam sudah hampir mengarah ke angka satu, tapi yang kami tunggu belum juga muncul. Mungkin mereka kena responden isi dua belas orang nih, batin kami dalam hati. 

"Mas, kok lama amat, artnya 12 ya?", segera saja saya langsung berteriak setelah melihat kemunculan mas Idham. 

"Dua aja. Aku diajak curhat sama ibunya... "


Ha..ha...ha... kontan kami langsung tertawa berbarengan sembari mengingat betapa cepatnya pendataan ini usai. Salah nyacah ini memberi angin segar bagi kami semua.

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar