Quran

-39- Nasihat Syekh Syaadi Abu Mukmin

Tuesday, February 21, 2012

 Oleh: Khusnul Khotimah


      Langkah kaki ini terasa berat saat memulai aktivitas pagi ini. Agenda rutin tiap sabtu pagi,,, yah selalu kurindukan. Tapi,,, saat kantuk menyerang akibat bergadang menyelesaikan perbaikan, fisik terasa kurang fit, harus rebutan tempat duduk di bus kota dan tidak jarang berdiri berdesak-desakan di dalam bus. Apa mau dikata, pagi ini akan sangat disayangkan jika harus kembali terlewatkan. Setelah 2 pekan tidak hadir, rindu itu telah menggelayut di sudut hatiku. Bersyukur hari ini boleh telat dikit, pekan ke 7 di setiap semesternya selalu ada tasmi' quran dan agenda itu bertepatan dengan hari ini. 

       Pukul 08.32. Aku telah berada di Utsmani. Kebetulan pengisi tauziah hari ini adalah Syekh Syaadi Abu Mukmin. Beliau berasal dari negara konflik sepanjang masa Palestina yang ternyata melahirkan para penghafal quran. Subhanallah, hari ini beliau menyampaikan banyak hal tentang interaksi dengan al-quran. Uraian yang disampaikan beliau sangat sederhana dan mampu memotivasi hati yang kering. Mungkin inilah keberkahan berada di antara orang-orang berilmu, hati menjadi kering saat sendiri dan terlena dengan urusan dunia. kurang lebih (maklum, menjadi paham yang disampaikan apa yang beliau sampaikan karena penterjemah ada disamping beliau) dalam nasihatnya beliau menyampaikan:

Kitabullah Al Quran adalah perkara penting bagi umat Nabi Muhammad SAW. Karena kitabullah ini yang mengantarkan kita pada sakinah dan rahmat. perkara dalam interaksi aAl Quran terutama menghafal bukan permasalahan sanggup atau tidak sanggup, mau atau tidak mau, tapi penting atau tidak pentingnya menghafal Al Quran. Ketika kita memahami seberapa pentingnya menghafal Al Quran insya Allah kita akan dipermudah dalam menghafalnya. Beliau menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri, apakah saya menghafal karena kewajiban? apakah saya menghafal karena saya butuh? insya Allah, setelah kita mampu menjawab pertanyaan ini kita akan tahu tujuan utama kita menghafal. selanjutnya beliau menyebutkan prinsip-prinsip dalam menghafal Al Quran.
1. Tujuan (Al Ghayah), tujuan dalam menghafal Al Quran inilah yang menjadi penentu utama selama kita berinteraksi dengan Al Quran. neraka itu pertama diperuntukkan oleh penghafal Al Quran. Sebuah hadis beliau ucapkan yang intinya: ketika di hari hisab seorang ahlul quran ditanya, untuk apa engkau menghafal quran? aku menghafal karena Allah Ta'ala. engkau dusta, selama di dunia engkau hanya ingin disebut sebagai qari' dan telah engkau dapatkan, dst. Maka tujuan inilah yang perlu diluruskan dalam meghafal, tanpa tndensi keduniaan, ingin dipuja sebagai penghafal.
2. Niat, semua amal tergantung dari niatnya. Niat ini haruslah ikhlas karena Allah Ta'ala. Selalu meminta pertolongan dari Allah, karena Al Quran berasal dari Allah. Sehingga kemudahan akan Allah berikan, memohonlah dengan sungguh-sungguh agar Allah menjadikan Al Quran berada di dalam hati kita.
3. Ash-Shidq, jujur atau benar. Jika kita meminta kepada Allah, mintalah dengan jujur, dengan benar. dalam hal ini jujur diwujudkan dengan amal dan obsesi (azzam). Jujur ini akan dipahami manakala kita mengetahui urgensi dari menghafal Quran. Untuk mengetahui apakah kita telah jujur dengan permintaan kita, dapat dilihat seberapa besar kita meluangkan waktu bersama Al Quran. minimal, dalam sehari kita memiliki waktu khusus selama 1 jam. pengkhususan waktu ini merupakan janji kita dengan Allah. Jika dalam hal ini kita mampu menundanya atau bahkan membatalkannya kita telah melanggar janji yang telah kit abuat. tetapkanlah waktu (bukan sisa waktu dari seluruh rangkaian aktivitas kita) dan tepatilah. Sekali kita mulai melonggarkan waktu ini tidak menutup kemungkinan kita akam melonggorkan waktu bersama Al Quran. AL Quran merupakan hal yang terpenting dibandingkan hal apapun. dan bersamanya, Al Quran tidak bisa disekutukan dengan yang lainnya. Dan berinteraksi dengannya berati memiliki konsekuensi untuk meninggalkan hal-hal yang bertentangan dengannya.
4. Menjadikan Al Quran sebagai sahabat. caranya:
(a) dengan selalu mengingat dzikir kepada Allah.
(b) terbiasa dengan membuka Al Quran maka akan membantu kita dalam menghafalnya.
(c) memiliki wirid harian minimal 1 juz di luar dari hafalan. wirid ini cukup dengan membaca Al Quran. sehinga jika dalam sehari kita telah membaca Al Quran sebanyak 1 juz, dalam sebulan kita telah menghatamkan Al Quran.
(d) hakikat pertemanan adalah akan merasa kehilangan jika tdak bertemu, merasa rindu dan selalu ingin bersama dan akhirnya memunculkan rasa cinta. Al Quran hanya berinteraksi dengan hati dan akal yang bersih. ketika kesenangan dunia masih menjadi lebih utama dibandingkan dengan Al Quran maka Al Quran juga tidak bertahan dalam hati kita. karena Al Quran tidak menerima sekutu dengan yang lain.
(e) tidak merasa malu berteman dengannya. seperti, mengapa kita harus malu untuk membaca Al quran di bus, di pasar, di tempat umu lainnya, apalagi malu terhadap pandangan orang lain. ketika kita mencintainya maka tunjukkanlah, jangan disembunyikan.
5. Sabar dan Mujahadah (sabar dan bersungguh-sungguh). Syaitan selalu membisikkan hal-hal yang menjadikan kita futur. Selalu menggoda untuk meninggalkan Al Quran dan melenakan diri dengan kesenangan dunia karena godaan ini bukan hanya mengendurkan semata tapi juga tergesa-gesa dalam menghafal. Maka sabar dan bersungguh-sungguhlah hingga muncul sikap optimis bukan pesimis karena tertatih-tatih dalam menghafal atau kesukaran lainnya dalam menghafal. Pada dasarnya jiwa ini selalu mudah diajak kepada kejahatan sehingga kita harus bersungguh-sungguh dalam menghafal. Jika futur itu masih berlanjut maka kembalikan kepada harga awal dari kita menghafal Al Quran.

Banyak fadhilah dari menghafal Al Quran, selama belajar di utsmani mungkin kita terbiasa dengan beberapa hadis:
1. Bacalah Al Quran, sesungguhnya ia pada hari kiamat akan datang menolong pembacanya (HR. Muslim)
2. Orang yang membaca Al Quran dengan mahir akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi taat (HR. Bukhari&Muslim)
3. Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mepelajari Al Quran kecuali turun atas mereka sakinah dan rahmat serta diliputi oleh malaikat serta Allah sebut dihadapan (malaikat) disisi-Nya (HR. Muslim)
dan masih banyak lagi lainnya. pertanyaan selanjutnya, apakah kita menginginkan itu semua???? karena seluruh bagian dari Al Quran itu dalah baik.

Hal lain yang memotivasi lebih baik lagi ketika beliau menyampaikan sebuah hadis kurang lebih, ketka Rasul ditanya tentang keluarga Allah dari golongan manusia. Kemudian Rasul menjawabnya "ahlul quran". subhanallah,,, lantas apalagi yang membuat kita mundur dari menjadi bagian dari keluarga Allah. Sesungguhnya Al Quran itu mudah masalahnya tinggal kita mau belajar atau tidak. Ahlul quran adalah orang yang senantiasa berinterkasi dengan Al Quran dalam segala bentuk baik menghafalnya, membacanya, dan memiliki waktu khusus dengan Al Quran.

Hukuman dari orang-orang yang meninggalkan Al Quran adalah menjadi musuh Allah. Na'udzubillah. Ketika dibacakan ayat-ayat Al Quran maka dengar dan simaklah lantas diamlah. Simak di sini berarti mendengar dengan hati, bukan hanya sekedar mendengar dengan telinga saja. Indikasi dari mengabaikan Al Quran dalah ketika kita tidak membacanya  selama 3 hari berturut-turut.  

Pertemuan singkat yang memberikan pencerahan yang sangat dalam di hati ini. Kira-kira itulah pesan yang disampaikan beliau pada majelis tasmi' quran hari ini. Karena keterbatasan dalam hal bahasa membuat tidak bisa menangkap penuh materi yang beliau sampaikan.

Sambil melihat senyum manis anak manis itu, tanpa beban, anak palestina yang bisa menikmati indonesia. diakhir sesi beliau berkisah, di palestina mampu menghasilkan para penghafal Quran hingga 10.000 orang. Dan mujahid yang selalu siap di garda depan adalah para hafidz tersebut. Sebagaimana seorang sahabat nabi ketika ingin berperang letika menyiapkan tentaranya dalah dengan menge-cek hafalannya. Para penghafal adalah menjadi barisan paling depan, sementara yang lain hanya ada di bagian belakang. Menang atau kalah dalm perang ditentukan dari kualitas hafalan para tentaranya. Subhanallah.tak mampu ku mengucapkan kata ketika beliau menceritakan bagaimana anak-anak palestina begitu merindukan syahid dan merekapun dalam 2 bulan mampu menyelesaikan hafalannya. Perang telah menjadikan mental mereka sekuat baja. Allahu akbar. tik tik tik, perlahan tetesan air mata itu tak mampu lagi ku bendung bahkan saat menulis ulang yang beliau ceritakan. Semoga kita mampu mencetak generasi Qurani. amin

Saat-saat yang akan aku rindukan ketika kelak Allah menakdirkan ku tidak lagi ada di kota ini.

utsmani, 18 Februari 2012

You Might Also Like

Terimakasih telah membaca dan meninggalkan jejak komentar sebagai wujud apresiasi. ^_^ Semoga postingan ini dapat memberi manfaat dan mohon maaf komentar berupa spam atau link hidup akan dihapus. Terima kasih.



0 komentar